Tiba-tiba malam ini pingin menulis mengenai cari muka dan cara menghadapinya setelah melihat tulisan "Kerja itu cari uang, bukan cari muka!" di bak truck. Ya, di belahan dunia manapun kita akan berhadapan dengan banyak orang dengan berbagai macam karakter dan latar belakang yang berbeda serta memiliki impian dan motivasi yang berbeda-beda. Begitu pun di dunia kerja, ada orang-orang yang berprinsip asal kerja dan dapat gaji, ada yang bekerja dengan passion yang kuat, ada pula yang berambisi meraih kedudukan tertentu. Ya, dunia kerja memang tak lepas dari drama. Inilah yang membuat politik kantor sulit dihindari di banyak perusahaan. Salah satu tandanya dapat dilihat dari banyaknya karyawan yang ‘mencari muka’ di depan atasan.
Orang semacam ini cenderung akan memanfaatkan segala macam cara untuk memikat hati atasan atau bos agar menilai baik dirinya meskipun terkadang harus menjelek jelekan teman ataupun rekan kerjanya sendiri. Bahkan mereka tak segan mencari cari kesalahan orang lain untuk menutupi kesalahan dirinya sendiri. Orang orang seperti ini paling suka mengadu domba atasan dengan temannya sendiri. Susah lihat orang senang dan senang lihat orang susah.
Salah satu fakta yang menarik dari orang-orang yang suka mencari muka adalah dia hanya ingin mendapatkan sebuah kepercayaan, pengakuan, dan hubungan emosional yang lebih dekat dengan seseorang. Dalam dunia kerja, biasanya ini cenderung kepada atasan atau bos.
Menghadapi Si Pencari Muka
Pernah punya teman yang hobby nya cari muka? Tenang saja, aku ada beberapa tips yang bisa kita lakukan untuk menghadapi manusia manusia yang suka cari muka.
Jika kita bertemu dengan orang orang sing senenge golek rai atau si pencari muka, kita harus tetap tenang. Sebenarnya, Si pencari muka tak pernah punya sahabat sejati, karena apapun yang dia lakukan hanya demi kepentingan pribadi pribadi dia sendiri. Meskipun kebetulan yang dia lakukan itu adalah baik pastilah itu karena menguntungkan bagi dirinya ataupun ada maksud lain yang dia incar. Untuk itu jangan pernah percaya terhadap kata kata mereka, karena apapun yang dia katakan hanyalah siasatnya saja.
Dalam menghadapi sang pencari muka, sebisa mungkin kita jangan terlalu dekat tapi juga jangan memusuhinya. Anggap saja mereka sekadar orang asing yang baru kita kenal. Saya sendiri sih ketika menghadapi sang pencari muka aku jadikan sebagai ladang amal baik buat kita melatih kesabaran dan ketenangan. Karena kalau kita memang tidak salah apapun yang dia katakan pada atasan tidak akan pernah berpengaruh. Dan andaikata siasat mereka berhasil pun aku anggap sebagai jalan yang terbaik yang harus kita lewati.
Menghadapi si pencari muka, kita harus berpikir realistis serta menanggapinya dengan tenang. Yakinlah bahwa apa yang kita lakukan selama ini adalah benar, dan biarlah semua orang di lingkungan kita mengetahui secara alami siapa diri kita sebenarnya. Yakinlah bahwa kita berada di posisi yang benar, dan tidak perlu mencoba untuk melakukan hal yang aneh-aneh pada si pencari muka.
Yang terpenting adalah kita harus selalu ingat bahwa semua perbuatan pasti akan ada balasannya. Serahkan semua pada Tuhan, apapun resiko yang kita hadapi akibat ulah si pencari muka. Yakinlah, kita akan mendapatkan yang lebih baik dari yang mereka pikirkan.
Dan kalau kita pikir-pikir coretan di bak truck "Kerja itu cari uang, bukan cari muka!" benar juga karena yang kita cari sebenarnya rezeki halal, bukan reputasi atau pujian. Karena kalau bicara soal interaksi sosial dan organisasi, khususnya di dunia kerja orientasi 'cari muka' itu cenderung destruktif. Berpotensi menciptakan pencitraan yang tidak sesuai realitas sebenarnya. Disini, terkadang coretan sopir truk di bak truk seringkali terasa dalam dan bijak.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.