Sudah lama saya penasaran dengan bus jadul atau bus tempo doeloe di Kebumen, di era Hindia Belanda. Aku berusaha keras menelusuri jejak bus masa lalu yang ada di Kebumen dengan berselancar di internet. Dan akhirnya, saya pun mendapatkan foto bus yang salah satunya adalah moyangnya PO Sumber Alam, yakni PO Tresno dan dokar di Kebumen yang difoto sekitar tahun 1933 oleh Nelly Rose Marchand, istri dari Oscar Charles Woldringh yang bekerja di pabrik minyak Mexolie sekitar tahun 1933. Setelah diskusi dengan teman², akhirnya kita menyimpulkan lokasi foto tersebut saat ini adalah sekitar ujung jalan stasiun kereta api Kebumen. Kesimpulan ini diambil karena adanya brug atau jembatan di dalam foto tersebut.
Bus jadul di Keboemen tempo doeloe. Photo: Nelly Rose Marchand (1933) |
Oscar Charles Woldringh adalah orang Belanda kelahiran Semarang (15 December 1904). Dia pernah tinggal di Kebumen tahun 1933 sampai 1942 sebagai karyawan pabrik minyak Mexolie. Bersama istrinya, Nelly Rose Marchand yang kelahiran Bienne, Switzerland (10 Agustus 1906) mereka tinggal di sebuah rumah bagi para karyawan Mexolie (sekarang Makodim 0709 Kebumen).
Istri Oscar, yaitu Nelly (wafat 15 Desember 1984 di Vaglio, Switzerland) memiliki kegemaran memotret. Setiap tempat dan aktivitas di sekitar rumahnya, kantor suaminya, pasar, hotel, pantai di abadikan menggunakan kamera. Foto tersebut kemudian dikirimkan ke keluarganya di Eropa sana. Nah, belakangan surat-surat yang ditulis dalam bahasa Prancis kepada keluarga dan sebagian foto-fotonya ditulis ulang oleh putranya yang bernama Conrad Worlding pada sebuah blog berjudul Java 1933: un blog posthume sebagai kenang-kenangan. Dan dari blog milik Conrad Worlding juga saya mendapatkan foto bus di Kebumen tahun 1933. Dan aku mendapatkan foto bus jadul di Keboemen tempo doeloe tahun 1933 juga sudah dalam keadaan berwarna, mungkin telah direpro dan diwarnain oleh Conrad Worlding.
Ada sebuah deskripsi menarik mengenai suasana pusat kota Kebumen dalam surat bertanggal 25 Mei 1934 sbb:
Keboemen adalah tempat yang cantik. Anda tahu, semua jalan lebar dan dibatasi oleh pohon- pohon besar, (Keboemen est un joli en droit, tusais, toutes ses routes, ses chemins sont bordés de grands arbres) seolah olah di Biel semua jalan tampak seperti Pasquart. Kami tinggal sedikit di luar, semua rumah pabrik terletak di sekitar taman kecil yang cantik dimana ada juga lapangan tenis (le tennis court).
Iklan Jadul Bus Gombong - Keboemen - Semarang
Selain foto bus jadul seperti diatas, saya juga mendapatkan iklan bus jadul Gombong - Keboemen - Semarang via Poerworedjo dan Magelang. Iklan bus tersebut berjudul, Personen- Auto - Dienst (Jawatan/Pelayanan Kendaraan Untuk Orang-Orang) yang diterbitkan surat kabar De Locomotief (28 Juli 1930). Materi iklan tersebut sebagai berikut:
Iklan bus jadul di Kebumen tempo dulu. (De Locomotief, 28 Juli 1930) |
Dari Gombong melewati Poerworedjo dan Magelang menuju Semarang. Kesempatan untuk melayani penumpang setiap hari kecuali hari Senin.
Jam keberangkatan: Gombong (bioskop) jam 6 pagi; Karanganjer (Pasar) jam 6:10 pagi; Keboemen (Aloon-Aloon) jam 6.30 pagi; Kutowinangun (Aloon-Aloon) jam 6.40 pagi ; Premboen (Pabrik) 6.50 pagi; Koetoardjo (Aloon-Aloon) 7.15 pagi; Poerworedjo (Aloon-Aloon) 7.40 pagi; Magelang (Aloon-Aloon) 9 pagi; Ambarawa (Pasar) 10 pagi. Tiba di Semarang (Aloon-Aloon) jam 11 pagi.
Tarif dari Gombong dan Karanganjer menuju Semarang ƒ 5 per orang, dari Keboemen dan Koetowinangoen dan Premboen menuju Semarang ƒ 4,50 per orang, dari Koetoardjo dan Poerworedjo menuju Semarang ƒ 3,50 per orang, dari Magelang menuju Semarang ƒ 3 per orang dan dari Ambarawa menuju Semarang ƒ 2 per orang. Tarif diskon berlaku untuk rombongan.
Menurut saya pribadi, iklan tersebut sangat bagus karena dari iklan bus tersebut kita bisa mendapatkan banyak informasi antara lain titik keberangkatan hingga tujuan akhir (Gombong - Semarang). Selain itu, waktu keberangkatan (jam 06.00 - 11.00) serta penetapan tarif yang berbeda berdasarkan jarak (mulai dari 2 florin hingga 5 florin) juga ditulis rinci sehingga calon penumpang sudah mengetahui tarif bus tersebut. Menariknya, ada sistem pemotongan biaya alias diskon jika yang naik bus bersama-sana atau rombongan (gezelschapen).
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.