Akhirnya setelah jalan kaki selama 26 hari dari Mojokerto ke Jakarta, Agus Yuda bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta pada Selasa 8 Mei 2018. Selama perjalanan selama 26 hari, puluhan sopir truck dari berbagai wilayah menemaninya. Terakhir, beberapa organisasi sopir truck antara lain PSTI (Persatuan Supir Truk Indonesia), PPTI (Persatuan Pengemudi Truk Indonesia), SPTN (Serikat Pengemudi Truk Nusantara), PI (Pick Up Indonesia), Silinder (Silaturahmi Lintas Driver), KLBI (Keluarga Besar Pengemudi Indonesia), dan Solder (Solidaritas Driver) menemani ke Istana Negara dengan berjalan kaki dari wilayah Buaran, Jakarta Timur.
Pengemudi Truck Diterima Presiden Di Istana Negara
Agus Yuda diterima langsung oleh Presiden dengan didampingi oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Wakapolri Komjen Pol Syafruddin. Agus Yuda tidak sendiri karena presiden juga mengundang 80 sopir truk lainnya. Setidaknya, terdapat dua keluhan besar yang disampaikan para pengemudi truck dari seluruh Indonesia itu. Pertama ialah mengenai adanya pungli oleh oknum polisi dan Dinas Perhubungan dan kedua adalah tindak premanisme yang biasa mereka temui saat beroperasi.
Di awal pertemuan, Presiden mengucapkan terima kasih kepada para sopir yang mendedikasikan diri mendistribusikan berbagai barang mulai bahan pangan sampai produk kebutuhan masyarakat ke berbagai pelosok wilayah Indonesia. Presiden Joko Widodo juga menanyakan apakah masih ada pungli di jalan. Para sopir menjawab ada dan makin banyak. Presiden tampak terkejut ketika para sopir mengatakan pungli makin marak. Presiden pun menanyakan pungli yang dialami. Tak hanya pungli, para sopir truck juga mengalami banyak intimidasi dari preman-preman lokal.
Salah satu sopir truck bercerita bila memasuki wilayah tertentu, terutama ketika terjadi kemacetan atau jalan rusak, kelompok-kelompok preman akan mengenakan tarif tertentu mulai ribuan sampai ratusan ribu. Para sopir truk mengeluhkan banyaknya pungli dan premanisme sepanjang perjalanan membawa truck. Akibatnya, pendapatan mereka berkurang bahkan habis. Menurut Agus Yuda, di jalur lintas Sumatera, seorang pengemudi bisa mengeluarkan Rp 3 juta untuk pungli dan biaya preman ini. "Mesti bayar kalau mau lewat jalan. Kalau tidak bayar, kaca pecah. Kalau gak kaca pecah ya ban kita disobek," seorang pengemudi menjelaskan.
Presiden Terkejut Dengan Maraknya Pungli
Presiden sangat terkejut dan geram dengan masih banyaknya pungli dan premanisme serta meminta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Wakapolri Komisaris Jenderal Syafruddin yang mendampingi untuk segera menindaklanjuti laporan para sopir tersebut.
“Premanisme, akan ditindaklanjuti Wakapolri. Ini teknisnya di kepolisian,” ujar Presiden. Wakapolri KomJen Syafruddin kemudian menantang para sopir untuk membuktikan kemungkinan pungli dari oknum Polri. Silahkan lapor kalau ada dan ada buktinya, langsung saya pecat. Saya tantang para sopir untuk melapor, tapi dengan bukti,” ujarnya. Wakapolri Komjen Syafruddin juga membantah bila Saber Pungli gagal. Sebab, sepanjang 2017, sebanyak 1.800 orang ditangkap dan dipecat karena menarik pungli.
Truck Muatan Overload
Sementara keluhan kedua ialah mengenai peraturan pembatasan tonase yang dikeluhkan sejumlah pengemudi. Menurut pengakuan mereka, para pengemudi sering kali tidak mengetahui batas-batas yang diterapkan peraturan itu.
"Selama ini kami pengemudi ngertinya kan bawa barang, Pak. Kalau tidak bawa barang banyak, ya uangnya tidak ada. Karena ongkos pun kita gak tau batas atasnya di mana bawahnya di mana," ucap salah satu pengemudi truck.
Kemenhub Budi Karya mengatakan akan mengatasi pungli secara menyeluruh. Dia akan memanggil semua pengusaha angkutan untuk mematuhi bobot angkutan truk untuk menghindarkan penyebab ‘kesepakatan’ antara sopir dan petugas timbang.
Dirinya juga mewanti-wanti untuk melaporkan bila ada oknum aparat yang sampai terlibat dalam tindakan pungli dan premanisme di jalanan ini. Menurutnya, sanksi yang akan diberikan akan sama dengan para pelaku pungli di administrasi pemerintahan yang ditangani oleh Saber Pungli (Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar).
