Aku tau ramai mobil Esemka bertepatan tahun politik, tapi aku tetap berharap pabrik mobil Esemka bisa segera produksi. Maka langsung saja aku jalan-jalan melihat bangunan PT Adiperkasa Citra Esemka Hero (ACEH) yang merupakan pabrik mobil ESEMKA di desa Demangan, Sambi Boyolali, Jawa Tengah. Saya memilih jalur dari arah bandara Adisumarmo lanjut Pasar Mangu, belok kiri dan melalui banyak persawahan hingga menuju lokasi pabrik di Demangan, Sambi. Asyiknya, perjalanan menuju ke sana dihiasi pemandangan khas pedesaan. Sesampainya di sana, terlihat bangunan bercat merah dan putih.
Lokasi pabrik yang berada di tengah bentang persawahan dan hutan desa menjadikan tempat tersebut relatif sepi dari kegiatan perekonomian. Namun, adanya jalan tol Solo-Kerosono yang hanya berjarak 5 kilometer akan berpengaruh positif.
Sampai lokasi pabrik, saya berjalan ke arah pabrik Esemka. Kebetulan, di luar pagar Esemka ada seseorang yang tengah sibuk dengan ponselnya. Setelah saya ajak kenalan, beliau adalah salah satu pekerja yang membangun 2 gedung baru Esemka. Beliau adalah pekerja harian yang dibawa oleh kontraktor dari Jakarta. Saya pun menyapa bapak tersebut. Karena sapaan saya mendapat respon yang baik, saya pun ngobrol dengan beliau.
"selamat siang pak, nampaknya Esemka lagi bangun gedung lagi ya pak" tanya saya.
"Iya, kebetulan saya ikut proyek pembangunan pabrik mobil Esemka" jawab Beliau.
Kemudian saya pamitan untuk melihat-alihat area pabrik yang sedang dibangun. Di area perakitan mobil Esemka, pada bagian belakang nampak bangunan yang mirip showroom mobil terdapat sebuah bangunan yang cukup lebar dan panjang khas bangunan pabrik pada umumnya.
Di bagian utara terlihat rangka-rangka bangunan yang masih dalam tahap pengerjaan. Sesekali nampak truck mixer dan pekerja bangunan tampak keluar masuk ke area pabrik. Akhirnya saya memilih jalan-jalan lokasi luar pabrik untuk ngobrol sama warga sekitar.
Pabrik Mobil Esemka Sewa Tanah Bengkok
Karena penasaran dengan tanah pabrik yang kabarnya hanya tanah sewaan, saya pun mencari informasi tersebut kepada warga di sebuah warung sambil ngopi. Menurut cerita warga, dulunya tanah pabrik untuk tanaman tebu tersebut disewa PT ACEH dengan harga Rp 1.000 per meter persegi. Jika dikalikan 14 hektare maka keluar biaya sewa sebesar Rp 140 juta untuk jangka waktu satu tahun. Jadi uang sewa, itu ya gajinya pak lurah dan pak carik sebagai pengganti panenan tebu. Hasil panen tebu sekitar 15 juta sekali musim dalam setahun.
Menurut cerita warga, pembayaran uang sewa tidak sekaligus untuk masa waktu 30 tahun, melainkan dibayar bertahap atau dibayar per tahun dan berlaku progresif. Hal yang menjadi alasan tidak dibayar 30 tahun sekalian karena pak lurah setiap lima tahun ganti. Selain itu, pembayarannya juga berlaku progesif alias ada kenaikan mengikuti perkembangan jaman.
Untuk perizinan penggunaan lahan bengkok banyak dibantu langsung oleh Bupati Boyolali, Seno Samodro. Ini tidak mengherankan dan sesuai slogan Boyolali yang pro investasi, sehingga bupati welcome terhadap sesuatu yang bisa mengangkat wilayahnya menjadi sebuah pendapatan asli daerah.
Semoga saja pembangunan pabrik segera selesai dan Esemka bisa segera produksi, yang kemudian hasilnya bisa dinikmati masyarakat. Aku sangat merindukan kehadirannya setelah matinya Timor dan Perkasa. Memang membangun industri mobil tidak mudah, namun project Esemka terus berlanjut.
