Sebelum ini, saya membahas virus Corona yang mewabah di China. Dan kali ini blog widodogroho masih akan membahas virus Cytomegalovirus, virus mematikan yang merenggut nyawa pesepakbola Persis Solo berkebangsaan Paraguay, Diego Antonio Mendieta Romero. Mendieta meninggal dunia pada hari Selasa dinihari tanggal 4 Desember 2012 (8 tahun lalu) di Rumah Sakit Dr. Moewardi, Solo, setelah dirawat selama beberapa hari. Sudah lama memang, tapi perlu saya ulas kembali mengingat masih banyak yang belum mengenal virus Cytomegalo. Sebelum meninggal, Mendieta sudah mengalami masalah kesehatan sejak bulan November dan menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit. Ia pertama kali dirawat di RSI Yarsis Solo. Saat itu, ia di diagnosis menderita tifus dan dirawat hingga sepekan. Empat hari setelah pulang, ia kembali masuk rumah sakit. Kali ini, ia dirawat di PKU Muhammadiyah Solo. Setelah lima hari, penyakitnya tak teridentifikasi. Ia dirujuk ke Rumah Sakit Moewardi dan dirawat di sana hingga menghembuskan nafas terakhir. Pengelola Rumah Sakit Dr Moewardi Solo menyatakan bahwa kematiannya disebabkan oleh Cytomegalovirus dan jamur Candidasis, yaitu virus mematikan yang menyerang otak belakangnya.
Saat itu sempat beredar kabar, bahwa eks striker Persis Solo, Diego Mendieta meninggal dunia karena serangan typhus. Namun hal ini dibantah oleh Kepala Bagian Penyakit Dalam, Moewardi Prof Dr dr H Ahmad Guntur Hermawan SpPD - KPTI, FINASIM. dr. Guntur menjelaskan, Diego dirawat di RSUD Dr Moewardi sejak 27 November 2012 dan langsung di bawah penanganannya. Berdasarkan pemeriksaan tim dokter, Diego didiagnosa terinveksi virus yang disebut Cytomegalovirus. Tak hanya terserang virus, saat diperiksa, diketahui bahwa ada jamur yang tumbuh di kerongkongan dan diduga hingga saluran pencernaan Diego.
"Jamur ini bernama Candidiasis, dan inilah yang mebuat dia tidak doyan makan. Virus dan jamur ini yang membuat daya tahan tubuhnya semakin melemah," terangnya. Kemungkinan, virus dan jamur tersebut sudah menginveksi tubuh Diego sejak lama, setidaknya dalam beberapa bulan terakhir.
"Dia sering mengeluh sakit di mata dan sakitnya terasa menembus sampai di bagian belakang kepala. Setelah kita scan ternyata memang ada virus penyakit yang menyerang mata sampai ke otak," terang dr Guntur.
Salah satu hal yang membuat pengobatan Diego terputus-putus itu adalah karena kurangnya biaya. Sejak sakit hingga meninggal, Diego belum menerima gaji sebagai haknya saat membela Persis Solo. Biaya pengobatannya dibantu oleh beberapa teman-temannya. Akibat penunggakan gaji ini, kematiannya menjadi polemik dan telah menarik luas perhatian media, baik di Indonesia maupun di negara asalnya Paraguay.
Sementara itu, PSSI selaku organisasi induk sepak bola di Indonesia menilai bahwa perpecahan di tubuh PSSI merupakan sumber utama permasalahannya. PSSI juga menyatakan bahwa mereka tidak bisa berbuat banyak karena Persis Solo bermain di Divisi Utama Liga Indonesia, bukan di kompetisi yang digulirkan PSSI. Jenazah Mendieta diterbangkan ke Paraguay pada tanggal 5 Desember 2012 dari Bandar Udara Internasional Adi Sumarmo Solo melalui Jakarta, dengan difasilitasi oleh PSSI. Ia meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak yang semuanya tinggal di Paraguay.
Tentu saja, istri Diego Mendieta (almarhum), Valeria Alverez, sangat terpukul dengan kematian suaminya. Ia mengaku telah berupaya keras agar suaminya tersebut sembuh dari masalah kesehatan akibat virus Cytomegalovirus dan jamur Candidiasis.
