Selamat bertugas kembali untuk lokomotif D1410 - Ex SS 1410 buatan pabrikan Hanomag, Hannover, Jerman tahun 1921, jadi sudah berusia se abad. Sementara chassis lokomotif uap ini buatan Werkspoor dari Belanda. Lokomotif ini berbobot sekitar 71 ton, panjangnya 12,65 meter dan tinggi 3,78 meter. Lokomotif ini merupakan satu dari dua lokomotif uap kuno yang didatangkan ke Solo dari Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Lokomotif ini dulunya beroperasi merayapi jalur pegunungan Bogor-Sukabumi-Cianjur-Bandung. Lokomotif uap ini didatangkan ke Solo pada November 2016, kemudian di restorasi di Balai Yasa Yogyakarta pada 18 April 2019 yang menghabiskan dana sekitar Rp 2 miliar.
Akhirnya setelah di restorasi diuji coba pada 5 November 2019. Setelah dirasa yakin semuanya, lokomotif sepanjang 12,65 meter ini dikeluarkan dari Balai Yasa Yogyakarta ke stasiun Lempuyangan pada Rabu malam, 5 Februari 2020. Kemudian berangkat dari Stasiun Lempuyangan pada Kamis 6 Februari 2020 pagi sekitar pukul 09.25 WIB dan kereta tiba di stasiun Purwosari pukul 15.30 WIB. Koordinator tim restorasi lokomotif uap, Suharyanto mengatakan proses restorasi lokomotif uap D1410 ini membutuhkan waktu sekitar delapan bulan. Adapun proyek restorasi itu dimulai pada bulan April hingga November 2019 lalu. Lokomotif tersebut, menurut dia, kondisi masih sangat bagus dan sudah siap dioperasikan lagi. Bahkan, lokomotif uap itu masih kuat untuk menarik lima gerbong, hanya saja saat ini belum ada gerbongnya. Dan berikut video lokomotif D1410 saat keluar Balai Yasa Yogyakarta.
Setelah lokomotif D1410 berangkat dari Stasiun Lempuyangan, lokomotif sempat berhenti di Stasiun Klaten. Selama perjalanan lokomotif uap tersebut berjalan sendiri tanpa didorong. Di Stasiun Klaten, lokomotif uap itu sempat diisi air kembali. Namun, untuk memanaskan air hingga mengeluarkan uap untuk menggerakkan mesin membutuhkan waktu lama. Proses pemanasan dengan menambah kayu lagi itu butuh waktu dua hingga tiga jam sehingga biar segera sampai ke Purwosari didorong karena perjalanannya sangat panjang. Akhirnya, petugas memutuskan untuk mendorong lokomotif dengan Train Motor Car (TMC) menuju Stasiun Purwosari.
PT KAI melalui Balai Yasa Yogykarta berhasil merestorasi lokomotif uap kuno ini dengan sumber daya sendiri. Sedangkan untuk mengatasi kendala kian langkanya suku cadang lokomotif uap, para teknisi mengakalinya dengan memanfaatkan suku cadang dari lokomotif uap yang lain. Ada beberapa sparepart yang pesan bila masih ada, pesannya itu tidak ke pabriknya karena sudah tidak ada pabriknya, jadi pesan ke aksesoris spare part dan pesannya pun di dalam negeri.
Sejarah Lokomotif Uap D1410
Mengutip situs resmi heritage PT KAI, Kamis (6/2/2020), lokomotif uap seri D14 didatangkan Staats Spoorwegen dari dua pabrikan berbeda, yakni Belanda dan Jerman. Lokomotif D14 nomor 01-12 dibuat di Hanomag, Hannover Jerman. Sementara lokomotif yang bernomor 13-24 dibuat di Werkspoor, Belanda. Waktu pembuatannya pun berbeda, yakni tahun 1921 untuk lokomotif D14 nomor 01-12 dan 1922 untuk seri 13-24. Perbedaan lainnya pada nomor asli pabrikan, yakni 9644-9655 untuk D1401-12 dan 499-510 untuk D1413-14.
Desain lokomotif tersebut cocok dioperasikan di jalur pegunungan maupun lokal. Lintasan utama lokomotif berbahan bakar batu bara ini adalah jalur Bogor-Sukabumi. D14 adalah tipe lokomotif bersistem superheated yang terkenal di jalur pegunungan untuk kereta api kelas campuran. Terkadang, lokomotif bertipe gender 2-8-2T ini juga melayani kereta langsir. Total ada 23 lokomotif D14 yang berada di Indonesia.
Berdasarkan data PNKA Power Parade, AE Durrant, menyebut Perusahaan Nasional Kereta Api tinggal memiliki 23 unit lokomotif D14. Jumlah ini kian menyusut dengan kedatangan satu per satu KRL/EMU di lintasan Jabotabek. Adapun perinciannya 8 unit di Cianjur, 11 unit di Jatinegara dan Bogor, 3 unit di Purwakarta, dan 2 unit di Sidotopo. Satu unit lainnya, yakni lokomotif D1410 menjadi koleksi di Museum Transportasi TMII, Jakarta, yang kemudian diminta Jokowi saat menjabat sebagai Wali Kota Solo pada 2016 lalu dan baru saja selesai di restorasi oleh Balai Yasa Yogyakarta.
Spesifikasi Lokomotif D1410:
- D14 10 - Ex SS 1410.
- Susunan Roda 2-8-2T.
- Dibuat oleh Hanomag Hannover, Linden. Jerman
- Nomor Pembuatan: 9653.
- Tahun Pembuatan: 1921.
- Panjang: 12.650 mm
- Lebar: 3.000 mm
- Tinggi maksimum: 3.780 mm
- Lebar sepur: 1.067 mm
- Diameter roda: 1.106 mm
- kecepatan maksimal: 70 kilometer per jjam
- bahan bakar: batubara / kayu jati (tergantung model peti api)
- Sistem rem lokomotif: rem vakum
- Sistem uap: Uap kering - Superheater.
- Depo Induk terakhir: Jatinegara.
- Lintasan dinas: Jakarta-Bogor-Sukabumi.
- Area dinas: Jakarta-Bandung.
- Awak Kabin: 2 (masinis dan juru api).
Dengan selesainya restorasi D1410 ini rencananya lokomotif buatan Hanomag, Hannover, Jerman itu akan mendampingi kereta uap Jaladara yang telah lebih awal berfungsi sebagai kereta wisata di Solo. Kereta Jaladara sendiri mengandalkan satu lokomotif kuno seri C 1218 buatan Jerman, tahun 1896. Lokomotif uap itu menarik dua gerbong kuno dari kayu yang masing-masing berkapasitas 40 dan 36 penumpang. Selamat bertugas kembali lokomotif D1410 di usia seabad sebagai kereta wisata di Solo.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.