Setelah di dua artikel sebelumnya saya membahas transmisi matik, sekarang saya akan bahas transmisi CVT pada mobil. Apa itu CVT? CVT adalah kependekan dari Continous Variable Transmission. Sesuai namanya, CVT merupakan sistem transmisi tanpa gigi perseneling seperti mobil dengan transmisi manual (M/T) atau mobil transmisi matic (A/T) standar. Jadi bila mobil sudah menggunakan transmisi CVT tidak perlu mengoper tuas perseneling untuk posisi gigi 1,2,3,4 dan tetap pada gigi satu. Gearbox CVT tidak terdiri dari serangkaian planetary gear set (meliputi sun gear, pinion gear, ring gear dan carrier), tetapi berupa dua pully, sebagai penggerak dan yang digerakkan. Pada kedua pully dililitkan sabuk baja.
Sebagai pengganti gigi transmisi tersebut digunakan dua puli, yaitu puli penggerak dan puli yang digerakkan. Kedua puli tersebut langsung terhubung dengan belt (sabuk yang terbuat dari serat baja). Perbedaan dengan matik konvensional adalah pada matik konvensional perpindahan transmisi digerakan oleh seperangkat planetary gear set yang menghasilkan rasio gigi yang berbeda-beda, maka pada CVT proses perpindahan transmisi dihasilkan oleh perubahan diameter pully karena gaya sentrifugal. Karena digerakkan oleh sabuk baja maka transmisi CVT lebih lembut dan tanpa hentakan.
Pada CVT, belt-nya ini pada putaran tertentu dapat membuat diameter pully membesar atau mengecil hingga tenaga yang dihasilkan juga jadi lebih besar atau kecil. Pada awalnya, puli tersebut bergerak dengan rasio lebih kecil, namun lama kelamaan menjadi lebih besar sesuai dengan kebutuhan kecepatan mobil. Sedangkan puli yang digerakkan berkerja bertolak belakang (dari besar lama kelamaan menjadi kecil).
Itulah mengapa pada transmisi CVT tidak terjadi hentakan karena tidak terjadi perpindahan percecepatan secara bertingkat/berundak. Pada transmisi CVT perpindahan percepatan secara gradual atau kontinyu. Artinya disini terjadi perubahan rasio "gear" bukan perpindahan rasio gear. Dan perpindahan berlangsung secara gradual seiring penambahan laju kendaraan.
Perubahan rasio pully yang terjadi menentukan perubahan kecepatan. Besar-kecilnya diameter pully yang bersifat relatif terhadap satu dan lainnya pada kedua pully tersebut diatur secara terkomputerisasi oleh TCU (Transmission Control Unit), dengan cara mengatur tekanan oli dalam masing-masing ruang pully.
Sebagai contoh, beberapa diantara mobil yang menggunakan transmisi CVT di Indonesia Datsun Cross, Honda Brio, Honda Mobilio, Suzuki Ignis dan Mitsubishi Mirage, Toyota Prius Hybrid dan All New Camry dan masih banyak lagi. Bahkan sebagian besar mobil Hybrid telah menggunakan transmisi CVT karena lebih halus dan irit bahan bakar.
Sebagai pengganti gigi transmisi tersebut digunakan dua puli, yaitu puli penggerak dan puli yang digerakkan. Kedua puli tersebut langsung terhubung dengan belt (sabuk yang terbuat dari serat baja). Perbedaan dengan matik konvensional adalah pada matik konvensional perpindahan transmisi digerakan oleh seperangkat planetary gear set yang menghasilkan rasio gigi yang berbeda-beda, maka pada CVT proses perpindahan transmisi dihasilkan oleh perubahan diameter pully karena gaya sentrifugal. Karena digerakkan oleh sabuk baja maka transmisi CVT lebih lembut dan tanpa hentakan.
Pada CVT, belt-nya ini pada putaran tertentu dapat membuat diameter pully membesar atau mengecil hingga tenaga yang dihasilkan juga jadi lebih besar atau kecil. Pada awalnya, puli tersebut bergerak dengan rasio lebih kecil, namun lama kelamaan menjadi lebih besar sesuai dengan kebutuhan kecepatan mobil. Sedangkan puli yang digerakkan berkerja bertolak belakang (dari besar lama kelamaan menjadi kecil).
Itulah mengapa pada transmisi CVT tidak terjadi hentakan karena tidak terjadi perpindahan percecepatan secara bertingkat/berundak. Pada transmisi CVT perpindahan percepatan secara gradual atau kontinyu. Artinya disini terjadi perubahan rasio "gear" bukan perpindahan rasio gear. Dan perpindahan berlangsung secara gradual seiring penambahan laju kendaraan.
Perubahan rasio pully yang terjadi menentukan perubahan kecepatan. Besar-kecilnya diameter pully yang bersifat relatif terhadap satu dan lainnya pada kedua pully tersebut diatur secara terkomputerisasi oleh TCU (Transmission Control Unit), dengan cara mengatur tekanan oli dalam masing-masing ruang pully.
Sebagai contoh, beberapa diantara mobil yang menggunakan transmisi CVT di Indonesia Datsun Cross, Honda Brio, Honda Mobilio, Suzuki Ignis dan Mitsubishi Mirage, Toyota Prius Hybrid dan All New Camry dan masih banyak lagi. Bahkan sebagian besar mobil Hybrid telah menggunakan transmisi CVT karena lebih halus dan irit bahan bakar.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.