Di tengah sulitnya menembus masuk kawasan pabrik mobil Esemka di Desa Demangan, Boyolali, Jawa Tengah, tiba-tiba salah satu akun Instagram, @fxsuryadi77 mengunggah foto bagian dalam pabrik Esemka di Boyolali. Ia menyatakan dirinya sempat masuk ke dalam pabrik perakitan mobil Esemka di Boyolali dan bertemu dengan sejumlah karyawan pabrik.
Dalam akun pribadinya juga menampilkan foto mobil Esemka jenis pikap yang diproduksi di Boyolali. Suryadi menjelaskan kehadirannya di sana untuk memenuhi undangan Esemka yang saat itu tengah mencari vendor-vendor otomotif untuk dilibatkan dalam produksi Esemka.
"Saya mewakili Politeknik ATMI Surakarta memenuhi undangan saat itu," jelas Suryadi.
Seperti kita ketahui bersama, Pabrik milik PT Adiperkasa Citra Esemka Her (ACEH) yang memproduksi mobil Esemka di Boyolali, Jawa Tengah memang belum rampung sepenuhnya. Pabrik tersebut berdiri di atas lahan seluas 14 hektare. Berdirinya pabrik tersebut sebagai bukti keseriusan PT ACEH memproduksi massal Esemka di Tanah Air. Namun, sayangnya kita kesulitan masuk lokasi pabrik. Sekuriti yang di temui di lokasi pabrik pun tidak memperkenankan menjelajahi area pabrik.
Sang sekuriti enggan menceritakan lebih detail, bahkan menolak menghubungkan dengan pihak manajemen atau kepala proyek yang bertanggung jawab terhadap pembangunan pabrik.
"Informasi lebih lanjut bisa langsung ditanyakan dengan pihak manajemen saja. Saya tidak bisa menjawab," kata petugas keamanan itu. Kemudian petugas keamanan itu meminta untuk segera meninggalkan lokasi pabrik karena pengunjung yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke area pabrik.
Esemka Dalam Catatan
Masih segar dalam ingatan ketika Jokowi saat menjabat Walikota Solo mengumumkan Esemka sebagai mobil dinasnya pada Januari 2012.
Masih segar dalam ingatan waktu itu Esemka Rajawali yang sepintas mirip dengan Foday Explorer III, yang kemudian disebut 'mobil karya anak bangsa' terpilih sebagai mobil dinas Jokowi sebelum mobil mengikuti uji emisi di Balai Thermodinamika Motor dan Propulsi (BTMP) BPPT Serpong. Fenomena ini baru pertama kali di Indonesia bahkan di dunia, yakni saat seorang pejabat negara menjadikan mobil 'misterius' sebagai kendaraan dinas.
Esemka Rajawali itu didatangkan dalam bentuk CBU terurai dari negeri Tirai Bambu China ke Solo. Untuk menjadi sebuah mobil utuh, PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) mengandalkan bengkel Sukiyat di jalan Solo-Yogyakarta, tepatnya di Ngaran, Mlese, Ceper, Klaten. Di bengkel itu, Esemka dirakit dan mengambil berbagai komponen dari mobil yang sudah dijual di dunia. Tujuannya, agar penampilannya tidak sama dengan Foday.
Berbulan-bulan pemberitaan Esemka Rajawali, mobil itu akhirnya dinyatakan lulus uji emisi oleh BTMP BPPT Serpong pada Agustus 2012 dan satu bulan kemudian diperbolehkan masuk produksi setelah Kemenhub mengeluarkan Sertifikat Registrasi Uji Tipe Kendaraan Bermotor Nomor SK 3896/AJ.402/DRJD/2012.
Ada dua tipe yang boleh diproduksi, yaitu Esemka Rajawali model SUV dan model pikap Esemka Bima. Saat itu, Esemka kian pun menuai pro dan kontra dari masyarakat luas. Namun, atas nama anak bangsa, Jokowi mantap dengan pendiriannya, yaitu membawa Esemka ke industri otomotif yang lebih besar lagi.
Pada medio 2015, Esemka menyuguhkan model cerita yang berbeda. PT SMK melebur dengan PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL) dan mendirikan PT Adiperkasa Citra Esemka Her (ACEH) yang dipimpin Abdullah Mahmud Hendropriyono, Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Berdirinya PT baru dianggap salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas produk Esemka biar mudah menjamah pasar Indonesia.
Sekitar dua tahun kemudian, tepatnya September 2017, sebuah mobil pick up disebut-sebut model baru Esemka Digdaya beredar di jalanan Solo, di tengah kebingungan publik mempertanyakan ke mana perginya Esemka. Kehadirannya sontak menarik perhatian masyarakat dan akhirnya viral di media sosial menjadi perbincangan netizen.