"Saya mengirimnya antara 100 dollar AS dan 200 dollar AS untuk biaya sewa (kamar) dan makan. Terakhir, saya mengirim 500 dollar AS untuk membayar biaya rumah sakitnya pada pekan lalu," ungkap Valeria seperti dilansir BBC.
Mengenal Virus Cytomegalovirus
Menurut dr. Tjin Willy dari situs Alodokter Cytomegalovirus atau CMV adalah kelompok virus dapat menginfeksi manusia dan menimbulkan penyakit. Infeksi CMV biasanya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan karena sistem kekebalan tubuh bisa mengendalikan infeksi virus tersebut. Namun, begitu tubuh terinfeksi virus CMV, virus tersebut dapat bertahan seumur hidup dalam tubuh penderita, dan masalah kesehatan serius dapat terjadi pada orang dengan sistem imunitas yang lemah, seperti pasien pasca operasi tranplantasi organ atau penderita HIV, serta bayi yang terpapar virus ini dari air susu ibu.
Hingga saat ini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan infeksi cytomegalovirus. Meskipun demikian, pemberian obat-obatan, seperti obat antivirus, dapat meredakan gejala yang terjadi pada penderita.
Gejala Cytomegalovirus
Infeksi cytomegalovirus umumnya tidak menimbulkan gejala serius dan tidak disadari penderitanya. Gejala ringan dapat terlihat pada orang yang terinfeksi virus ini, seperti demam hingga lebih dari 38 derajat Celsius, tubuh terasa lelah, nyeri otot dan tenggorokan, serta pembengkakan kelenjar getah bening.
Sementara, ibu hamil yang terinfeksi virus CMV dapat menularkan infeksi ini pada janin atau bayi dengan gejala yang lebih buruk, antara lain:
- Kematian janin dalam kandungan.
- Kelahiran prematur dengan berat badan lahir rendah.
- Ukuran kepala bayi kecil atau mikrosefali.
- Kulit dan mata berwarna kuning.
- Hati membesar dan tidak berfungsi dengan baik.
- Pembesaran limpa.
- Bercak atau ruam kulit berwarna ungu.
- Kematian bayi yang baru lahir karena perdarahan, anemia, serta gangguan pada hati atau otak.
Keterlambatan pertumbuhan bayi.
- Gejala pada bayi dengan infeksi virus CMV dapat terdeteksi setelah kelahiran atau beberapa tahun kemudian.
Gejala lebih serius juga ditunjukkan pada penderita dengan sistem imunitas yang lemah. Gejala tersebut berupa gangguan pada mata (retinitis), paru-paru (pneumonia) hati, kerongkongan (esofagus), lambung, usus, serta otak (ensefalitis).
Penyebab Cytomegalovirus
Cytomegalovirus merupakan salah satu kelompok virus herpes, yaitu kelompok virus yang menyebabkan penyakit cacar air atau herpes simpleks. Virus ini dapat bertahan dalam tubuh walaupun tidak aktif, namun sewaktu-waktu dapat aktif kembali. Ketika virus aktif, orang tersebut dapat menularkan virus melalui:
- Kontak langsung dengan cairan tubuh, misalnya memegang mata, hidung, atau mulut setelah kontak langsung dengan cairan tubuh penderita infeksi CMV.
- Kontak seksual. Pasangan dapat tertular infeksi virus CMV setelah melakukan hubungan seksual.
Melalui organ transplantasi atau transfusi darah.
Diagnosis Cytomegalovirus
Seringkali diagnosis untuk cytomegalovirus (CMV) tidak dibutuhkan, terutama pada orang dewasa dan anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang baik, karena tidak diperlukan pengobatan terhadap infeksi cytomegalovirus. Cytomegalovirus juga tidak dapat terdeteksi dengan mudah karena gejala yang dialami pasien, seperti demam atau kelelahan, mirip dengan infeksi virus lainnya. Saat pasien diduga mengalami infeksi CMV, dokter akan melakukan pemeriksaan guna mendeteksi virus ini dari cairan atau jaringan tubuh. Tes darah di laboratorium juga dapat memastikan infeksi CMV melalui pemeriksaan kandungan antibodi CMV. Selain itu, tes darah juga menunjukkan berapa banyak virus yang terdapat dalam tubuh.
