Artikel kita kali ini akan membahas salah satu tumbuhan tropis yang dipercaya bertuah anti santet, yaitu pohon Nagasari dan ada juga yang menyebut Dewadaru (padahal beda). Pohon Nagasari ini memiliki nama ilmiah Palaquium Rostratum. Pohon Nagasari merupakan flora resmi dari provinsi Bangka Belitung, sesuai Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 48 Tahun 1989 tanggal 1 September 1989 tentang Pedoman Penetapan Identitas Flora dan Fauna Daerah. Meski begitu, pohon Nagasari bukanlah tumbuhan endemik, sebab juga tersebar di berbagai daerah atau pulau lain di Indonesia. Kebetulan di daerah saya juga ada pohon langka ini, tepatnya di makam Kedungwot, Pucangan, Ambal, Kebumen. Berhubung alm mbah kakung, mbah putri, ibu, tante dimakamkan di makam tersebut jadi saya masih sering melihat pohon langka ini di sela ziarah kubur.
Pohon Nagasari di makam Kedungwot, Pucangan, Ambal, Kebumen |
Ditinjau dari status konservasi, pohon Nagasari dikabarkan akan dimasukkan ke dalam daftar spesies yang hampir punah. Hal ini juga dipicu oleh banyaknya permintaan, pengolahan dan pemanfaatan kayu secara besar-besar tanpa diimbangi dengan penanaman yang berkelanjutan. Oleh karena itu sebagai masyarakat yang peduli terhadap lingkungan, jangan terlalu berlebihan dalam memanfaatkan kayu Nagasari. Kegiatan reboisasi dan budidaya dapat kita laksanakan untuk menjamin ketersediaan produksi kayu, terutama untuk pepohonan yang statusnya mulai langka. Karena langka, harga kayu Nagasari di pasaran tergolong mahal, yaitu sekitar 3,5 juta hingga 4 jutaan. Sedangkan harga ekspornya mencapai 800 USD hingga 1.000 USD. Kayu Nagasari sendiri bisa menyaingi kayu Sapele atau Entandrophragma Cylindricum yang selama ini impor dari Afrika. Dengan harga pasar tersebut sebenarnya muncul peluang dan prospek cerah budidaya pohon nagasari. Sekedar untuk melestarikan, setiap aku ziarah ke makam pasti nyempetin mencari biji atau bibit pohon Nagasari ini untuk aku tanam dan foto dibawah ini salah satu bibit pohon Nagasari.
Bibit Pohon Nagasari |
Mengenal Pohon Nagasari
Pohon Nagasari memiliki nama ilmiah Palaquium Rostratum. Di negara lain memiliki nama yang berbeda, seperti di Filipina disebut NATO, di Belanda disebut Balam Teroeng. Sedangkan di Inggris dan Amerika Serikat, sebutannya sama yaitu Nyatoh.
Berdasarkan klasifikasi, terdapat 48 jenis spesies Nagasari yang secara umum memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Pohonnya tumbuh tinggi lurus dan tingginya mencapai 30 meter dengan diameter sekitar 120 cm.
- Batangnya lurus, bulat torak, berbanir tipis dan lebar.
- Batangnya berwarna cokelat kemerahan serta memiliki pola serat yang indah.
- Berat jenis kayu Nagasari sekitar 0.67 dan tergolong ringan.
- Buah pohon Nagasari bentuknya memanjang, begitu juga dengan bentuk bijinya.
Kayu Nagasari |
Kayu Nagasari Beraura Positif
Uniknya, pohon ini sering dijadikan sebagai pengobatan tradisional dan memiliki mitos terlebih di daerah Jawa yang menganggapnya sebagai pohon keramat. Pohon ini konon membawa manfaat untuk keselamatan, perlindungan terhadap makhluk jahat dan anti sihir atau ilmu hitam. Di daerah Jawa, kayu dari pohon Nagasari sering dibikin gelang, kalung atau tasbih yang bisa dibawa seseorang saat berkendara. Diiringi dengan sunatullah yang tepat dengan berhati-hati di jalan maka kita akan selamat selama berkendara.
Tasbih Kayu Nagasari |
Kayu Nagasari diyakini sebagian orang memiliki daya magis yang positif bagi orang-orang yang jujur. Sebaliknya akan menjadi racun bagi orang-orang yang memiliki sifat jelek. Kayu ini dijadikan oleh para seniman untuk dibuat menjadi karya seni yang memiliki nilai keindahan juga memiliki nilai magis. Sebut saja seperti gelang, tasbih, cincin, hiasan dinding, kalung, ornamen ruangan, dll.
Gelang Nagasari |
Kayu nagasari juga dipercaya untuk menjaga keharmonisan keluarga. Sifat bertuahnya ini diyakini hanya berhasil bagi orang-orang yang jujur. Jika kita memiliki sifat negatif dalam berumah tangga seperti tidak ikhlas, selalu mengeluh terhadap pasangan diyakini tidak akan memberikan keharmonisan nantinya.
Kayu Nagasari Anti Santet
Kita sudah tidak asing lagi dengan istilah santet. Namun kita sering dibuat bertanya-tanya mengenai alasan logis dari santet ini. Beberapa pakar menyebutkan bahwa santet bisa dilakukan dengan bantuan energi kecepatan cahaya, dan sejauh ini bangsa jin yang memilikinya. Sehingga sebagian masyarakat yakin bahwa santet memang ada dan pastilah menggunakan bantuan jin yang memang ada di kehidupan kita ini.
Nah, energi negatif dari santet yang memiliki motif buruk untuk menyakiti seseorang bisa ditangkal dengan kayu nagasari. Sebagian masyarakat percaya bahwa energi positif yang dimiliki kayu Nagasari yang di anugerahkan Tuhan dan di sertai kebaikan dan kejujuran dari sifat seseorang akan mampu membuat seseorang tersebut terhindar dari santet.
Kayu Nagasari Mengobati Penyakit Demam Tinggi
Kayu Nagasari ini juga bisa digunakan sebagai obat untuk penyakit-penyakit yang memiliki sifat panas. Pengobatan dilakukan dengan membuat ramuan dari kayu ini dan diminum oleh penderita. Minuman yang dibuat bisa berasal dari serbuk kayu, daun, kulit kayu, atau batang dari tanaman kayu nagasari. Serbuk kayu tersebut di seduhkan dengan air panas. Bisa juga dicampur dengan teh hangat.
Bunga Nagasari Sebagai Obat
Oleh masyarakat Jawa, pohon Nagasari sering dimanfaatkan dan dipercaya sebagai pohon yang membawa keselamatan, pengobatan, kewibawaan, perlindungan dan lain sebagainya. Pemanfaatan bunga Nagasari juga dapat digunakan untuk mengobati diare, menghasilkan wangi aromatik, sebagai ekspektoran, hingga mengobati gangguan jiwa dan penyakit lainnya. Sedangkan bagian benang sari bisa digunakan untuk mengobati sakit panas atau demam.
Bunga Nagasari |
Manfaat Biji Nagasari
Minyak biji dari pohon nagasari juga bisa dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan dan pengobatan. Berikut ini beberapa manfaat minyak biji nyatoh, antara lain:
- Sebagai minyak lampu
- Digunakan sebagai minyak goreng atau minyak padat
- Bahan baku pembuatan mentega, sabun dan lain sebagainya
- Digunakan untuk obat koreng, encok, penyakit kulit, pembuluh darah yang membesar dan lainnya.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.