Mumpung lagi sering mendapat tugas pengiriman logistik ke Lombok menggunakan truck tronton, di sela waktu istirahat saya akan menulis mengenai tanjakan Pusuk yang penuh pesona meski menegangkan. Bagi pengemudi truck yang sering melintasi pulau Lombok, Hutan Pusuk sudah tidak asing lagi. Hutan Pusuk merupakan jalan singkat dari ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat, Mataram ke Pamenang, Kabupaten Lombok Utara. Setidaknya bisa mempersingkat waktu ketimbang mengikuti jalan memutar ke Senggigi, Kabupaten Lombok Barat yang didominasi pemandangan pantai.
Pusuk Pass adalah kawasan hutan konservasi yang terletak di kawasan hutan Rinjani Barat dengan luas 43.550,23 hektar. Ada sekitar 162 jenis pohon yang tumbuh di areal ini, antara lain Sono Keling (Dalbergia latifolia), Daoki (Duacontomelori mangiferum) dan Mahoni (Swettania macrophylla). Keberadaan satwa yang dengan bebas hidup di habitatnya, lalu kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan alam, menjadi contoh sempurna bahwa ekonomi masyarakat bisa tumbuh dengan baik, selaras dengan alam sekitarnya yang terjaga.
Jalan yang berkelok-kelok membelah punggungan perbukitan menjadi ciri khas Jalan Hutan Pusuk yang dalam Bahasa Sasaknya, puncak. Jalan ini juga membelah kerimbunan pepohonan dengan sesekali di kiri kanan jalan, terlihat satwa primata monyet bergerombol. Masyarakat di daerah Pusuk sudah menganggap bahwa keberadaan monyet-monyet tersebut merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka, apalagi banyak wisatawan yang datang sekedar untuk mengambil gambar dan bercengkarama dengan para monyet di habitatnya.
Selepas dari Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, jalan mulai menanjak dan tepat di sebelah kanan jalan, jurang dengan dasar sungai kering yang penuh bebatuan. Diperlukan kehati-hatian dalam melintasi jalan Pusuk. Kondisi jalan di Pusuk Lombok Utara yang sempit dan berkelok kerap kali menyebabkan kecelakaan dan kemacetan panjang.
Dan saya pernah ngobrol dengan warga lokal di warung kopi, beliau menyampaikan kalau bisa mobil yang berukuran besar seperti truck tronton jangan diberikan ijin jalan lewat jalur Pusuk. Menurutnya mobil-mobil yang berukuran besar sebaiknya dapat melewati jalur Senggigi. Kepada Dishub KLU Agus Tysno mengatakan, masalah mobil truk besar yang lewat jalur Pusuk tidak bisa dilarang begitu saja. Saat ini akses jalan yang aman menuju KLU hanya jalur Pusuk saja.
“Kalau harus melalui jalur Senggigi bagi truk besar ini tentu sangat sulit mengingat jalur Senggigi mempunyai banyak tanjakan panjang dan bagi truk besar yang membawa barang cukup banyak akan sulit melewatinya,” kata Agus.
Mungkin yang paling pas untuk mengaturnya dibuatkan jadwal pada malam hari dimana truk-truk besar ini hanya diberikan ijin jalan pada malam hari ketika tidak banyak kendaraan lewat. Tetapi untuk mengatur ini perlu regulasi dan ini menjadi urusan pihak Provinsi. Lebih lanjut dikatakan Agus, kendaraan truk besar yang lewati Pusuk saat ini banyak mengangkut kebutuhan sembako warga KLU dan yang lebih utama saat ini untuk mengangkut material bangunan yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Thanks for sharing, sukses selalu..
ReplyDeleteAmiin, makasih om
Delete