Terkadang antibodi yang terdeteksi pada pasien dengan sistem imunitas rendah, tidak dapat membuktikan CMV sedang aktif, sehingga perlu dilakukan biopsi pada jaringan yang terinfeksi, selain pemeriksaan pada organ tersebut, misalnya bila dicurigai retinitis akan dilakukan melalui pemeriksaan struktur mata dengan alat oftalmoskop. Pemeriksaan mata ini akan didapati kelainan jika terdapat kondisi tidak normal.
Selain orang dengan sistem imunitas lemah, ibu hamil yang dicurigai terinfeksi CMV, perlu dilakukan pemeriksaan guna memastikan keberadaan CMV. Terkadang tes darah saja tidak cukup, sehingga diperlukan pemeriksaan melalui air ketuban (amniosentesis). Saat diduga janin mengalami infeksi CMV, perlu dilakukan pemeriksaan pada bayi tersebut dalam waktu 3 minggu setelah persalinan. Untuk bayi yang baru dilahirkan, diagnosis CMV dapat dipastikan melalui urine.
Kembali ke Diego Mendeita, menurut dr Guntur, virus cytomegalo juga terdeteksi telah menyerang mata hingga otak Diego Mendeita. Virus cytomegalo (cytomegalovirus) adalah virus yang masuk dalam keluarga virus Herpes. Pada manusia, virus ini terdapat di air ludah (saliva), air seni, cairan kelamin (sperma dan cairan leher rahim), darah, dan air susu. Virus cytomegalo bisa menular melalui ciuman, transplantasi organ, donor darah, persalinan, dan juga oral seks. Virus beredar dalam darah sehingga berpotensi menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah koroner. Infeksi virus ini tak hanya dialami orang dewasa, juga anak yang masih dalam kandungan ibu.
Itulah sebabnya mengapa ibu hamil perlu menjalani pemeriksaan darah untuk mengetahui apakah terinfeksi cytomegalovirus. Biasanya pemeriksaan ini dilakukan dengan pemeriksaan penyakit lain, seperti rubella, herpes, dan toksoplasma. Pemeriksaan ini dikenal dengan TORCH (toksoplasma, rubella, cytomegalovirus, dan herpes). Pasalnya, empat hal ini sering menginfeksi ibu hamil. Wanita yang positif TORCH biasanya harus diobati dahulu, agar janin yang dikandung aman dari lahir cacat, atau keguguran.
Infeksi CMV tidak selalu bergabung dalam infeksi TORCH, melainkan dapat berdiri sendiri, karena selain pada ibu hamil dan fetus, dapat menyerang setiap individu. Prevalensi infeksi sangat tinggi, dan walaupun umumnya bersifat tanpa gejala khusus atau silent, infeksi CMV ternyata dapat memicu banyak macam penyakit lain, antara lain keganasan, penyakit autoimun, bermacam inflamasi seperti radang ginjal-saluran kemih, hati, saluran cerna, paru, mata, dan infertilitas.
Sejauh ini, pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi infeksi CMV banyak dilakukan oleh pasangan pranikah, prahamil, atau wanita hamil yang mempunyai riwayat kelainan kehamilan termasuk keguguran atau ingin punya anak, serta bayi baru lahir cacat.
Penularan Virus Cytomegalo
Penularan bisa terjadi dari ibu ke janin (intrauterus). Kejadian transmisi seperti ini dijumpai pada kurang lebih 0,5 – 1% dari kasus yang mengalami reinfeksi, menurut Profesor Lisyani Budipardigdo Surono dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dalam pidato ilmiahnya berjudul ‘Infeksi Cytomegalovirus Serta Kegunaan Deteksi Secara Laboratorium’.
Dalam penularan atau penyebarannya, daya tahan tubuh seseorang juga memegang peranan. Ketika daya tahan tubuh rendah, infeksi CMV bisa menimbulkan komplikasi. Dalam penularan atau penyebarannya, daya tahan tubuh seseorang juga memegang peranan. Ketika daya tahan tubuh rendah, infeksi CMV bisa menimbulkan komplikasi.
Namun, penyakit dapat menjadi berat bila tubuh berada dalam keadaan immature (belum matang), immunosuppressed (respons imun tertekan) atau immunocompromised (respons imun lemah), termasuk ibu hamil, dan neonatus, penderita HIV (human immunodeficiency virus), penderita yang mendapatkan transplantasi organ atau pengobatan imunosupresan dan yang menderita penyakit keganasan.
