Truck adalah “Universitas Kehidupan” yang memberikan nilai-nilai, pelajaran dan makna kehidupan. Pada moda transportasi logistik ini berserakan ilmu kebaikan bercampur aduk dengan nilai-nilai keburukan. Ribuan teks yang seolah tersusun rapi menjadi buku yang layak menjadi bacaan bagi siapapun yang ingin meningkatkan kualitas kehidupan. Bagi saya truck adalah referensi nyata bagi pencari hidup. Truck menjadi ruang kelas dan jalanan adalah THE REAL KNOWLEDGE nya. STREET WISE & STREET SMART ada disana. Karena jika guru sejati adalah realita kehidupan, maka truck adalah kampus yang menyenangkan.
Dari situ saya berpikir, selain berfungsi sebagai sarana angkutan logistik, truk adalah ruang kelas dan gudang ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan perantara untuk melihat dunia dengan warna yang berbeda. Dengan truck kita akan dibawa pada ragam pengalaman dunia logistik dengan segala persoalannya, idealisme, jalanan, budaya, keunikan individu, dan perjuangan hidup.
Jika semua tempat adalah ruang negosiasi pengetahuan, ruang belajar yang aktual, maka tak salah kalau truk adalah ruang yang sangat baik untuk memperkuat visi serta membangun nalar literated.
Dengan truck kita bisa melihat realita tentang pungli juga intimidasi dengan ancaman kekerasan terhadap para sopir truck. Namun jangan salah, kita juga bisa menyaksikan gaya hidup kawula muda humanis para sopir truk, dan ini bisa jadi bahan pembelajaran dalam hidup. Seperti kita ketahui bersama, saat ini makin banyak anak muda yang menjadi sopir truk, karena yang memotivasi mereka adalah energi dan perasaan, bukan semata-mata karena profit buta. Meskipun beberapa orang berpandangan sopir truk itu urakan dan berintelegensi rendah, namun itu semua tidak berlaku saat ini. Bukankah sering kita lihat kerjasama apik antar sopir truk ditengah keberagaman sosial dan mereka tidak saling mengenal sebelumnya?
Jika kita mau menyelami lebih dalam, melalui truk kita bisa membaca perilaku manusia. Mendapatkan tetesan tentang keberanian, ketegasan, daya juang, tenggang rasa, solidaritas dan seterusnya dalam nilai-nilai kebaikan. Sebaliknya, jalanan memberikan pelajaran tentang tipu menipu, kelicikan, curang dan sederet nilai buruk. Tinggal kitalah yang harus mampu memilih dan memilah. Dari sini pula kita bisa belajar teratur tanpa adanya peraturan yang sok di atur-atur.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.