Artikel kali ini saya akan berbagi tips memberantas hama wereng pada tanaman padi menggunakan tanaman bunga Refugia seperti bunga matahari, kertas, kenikir dan jengger. Cara memberantas hama wereng secara alami ini sebenernya sudah sejak lama diketahui ketahui, tapi sayangnya petani lebih suka memberantas dengan obat kimia. Nah, akhir-akhir ini para petani di kecamatan Ambal, Buluspesantren, Prembun, Kutowinangun, Kebumen sudah mencoba menggunakan tanaman bunga Refugia untuk memberantas hama wereng. Para petani di Kebumen ini memilih memberantas hama secara alami agar keseimbangan tetap lestari.
Para petani di Kebumen ini menggunakan Refugia atau aneka jenis tanaman hias berbunga yang ditanam di dekat area pesawahan mereka. Bahkan di kecamatan Kutowinangun penggunaan Refugia sebagai pengusir hama alami sangat digalakkan oleh para petugas penyuluh pertanian. Karena murah, mudah dan nyata hasilnya. Dan saat ini Refugia diandalkan oleh banyak petani Kutowinangun sebagai salah satu cara ampuh pengusir hama wereng.
Aneka tanaman Refugia seperti bunga matahari, kertas, kenikir dan jengger itu cukup ditanam di sepanjang pematang sawah. Tanaman Refugia ini terbukti memberi dampak nyata. Setelah ditanamin Refugia, tanaman padi benar-benar terbebas dari serangan wereng ataupun walang sangit. Padahal sebelumnya, kedua hama itu sangat sering menyerang tanaman padi walaupun sudah disemprot insektisida.
Refugia Sebagai Pemberantas Hama Wereng
Nah, tanaman bunga di pematang sawah inilah yang jadi refugia. Refugia itu sendiri dalam bahasa Spanyol (bentuk feminin dari refugio) yang dalam bahasa Inggris adalah shelter. Refugia berada di kawasan dengan vegetasi di dalam atau sekitar lahan pertanian yang berfungsi sebagai sumber kehidupan musuh alami.
Dalam membentuk refugia ini, berbagai jenis tanaman bunga dibudidayakan di sekitar tanaman padi. Nanti, pembentukan itu yang berpotensi menjadi mikrohabitat bagi musuh alami. Ia menjadi rumah, tempat transit, tempat perlindungan, sumber pakan bagi musuh alami, seperti predator dan parasitoid.
Karena itu maka sebut refugia karena memiliki arti suaka. Artinya suaka bagi musuh alami tanaman padi. Musuh alami itu ada tiga jenis, yakni, predator (pemangsa seperti laba-laba, dan capung), parasitoid (serangga yang menghabiskan seluruh atau sebagian hidup berada di inang hama atau serangga lain bahkan bisa mematikan inang) dan patogen (kelompok jamur, virus, bakteri antagonis yang memarasit serangga).
Padi menjadi tanaman monokultur sangat rentan terhadap hama dan penyakit. Meski demikian, sebenarnya hama alami dapat dikendalikan dengan musuh alami. Parasitoid memiliki peran sangat besar dalam mengendalikan hama. Rekayasa ekosistem ini memanfaatkan musuh alami sebagai pengendali populasi organisme pengendali hayati.
Meski demikian, pengendali hayati ini perlu dikelola. Ia memerlukan lingkungan biotik dan abiotik optimal dengan menyediakan pakan bagi perkembangan musuh alami. Salah satunya, menyediakan nektar dan polen.
Secara naluri, serangga sebagai musuh alami sangat menyukai tanaman yang menyediakan makanan bagi dirinya, yakni nektar ataupun polen. Kedua hal ini mampu meningkatkan kebugaran bagi para musuh alami untuk bergerak membasmi si hama tanaman. Siklus hidup parasitoid sangatlah membantu para petani. Ia jadi parasit telur wereng cokelat. Anagrus dan Oligosita merupakan genus dari parasitoid telur dari hama wereng batang coklat yang paling banyak pada ekosistem sawah.
Parasitoid adalah serangga yang menghabiskan seluruh atau sebagian hidup pada inang serangga lain atau hama. Parasitoid itu meletakkan telur di tubuh wereng batang cokelat dan mencegah telur menetas atau tak dapat berkembang. Ukuran parasitoid sangat kecil dibandingkan inangnya maupun predator pada ekosistem sawah. Pada kondisi normal, Anargus jadi parasit di telur wereng batang coklat, hingga tak mampu membentuk individu baru. Artinya, tak mampu menetas atau tak dapat berkembang.
