Ada yang menarik di kawasan wisata Telaga Sarangan Magetan yakni sebuah prasasti sekolah Jerman. Prasasti ini tertempel di sebuah pagar warna biru dekat pintu air kecil sebelah utara tidak jauh dari kantor Polsek, tepatnya pas di pertigaan yang mobil bisa masuk sampai pinggir telaga. Dari prasasti itu diketahui dulu ada sekolah khusus untuk orang Jerman di Sarangan yang beroperasi pada 1943 hingga 1949. Sayangnya hingga saat ini saya belum mendapatkan informasi dimana lokasi gedung sekolah Jerman tersebut, karena sisa-sisa bangunan gedung sekolah pun tidak ada yang tersisa. Karena penasaran, saya bertanya kepada Mr. Franklin Moquette, beliau adalah pemerhati sejarah Hindia Belanda. menurut penjelasan beliau sbb:
Prasasti sekolah Jerman di telaga Sarangan, Magetan |
"The Germans were an ally of the Japanese, so Germans were not interned by the Japs in 1942-1945, like the Dutch were. But must have been hard times for Europeans in the years 1943 - 1949. Almost all the men of German origin were already interned and taken away by the Dutch administration in 1941-1942. So there were only German women and children left... Many men of German origin drowned when the ship in which they were transported to Ceylon was bombed by Japanese aircraft and the Dutch guards just left them behind to drown and die.."
Berikut bunyi prasasti persahabatan Jerman - Indonesia di Sarangan:
*Dalam Persahabatan Jerman - Indonesia
Sebagai kenang-kenangan akan sekolah Jerman dan para ibu Jerman beserta anak-anaknya yang pernah tinggal di Sarangan di masa kesukaran tahun 1943 -1949.
In Erinnerung an die *Deutsche Schule* und die Mutter mit ihren kindern, di in der Schweren Zeit hier in Sarangan gewohnthaben.
Nah, ini jadi dulunya di Sarangan ada sekolah Jerman. Saat itu Jepang memberikan hak istimewa kepada Jerman dalam bentuk sekolah, karena Jerman merupakan sekutu Jepang. Sayangnya umur sekolah tidak lama. Kemudian sekolah tersebut sempat men jadi tempat perlindungan warga Eropa di Magetan. Kemudian ketika perang berakhir, setelah kekalahan Jepang dan Jerman yang ada tinggal kenangan. Mereka berangsur ada yang pulang namun juga ada yang tetap menetap di Indonesia, namun pindah kota. Masa-masa pendudukan Jepang sampai masa perang kemerdekaan adalah masa yang sulit bagi warga sipil kulit putih keturunan Belanda di Indonesia. Pada masa Jepang sangat ditindas Jepang sebagai tawanan dan pada masa perang kemerdekaan banyak menjadi sasaran dari warga pribumi.
Menjadi pertanyaan, kenapa sekolah berada di Sarangan? Apakah untuk keamanan? hawa sejuk? Atau mungkin juga dekat dengan bandar udara militer? Mungkin Sarangan merupakan enclave Jerman kayak di Bogor. Secara cuaca, Sarangan memang dingin karena ada di lereng gunung Lawu dan pastinya disukai bangsa eropa. Orang Eropa pasti senang tinggal di Sarangan karena pemandangan bagus, ada telaga dan cuaca serta iklim juga mendukung.
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.