Terkait keluhan-keluhan ini, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa tindakan pungli dan premanisme itu tidak dibenarkan dan tidak boleh terus terjadi. Beliau langsung memerintahkan Kapolri dan Wakapolri untuk menindaklanjuti laporan-laporan itu.
Pengemudi Truck Diterima Presiden Di Istana Negara
Agus Yuda diterima langsung oleh Presiden dengan didampingi oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Wakapolri Komjen Pol Syafruddin. Agus Yuda tidak sendiri karena presiden juga mengundang 80 sopir truk lainnya. Setidaknya, terdapat dua keluhan besar yang disampaikan para pengemudi truck dari seluruh Indonesia itu. Pertama ialah mengenai adanya pungli oleh oknum polisi dan Dinas Perhubungan dan kedua adalah tindak premanisme yang biasa mereka temui saat beroperasi.
Di awal pertemuan, Presiden mengucapkan terima kasih kepada para sopir yang mendedikasikan diri mendistribusikan berbagai barang mulai bahan pangan sampai produk kebutuhan masyarakat ke berbagai pelosok wilayah Indonesia. Presiden Joko Widodo juga menanyakan apakah masih ada pungli di jalan. Para sopir menjawab ada dan makin banyak. Presiden tampak terkejut ketika para sopir mengatakan pungli makin marak. Presiden pun menanyakan pungli yang dialami. Tak hanya pungli, para sopir truck juga mengalami banyak intimidasi dari preman-preman lokal.
Salah satu sopir truck bercerita bila memasuki wilayah tertentu, terutama ketika terjadi kemacetan atau jalan rusak, kelompok-kelompok preman akan mengenakan tarif tertentu mulai ribuan sampai ratusan ribu. Para sopir truk mengeluhkan banyaknya pungli dan premanisme sepanjang perjalanan membawa truck. Akibatnya, pendapatan mereka berkurang bahkan habis. Menurut Agus Yuda, di jalur lintas Sumatera, seorang pengemudi bisa mengeluarkan Rp 3 juta untuk pungli dan biaya preman ini. "Mesti bayar kalau mau lewat jalan. Kalau tidak bayar, kaca pecah. Kalau gak kaca pecah ya ban kita disobek," seorang pengemudi menjelaskan.
Presiden Terkejut Dengan Maraknya Pungli
Presiden sangat terkejut dan geram dengan masih banyaknya pungli dan premanisme serta meminta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Wakapolri Komisaris Jenderal Syafruddin yang mendampingi untuk segera menindaklanjuti laporan para sopir tersebut.
“Premanisme, akan ditindaklanjuti Wakapolri. Ini teknisnya di kepolisian,” ujar Presiden. Wakapolri KomJen Syafruddin kemudian menantang para sopir untuk membuktikan kemungkinan pungli dari oknum Polri. Silahkan lapor kalau ada dan ada buktinya, langsung saya pecat. Saya tantang para sopir untuk melapor, tapi dengan bukti,” ujarnya. Wakapolri Komjen Syafruddin juga membantah bila Saber Pungli gagal. Sebab, sepanjang 2017, sebanyak 1.800 orang ditangkap dan dipecat karena menarik pungli.
Truck Muatan Overload
Sementara keluhan kedua ialah mengenai peraturan pembatasan tonase yang dikeluhkan sejumlah pengemudi. Menurut pengakuan mereka, para pengemudi sering kali tidak mengetahui batas-batas yang diterapkan peraturan itu.
"Selama ini kami pengemudi ngertinya kan bawa barang, Pak. Kalau tidak bawa barang banyak, ya uangnya tidak ada. Karena ongkos pun kita gak tau batas atasnya di mana bawahnya di mana," ucap salah satu pengemudi truck.
Kemenhub Budi Karya mengatakan akan mengatasi pungli secara menyeluruh. Dia akan memanggil semua pengusaha angkutan untuk mematuhi bobot angkutan truk untuk menghindarkan penyebab ‘kesepakatan’ antara sopir dan petugas timbang.
Dirinya juga mewanti-wanti untuk melaporkan bila ada oknum aparat yang sampai terlibat dalam tindakan pungli dan premanisme di jalanan ini. Menurutnya, sanksi yang akan diberikan akan sama dengan para pelaku pungli di administrasi pemerintahan yang ditangani oleh Saber Pungli (Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar).
Terkait keluhan-keluhan ini, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa tindakan pungli dan premanisme itu tidak dibenarkan dan tidak boleh terus terjadi. Beliau langsung memerintahkan Kapolri dan Wakapolri untuk menindaklanjuti laporan-laporan itu.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.