Nah itulah catatan perjalanan menuju pabrik mobil Esemka di Demangan, Sambi, Boyolali. Kalau anda ingin main ke sini ada dua akses masuk ke pabrik tersebut. Pertama bisa melalui Jalan Solo-Semarang di desa Bangak-Sambi sekitar 10 kilometer. Dan akses kedua dari Solo melalui bandara Adisumarmo menuju Pasar Mangu Ngemplak-Sambi berjarak sekitar 5 kilometer seperti yang saya lewati.
Lokasi pabrik yang berada di tengah bentang persawahan dan hutan desa menjadikan tempat tersebut relatif sepi dari kegiatan perekonomian. Namun, adanya jalan tol Solo-Kerosono yang hanya berjarak 5 kilometer akan berpengaruh positif.
Sampai lokasi pabrik, saya berjalan ke arah pabrik Esemka. Kebetulan, di luar pagar Esemka ada seseorang yang tengah sibuk dengan ponselnya. Setelah saya ajak kenalan, beliau adalah salah satu pekerja yang membangun 2 gedung baru Esemka. Beliau adalah pekerja harian yang dibawa oleh kontraktor dari Jakarta. Saya pun menyapa bapak tersebut. Karena sapaan saya mendapat respon yang baik, saya pun ngobrol dengan beliau.
"selamat siang pak, nampaknya Esemka lagi bangun gedung lagi ya pak" tanya saya.
"Iya, kebetulan saya ikut proyek pembangunan pabrik mobil Esemka" jawab Beliau.
Kemudian saya pamitan untuk melihat-alihat area pabrik yang sedang dibangun. Di area perakitan mobil Esemka, pada bagian belakang nampak bangunan yang mirip showroom mobil terdapat sebuah bangunan yang cukup lebar dan panjang khas bangunan pabrik pada umumnya.
Di bagian utara terlihat rangka-rangka bangunan yang masih dalam tahap pengerjaan. Sesekali nampak truck mixer dan pekerja bangunan tampak keluar masuk ke area pabrik. Akhirnya saya memilih jalan-jalan lokasi luar pabrik untuk ngobrol sama warga sekitar.
Pabrik Mobil Esemka Sewa Tanah Bengkok
Karena penasaran dengan tanah pabrik yang kabarnya hanya tanah sewaan, saya pun mencari informasi tersebut kepada warga di sebuah warung sambil ngopi. Menurut cerita warga, dulunya tanah pabrik untuk tanaman tebu tersebut disewa PT ACEH dengan harga Rp 1.000 per meter persegi. Jika dikalikan 14 hektare maka keluar biaya sewa sebesar Rp 140 juta untuk jangka waktu satu tahun. Jadi uang sewa, itu ya gajinya pak lurah dan pak carik sebagai pengganti panenan tebu. Hasil panen tebu sekitar 15 juta sekali musim dalam setahun.
Menurut cerita warga, pembayaran uang sewa tidak sekaligus untuk masa waktu 30 tahun, melainkan dibayar bertahap atau dibayar per tahun dan berlaku progresif. Hal yang menjadi alasan tidak dibayar 30 tahun sekalian karena pak lurah setiap lima tahun ganti. Selain itu, pembayarannya juga berlaku progesif alias ada kenaikan mengikuti perkembangan jaman.
Untuk perizinan penggunaan lahan bengkok banyak dibantu langsung oleh Bupati Boyolali, Seno Samodro. Ini tidak mengherankan dan sesuai slogan Boyolali yang pro investasi, sehingga bupati welcome terhadap sesuatu yang bisa mengangkat wilayahnya menjadi sebuah pendapatan asli daerah.
Semoga saja pembangunan pabrik segera selesai dan Esemka bisa segera produksi, yang kemudian hasilnya bisa dinikmati masyarakat. Aku sangat merindukan kehadirannya setelah matinya Timor dan Perkasa. Memang membangun industri mobil tidak mudah, namun project Esemka terus berlanjut.
Nah itulah catatan perjalanan menuju pabrik mobil Esemka di Demangan, Sambi, Boyolali. Kalau anda ingin main ke sini ada dua akses masuk ke pabrik tersebut. Pertama bisa melalui Jalan Solo-Semarang di desa Bangak-Sambi sekitar 10 kilometer. Dan akses kedua dari Solo melalui bandara Adisumarmo menuju Pasar Mangu Ngemplak-Sambi berjarak sekitar 5 kilometer seperti yang saya lewati.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.