Semoga munculnya foto ruang produksi mobil Esemka di Boyolali ini menjadi momen bagi Esemka untuk keluar ke permukaan. Kemunculan ini sekaligus menjawab keraguan gelar 'misterius' yang terlanjur melekat di dalamnya.
Dalam akun pribadinya juga menampilkan foto mobil Esemka jenis pikap yang diproduksi di Boyolali. Suryadi menjelaskan kehadirannya di sana untuk memenuhi undangan Esemka yang saat itu tengah mencari vendor-vendor otomotif untuk dilibatkan dalam produksi Esemka.
"Saya mewakili Politeknik ATMI Surakarta memenuhi undangan saat itu," jelas Suryadi.
Seperti kita ketahui bersama, Pabrik milik PT Adiperkasa Citra Esemka Her (ACEH) yang memproduksi mobil Esemka di Boyolali, Jawa Tengah memang belum rampung sepenuhnya. Pabrik tersebut berdiri di atas lahan seluas 14 hektare. Berdirinya pabrik tersebut sebagai bukti keseriusan PT ACEH memproduksi massal Esemka di Tanah Air. Namun, sayangnya kita kesulitan masuk lokasi pabrik. Sekuriti yang di temui di lokasi pabrik pun tidak memperkenankan menjelajahi area pabrik.
Sang sekuriti enggan menceritakan lebih detail, bahkan menolak menghubungkan dengan pihak manajemen atau kepala proyek yang bertanggung jawab terhadap pembangunan pabrik.
"Informasi lebih lanjut bisa langsung ditanyakan dengan pihak manajemen saja. Saya tidak bisa menjawab," kata petugas keamanan itu. Kemudian petugas keamanan itu meminta untuk segera meninggalkan lokasi pabrik karena pengunjung yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke area pabrik.
Esemka Dalam Catatan
Masih segar dalam ingatan ketika Jokowi saat menjabat Walikota Solo mengumumkan Esemka sebagai mobil dinasnya pada Januari 2012.
Masih segar dalam ingatan waktu itu Esemka Rajawali yang sepintas mirip dengan Foday Explorer III, yang kemudian disebut 'mobil karya anak bangsa' terpilih sebagai mobil dinas Jokowi sebelum mobil mengikuti uji emisi di Balai Thermodinamika Motor dan Propulsi (BTMP) BPPT Serpong. Fenomena ini baru pertama kali di Indonesia bahkan di dunia, yakni saat seorang pejabat negara menjadikan mobil 'misterius' sebagai kendaraan dinas.
Esemka Rajawali itu didatangkan dalam bentuk CBU terurai dari negeri Tirai Bambu China ke Solo. Untuk menjadi sebuah mobil utuh, PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) mengandalkan bengkel Sukiyat di jalan Solo-Yogyakarta, tepatnya di Ngaran, Mlese, Ceper, Klaten. Di bengkel itu, Esemka dirakit dan mengambil berbagai komponen dari mobil yang sudah dijual di dunia. Tujuannya, agar penampilannya tidak sama dengan Foday.
Berbulan-bulan pemberitaan Esemka Rajawali, mobil itu akhirnya dinyatakan lulus uji emisi oleh BTMP BPPT Serpong pada Agustus 2012 dan satu bulan kemudian diperbolehkan masuk produksi setelah Kemenhub mengeluarkan Sertifikat Registrasi Uji Tipe Kendaraan Bermotor Nomor SK 3896/AJ.402/DRJD/2012.
Ada dua tipe yang boleh diproduksi, yaitu Esemka Rajawali model SUV dan model pikap Esemka Bima. Saat itu, Esemka kian pun menuai pro dan kontra dari masyarakat luas. Namun, atas nama anak bangsa, Jokowi mantap dengan pendiriannya, yaitu membawa Esemka ke industri otomotif yang lebih besar lagi.
Pada medio 2015, Esemka menyuguhkan model cerita yang berbeda. PT SMK melebur dengan PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL) dan mendirikan PT Adiperkasa Citra Esemka Her (ACEH) yang dipimpin Abdullah Mahmud Hendropriyono, Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Berdirinya PT baru dianggap salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas produk Esemka biar mudah menjamah pasar Indonesia.
Sekitar dua tahun kemudian, tepatnya September 2017, sebuah mobil pick up disebut-sebut model baru Esemka Digdaya beredar di jalanan Solo, di tengah kebingungan publik mempertanyakan ke mana perginya Esemka. Kehadirannya sontak menarik perhatian masyarakat dan akhirnya viral di media sosial menjadi perbincangan netizen.
Semoga munculnya foto ruang produksi mobil Esemka di Boyolali ini menjadi momen bagi Esemka untuk keluar ke permukaan. Kemunculan ini sekaligus menjawab keraguan gelar 'misterius' yang terlanjur melekat di dalamnya.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.