Singkatnya, dengan penanaman bunga sebagai refugia, populasi parasitoid berhasil jadi dewasa lebih banyak, maka keseimbangan ekosistem akan stabil. Sebaliknya, jika lahan pertanian tanpa bunga, populasi parasitoid yang berhasil dewasa rendah. Keseimbangan ekosistem pun tak stabil dan wereng di alam akan bertambah.
Menurut berbagai penelitian, jenis parasitoid yang mendapat pengaruh ketika pertanaman padi dengan bunga yakni Anargus lebih sensitif dengan ketersediaan bunga di lapangan.
Parasitoid ini kan sudah ada di alam, namun melalui pengelolaan agen hayati ini, kita meningkatkan kemampuan parasitoid. Salah satunya melalui penanaman bunga sebagai refugia.
Bunga sebagai sumber nektar mampu memberikan akses bagi para parasitoid meningkatkan kebugaran. Dengan peningkatan parasitoid, bisa mencegah wereng batang coklat lahir. Meski begitu, perlu ada syarat kondisi ekosistem sehat, yakni, tak menggunakan pestisida jika tak diperlukan, memiliki keragaman hayati tinggi dan musuh alami banyak serta ada keseimbangan antara herbivora dan musuh alami.
Kemunculan Anargus dari telur wereng batang coklat ini lebih banyak ditemukan pada ekosistem yang dilindungi bunga sebagai refugia, dibandingkan ekosistem lain. Penanaman bunga sebagai refugia mampu meningkatkan kelangsungan hidup dan keturunan Anargus, tetapi tak berlaku pada Oligosita di sawah.
Karakteristik Bunga
Tak semua tanaman berbunga bisa jadi musuh alami untuk mendatangkan serangga. Ukuran, bentuk, warna, keharuman, periode berbunga dan kandungan nektar dan polen jadi faktor penentu.
Gracia Melsiana Aldini, peneliti UGM mengamati musuh alami pada bunga kertas (Zinnia elegans) dan kenikir (Cosmos sulphureus) dan (Tagetes erecta). Secara warna, ketiga bunga ini berbeda, bunga Z. elegans cenderung berwarna merah muda, C. sulphureus berwarna kuning dan T. Erecta, oranye. Z elegans dan C. sulphureus memiliki letak polen tak tertutup mahkota bunga dan lebih terbuka dibandingkan letak polen T. erecta yang tertutup mahkota bunga. Hal ini menyebabkan Z. elegans dan C. sulphureuslebih banyak dihinggapi musuh alami dibandingkan T. Erecta, dengan perbandingan mencapai tiga sampai empat kali lipat. Penelitian ini menyebutkan, Z. elegans memiliki struktur musuh alam 10 ordo, 29 famili dengan 1.115 individu, C. Sulphureus, 10 ordo, 38 famili dan 1.582 individu, sedangkan T. erecta hanya tujuh ordo, 15 famili, 414 individu.
Faktor morfologi bunga penting dalam aksesibilitas mencapai nektar atau polen adalah lebar dan kedalaman mahkota. Ini erat kaitannya dengan ukuran kepala dan struktur mulut parasitoid. Tak hanya itu, warna, ukuran polen dan kandungan senyawa pun mempengaruhi. T. erecta memiliki ukuran polen paling besar (39 µm) dibandingkan yang lain, bunga inipun mengandung senyawa terpenoid, alkaliod, polietilena dan flavonoid.
”Senyawa ini diketahui repellent atau menolak kehadiran serangga karena baunya cenderung menyengat, hingga serangga sedikit yang mau ke situ,” katanya.
Berdasarkan wawancara dengan petani, bunga ini biasa untuk mengusir hama tikus. Dalam penelitian dia menyebutkan, fungsi refugia sebagai tempat berlindung atau shelter bagi serangga ketika belum memiliki inang. Adapun kemungkinan serangga berada di tanaman untuk beristirahat dan pindah ke tempat lain atau mungkin menetap sementara waktu guna melalui satu fase hidupnya.
Maka tanaman berbunga yang ditanam di pematang sawah bermanfaat menjaga atau meningkatkan keragaman serangga pada pertanaman padi.
Dari ketiga tanaman itu, katanya, masih banyak jenis lain yang memiliki potensi serupa. Menurut Gracia, perlu memperhatikan kisaran inang hama tanaman budidaya, waku tanam dan karakteristik tumbuhan yang digunakan.
Penanaman bunga sebagai refugia ini tak hanya di lahan sawah, juga sayuran. Adapun jenis tanaman yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan, seperti bunga matahari, tapak dara, kenikir, kembang kertas, okra, pukul delapan dan kacang panjang. Nah, terbukti kan penambahan tanaman berbunga jadi strategi efektif untuk meningkatkan keragaman hayati dan kekayaan ekosistem pada lahan padi.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.