Penularan perinatal (periode sekitar kelahiran) terjadi karena sekresi melalui saluran genital atau air susu ibu. Kira-kira 2% – 28% wanita hamil dengan CMV seropositif, melepaskan CMV ke sekret serviks uteri dan vagina saat melahirkan, sehingga menyebabkan kurang lebih 50% kejadian infeksi perinatal.
Penularan melalui air susu ibu dapat terjadi, karena 9% – 88% wanita seropositif yang mengalami reaktivasi biasanya melepaskan CMV ke ASI.
Penularan postnatal (setelah kelahiran) dapat terjadi melalui saliva (air liur). Tansmisi juga dapat terjadi melalui kontak langsung atau tidak langsung, kontak seksual, transfusi darah, transplantasi organ. Selain itu, penularan bisa juga terjadi di tubuh individu (penyebaran endogen), terjadi dari sel ke sel melalui desmosom yaitu celah di antara 2 membran atau dinding sel yang berdekatan.
Di samping itu, apabila terdapat pelepasan virus dari sel terinfeksi, maka virus akan beredar dalam sirkulasi (viremia), dan terjadi penyebaran ke sel lain yang berjauhan, atau dari satu organ ke organ lain.
Pengobatan Cytomegalovirus
Pengobatan tidak dibutuhkan pada orang yang sehat meskipun terinfeksi virus CMV. Sementara, penderita infeksi CMV dengan gejala ringan biasanya dapat pulih dengan sendirinya dalam waktu 3 minggu. Meskipun demikian, pengobatan perlu dilakukan bagi penderita infeksi CMV dengan sistem imunitas yang lemah atau bayi yang terinfeksi CMV. Pengobatan ini bertujuan untuk melemahkan virus dan mengurangi risiko timbulnya masalah kesehatan lebih serius, karena belum ada obat yang dapat menyembuhkan infeksi CMV.
Pengobatan dijalankan berdasarkan tingkat keparahan dan gejala yang dialami pasien. Obat yang dapat diberikan untuk infeksi CMV adalah obat antivirus yang dapat memperlambat reproduksi virus ini. Contoh obat antivirus untuk infeksi CMV pada mata adalah valganciclovir atau ganciclovir. Obat antivirus juga diberikan kepada pasien pasca transplantasi organ guna mencegah infeksi CMV.
Profil Diego Mendeita
Diego Mendieta (lahir di Paraguay, 13 Juni 1980, meninggal di Solo, Indonesia, 4 Desember 2012 pada umur 32 tahun) adalah seorang pemain sepak bola asal Paraguay yang pernah bermain sebagai penyerang di klub Persis Solo. Ia sebelumnya juga pernah menjadi penyerang di klub Persitara Jakarta Utara.
Karier
Johor FA
Persitara Jakarta Utara
Persis Solo
Surat Tulisan Tangan Diego Mendieta
Pasca kematian Diego Mendieta, beredar surat yang disebut sebagai tulisan tangan pemain asal Paraguay tersebut. Surat Diego kepada Tuhan ini diposting oleh akun Twitter @wulansari_jav, agen Diego di Indonesia.
Wulansari adalah agen pemain FIFA, pemilik PT Javindo Sari Tama dan Javindo Agency Management. Surat berbahasa Spanyol ini ditemukan dalam kamar kos Diego, seperti yang dituturkan oleh Wulansari. "Kami temukan di kamar kosnya," begitu Wulansari memberikan penjelasan. Isi dari surat tersebut adalah berterima kasih kepada Tuhan atas semua karunia yang diberikan-Nya. Selain itu penulis surat juga juga meminta maaf kepada Tuhan dan minta agar diberi perlindungan baik untuk dirinya serta keluarganya. Berikut isi dari surat tersebut:
Surat Diego Mendeita |
Dios mil gracias por todo.
Perdona mis pecados.
Te amo y te necesito.
Cubre con tu presioso manto.
Sagra do a mi amada familia.
Mis suenos.
Mi proyecto devida amis amigos.
Atodo aqueque te bus keynesesite que creaen ti.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.