Di malam minggu terakhir sebelum memasuki bulan puasa, saya akan membahas mesin sejarah mesin Formula 1 Isuzu yakni P99 WE V12. Saya yakin pasti banyak yang asing dengan mesin ini atau banyak yang tidak mengetahui kalau Isuzu pernah bikin mesin Formula 1. Ceritanya, 28 tahun lalu pada Januari 1990 Isuzu membuat mesin P799 WE untuk melihat sejauh mana kemampuan mesin bensin buatannya dapat digunakan. Mesin ini di riset hanya oleh 4 orang pilihan Isuzu. Beberapa part dibuat oleh Kobe steel, namun piston dibuat oleh Mare yang telah dikenal sebagai pembuat piston balap. Akhirnya mesin Isuzu P799 WE selesai pada 24 Desember 1990.
Pada awalnya mesin ini dipertimbangkan untuk McLaren F1 (Mobil jalan raya). Tapi akhirnya Gordon Murray ingin mesin yang memiliki sejarah kuat akhirnya jatuh ke mesin BMW. Kemudian pada 1991, Tim Lotus mencari mesin baru untuk mengangkat tim. Cara terbaik untuk tetap di Formula Satu adalah dengan didukung oleh pabrikan mesin besar. Secara kebetulan saat itu tim Lotus disponsori oleh banyak perusahaan Jepang (Tamiya, Komatsu, Shionogi dll.) sehingga mudah bagi manajer Lotus, Peter Collin untuk menghubungi dan bernegosiasi dengan Isuzu. Akhirnya disepakati mesin Isuzu P799 WE dipasang di sasis Lotus 102C dan akan di tes pada Agustus 1991. Nah, cerita ini saya lanjutkan, mari kita lihat dulu spesifikasi mesin Isuzu P799 WE.
Spesifikasi Isuzu P799 WE
Total panjang: 690 mm
Lebar keseluruhan: 580 mm
Tinggi total 495 mm
Jumlah silinder: V 12 silinder 75 derajat
Kapasitas: 3.493 cc
Tenaga maksimum: 646PS / 12.000rpm (awal), 765PS / 13.500rpm (hasil pengembangan)
Torsi maksimum: 41,0 kg · m / 10.000 rpm (awal), 42,5 kg · m / 11.500 rpm (terakhir)
Diameter piston: 85mm
Stroke: 51,3 mm
Rasio kompresi: 13 : 1
Berat: 158 kg
Rasio kompresi: 13 : 1
Berat: 158 kg
Tes Mesin Isuzu P799 WE
Singkat cerita, mesin P799 WE diterbangkan ke Inggris. Setelah mesin sampai di Inggris pada tanggal 31 Juli, pada 2 Agustus mesin di pasang pada sasis Lotus. Ternyata, bukan hal mudah bagi Lotus dalam tes perdana mesin ini karena sasis 102 mereka didesain untuk mesin besar Lamborghini. Beberapa perubahan dilakukan saat pemasangan mesin ini agar ngepas dengan sasis yang pada ujungnya membuat penampilannya di trek tidak bisa maksimal. Makin repot harus memasang baterai tambahan seberat 80 kg karena di sasis 102 tidak memiliki alternator.
Setelah itu, tes di sirkuit Silverstone dimulai pada 6 Agustus 1991 dengan duet pembalap Inggris Johnny Herbert dan Mika Hakkinen. Pada tanggal 6 tes menggunakan jalur selatan sepanjang 120 km dan pada tanggal 7 menggunakan sirkuit penuh sepanjang 150 km. Karena tidak memiliki alternator untuk pembangkit listrik dan harus memasang beberapa baterai yang imbasnya menambah berat. Karena lebih berat, putaran tercepat yang dicatat oleh 102C adalah 1 menit 30 detik, sekitar 6 detik di belakang Ayrton Senna dari McLaren Honda yang sedang menguji pada hari yang sama.
Manajer tim Peter Collins seusai tes memberikan konfirmasi resmi soal kemungkinan kerjasama Isuzu untuk jadi pemasok mesin Lotus. Meskipun hasil tes awal kurang memuaskan ditambah dengan sasis yang tidak cocok, Lotus puas dengan penampilan perdana mesin Isuzu. Catatan waktu yang lambat dapat dijelaskan karena mesin tidak diisi dengan bahan bakar balap. Selain itu mobil juga 80 kg lebih berat, karena baterai tambahan yang dibutuhkan. Meskipun demikian potensi ada dengan mesin Isuzu.
Sayangnya setelah di uji sama Lotus, manajemen Isuzu tidak ingin melanjutkan proyek F1 mereka akan fokus pada kendaraan niaga bermesin diesel. Kemudian, mesin Isuzu P799 WE V12 ini dipajang di kantor pusat Tamiya di Jepang karena pada awal dekade 1990-an Tamiya menjadi salah satu sponsor tim Lotus di arena F1.
Sumber:
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.