Rest In Peace Stephen Hawking 1942-2018 (76). 14 Maret 2018 kita kehilangan fisikawan, ahli kosmologi, dan penulis hebat dunia. Semoga ilmu, penemuan, dan karyanya akan terjaga abadi serta bermanfaat bagi kita semua. Stephen Hawking meninggal tepat pada Pi Day dan hari kelahiran Albert Einstein. Secara kebetulan, kosmolog yang terkenal dengan karya A Brief History of Time ini meninggal pada hari kelahiran Albert Einstein yakni 14 Maret 139 tahun lalu. Uniknya lagi, dua fisikawan terkemuka ini juga meninggal di usia yang sama, 76 tahun. Einstein lahir di Wurttemberg, Jerman pada 14 Maret 1879 dan meninggal di Princeton, New Jersey pada 18 April 1955, seperti dikutip dari Nobel Prize. Alam semesta memang memiliki rencananya sendiri.
Satu lagi keunikan yang kita dapati, Hawking diketahui lahir pada tanggal yang sama dengan kematian Galileo Galilei, yakni 8 Januari. Hawking lahir pada 8 Januari 1942. Saat itu, dunia sains sedang memperingati 300 tahun kematian fisikawan ternama abad pertengahan Galileo Galileo yang meninggal pada 8 Januari 1642. Maka tak heran kalau banyak orang berpendapat Hawking merupakan reinkarnasi dari Galileo.
Menariknya lagi, ada banyak kesamaan di antara keduanya: dua-duanya sama-sama pernah berseteru dengan pemuka agama. Teori bumi mengitari matahari (heliosentris) Galileo tidak diterima oleh gereja. Begitu pun Hawking, Paus Franciskus I mempertanyakan sikap ateisme Hawking.
Hawking lahir pada hari yang sama dengan kematian Galileo dan meninggal pada tanggal yang sama dengan kelahiran Einstein. Dalam otobiografinya, My Brief History, Hawking membanggakan hari kelahirannya yang sama dengan hari wafatnya Galileo.
Hubungan erat Hawking dengan Galileo dan Einstein adalah kesamaan pikirannya dalam memandang alam raya dan peran penting Sains di dalamnya. Hawking meneruskan apa yang sudah dimulai oleh Galileo dan Einstein. Dia menekuni bidang yang menjadi perhatian Galileo, tentang kosmologi, gravitasi, dan pergerakan benda-benda langit. Hawking juga meneruskan upaya yang sudah dimulai Einstein, seputar relativitas umum dan mekanika kuantum.
Hawking Idap ALS
Hawking diketahui mengidap penyakit langka, yakni amyotrophical lateral sclerosis atau yang lebih dikenal dengan ALS sejak 50 tahun lalu. Hawking didiagnosis penyakit ALS pada umur 21 tahun. Saat itu, umurnya diprediksi tinggal 2 tahun. Namun, kenyataannya, dia mampu hidup hingga 2018.
ALS adalah penyakit saraf yang mematikan segala anggota gerak. Dalam kasus Hawking, hanya otak yang bekerja dan menyokong kehidupannya. Gejala awalnya seperti cedera saraf biasa: otot kram dan tegang. Gejala berlanjut hingga sulit untuk mengunyah hingga kehilangan kemampuan menelan. Untuk memenuhi nutrisi sehari-hari, Hawking mendapat asupan melalui selang kecil ke mulutnya.
Selamat jalan, Stephen Hawking...... Membaca buku-bukunya sejak tahun 1995 dan sampai sekarang masih belum mampu memahami pemikiran-pemikirannya yang luar biasa. Rasanya seperti kehilangan seorang guru. Karya beliau memang fenomenal. Buku risalah yang rumit tentang penciptaan alam semesta raya dan masa depan yang tak bertepi. Buku bagi yang gemar deep reading dan deep thinking.
Satu lagi keunikan yang kita dapati, Hawking diketahui lahir pada tanggal yang sama dengan kematian Galileo Galilei, yakni 8 Januari. Hawking lahir pada 8 Januari 1942. Saat itu, dunia sains sedang memperingati 300 tahun kematian fisikawan ternama abad pertengahan Galileo Galileo yang meninggal pada 8 Januari 1642. Maka tak heran kalau banyak orang berpendapat Hawking merupakan reinkarnasi dari Galileo.
Menariknya lagi, ada banyak kesamaan di antara keduanya: dua-duanya sama-sama pernah berseteru dengan pemuka agama. Teori bumi mengitari matahari (heliosentris) Galileo tidak diterima oleh gereja. Begitu pun Hawking, Paus Franciskus I mempertanyakan sikap ateisme Hawking.
Hawking lahir pada hari yang sama dengan kematian Galileo dan meninggal pada tanggal yang sama dengan kelahiran Einstein. Dalam otobiografinya, My Brief History, Hawking membanggakan hari kelahirannya yang sama dengan hari wafatnya Galileo.
Hubungan erat Hawking dengan Galileo dan Einstein adalah kesamaan pikirannya dalam memandang alam raya dan peran penting Sains di dalamnya. Hawking meneruskan apa yang sudah dimulai oleh Galileo dan Einstein. Dia menekuni bidang yang menjadi perhatian Galileo, tentang kosmologi, gravitasi, dan pergerakan benda-benda langit. Hawking juga meneruskan upaya yang sudah dimulai Einstein, seputar relativitas umum dan mekanika kuantum.
Hawking Idap ALS
Hawking diketahui mengidap penyakit langka, yakni amyotrophical lateral sclerosis atau yang lebih dikenal dengan ALS sejak 50 tahun lalu. Hawking didiagnosis penyakit ALS pada umur 21 tahun. Saat itu, umurnya diprediksi tinggal 2 tahun. Namun, kenyataannya, dia mampu hidup hingga 2018.
ALS adalah penyakit saraf yang mematikan segala anggota gerak. Dalam kasus Hawking, hanya otak yang bekerja dan menyokong kehidupannya. Gejala awalnya seperti cedera saraf biasa: otot kram dan tegang. Gejala berlanjut hingga sulit untuk mengunyah hingga kehilangan kemampuan menelan. Untuk memenuhi nutrisi sehari-hari, Hawking mendapat asupan melalui selang kecil ke mulutnya.
Selamat jalan, Stephen Hawking...... Membaca buku-bukunya sejak tahun 1995 dan sampai sekarang masih belum mampu memahami pemikiran-pemikirannya yang luar biasa. Rasanya seperti kehilangan seorang guru. Karya beliau memang fenomenal. Buku risalah yang rumit tentang penciptaan alam semesta raya dan masa depan yang tak bertepi. Buku bagi yang gemar deep reading dan deep thinking.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.