Kecelakaan maut kembali terjadi di di trurunan Emen, Kampung Cicenang, Desa Ciater, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Sabtu 10 Februari 2018 sore. Kecelakaan ini melibatkan bus pariwisata F 7959 AA yang membawa rombongan dari Ciputat.
Beberapa media baik cetak maupun elektronik melaporkan Rombongan ini baru saja meninggalkan kawasan wisata kawah Gunung Tangkuban Parahu di Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, untuk kembali pulang ke via Tol Cikopo-Palimanan yang bisa diakses dari Gerbang Tol Subang Kota. Nah, Setelah keluar dari gerbang Tangkuban Parahu, bus harus melewati turunan panjang sekitar 2 kilometer. Saat melintas turunan panjang dan berkelok, bus tidak terkendali karena diduga rem blong dan menabrak sepeda motor dengan nomor polisi T 4382 MM. Bus kemudian menabrak tebing sebelah kiri jalan dan terguling di bahu jalan.
Bus Rem Blong Atau Hilang Traksi?
Dari anelia kedua diatas, mayoritas media memberitakan bus alami rem blong. Saya sendiri sedikit ragu dengan analisa tersebut mengingat ini bus Mercedes-Benz yang jarang sekali mengalami masalah pengereman. Saya juga meyakini bus dalam kondisi laik jalan dan mendapat perawatan maksimal. Jadi saya cenderung menduga bus sudah melakukan pengereman namun ban kehilangan traksi ke aspal karena kecepatan yang cukup tinggi.
Mari kita lihat situasi jalanan di turunan Emen tersebut. Pada awalnya bus melaju dari arah Bandung menuju Subang. Lalu, saat tiba di Turunan Emen, bus bernopol F 7959 AA yang dikendarai Amirudin (32) oleng dan menabrak sepeda motor matic yang ada didepannya. Nah, olengnya bus dalam pandangan saya karena pengemudi melakukan pengereman keras untuk menghindari kecelakan dengan motor. Karena ini jalan menurun dan bus cenderung kencang membuat roda bus kehilangan traksi dan oleng.
Kemudian kita lihat kondisi jalan beraspal bagus menikung dan menurun dari arah Bandung menuju arah Subang. Di mana, jalan terbagi menjadi dua jalur dipisahkan oleh marka jalan garis putih tunggal tidak terputus. Sedangkan jalur dari arah Subang menuju Bandung terbagi menjadi dua lajur dipisahkan oleh garis marka jalan putih tunggal terputus-putus, permukaan jalan aspal hotmix bagus, arus lalu lintas sedang, dan sebelah timur jalan kebun teh dan sebelah barat jalan tebing. Normalnya ya, saat kondisi jalan seperti itu, pengemudi cenderung mengemudikan bus sedikit kencang. Karena kondisi jalan itu menurun dan berkelok maka bus tidak berhenti saat dilakukan pengereman keras dan justru oleng. Kemudian bus menabrak motor, menabrak tebing di sebelah kiri jalan lalu terguling di bahu jalan.
Rem Bus Bekerja Sebelah
Selain faktor bus hilang traksi, kemungkinan lain adalah rem bus tidak bekerja di salah satu roda, kemungkinan belakang kanan karena bus membuang kekiri. Dugaan saya kalau rem bus tidak blong dan hanya tidak bekerja maksimal juga sama seperti dugaan Kasubdit Laka Dit Gakkum Korlantas Polri, Kombes Pol Joko Rudi. di laman Merdeka.com Kasubdit Laka Dit Gakkum Korlantas Polri, Kombes Pol Joko Rudi menduga penyebab kecelakaan bus pariwisata di Tanjakan Emen, Subang akibat adanya malfungsi sistem rem. 27 Orang tewas dalam kecelakaan yang terjadi Sabtu (10/2) kemarin.
Faktor Penyebab Kecelakaan
Sebenernya ada banyak faktor yang menjadi penyebab kecelakaan, faktor lingkungan kontur jalan dan manusia atau human error dan terakhir mitos, tapi faktor terakhir sulit dibuktikan.
Karena faktor mitos sulit dibuktikan saya lebih cenderung mengedepankan faktor human error pada kecelakaan ini selain faktor hilang traksi seperti penjelasan diatas. Jadi menurut saya pengemudi bus mengalami Out of Control (OC) saat menurun di Emen arah ke Subang. Saya menduga fisik dari pengemudi bus sedikit lelah dan kurang konsentrasi. Akibatnya, konsentrasi saat mengemudi, ditambah cuaca sejuk dan kontur jalan yang cenderung menurun tajam serta belokan membuat kecelakaan maut itu tak bisa terhindarkan.
Diduga, jalan yang menurun membuat sopir membawa bus dengan santai dan adanya penurunan konsentrasi. Hingga terjadi OC pada kendali bus pada refleksitas injak rem dan kopling. Faktor lain bisa juga di sebabkan pengemudi tidak hafal medan jalan karena memang belum pernah lewat turunan Emen ini, tapi kemungkinan ini juga kecil mengingat ini bus Jawa Barat yang kemungkinan sering membawa rombongan wisata ke Tangkuban Perahu dan melewati tanjakan Emen ini.
Kesimpulan sementara bahwa kecelakaan adanya Out of Control atau lepas kendali dari pihak bus dalam hal turunan jalan. Out of Control banyak sebabnya mungkin dari aspek manusia bisa kendaraan, bisa alam bisa kontur jalan bisa penyebab lain mungkin cuaca, remnya bocor, dan lain sebagainya. Untuk kebenarannya, kita tunggu saja penyelidikan dari KNKT dan instansi terkait seperti Kepolisian dan Dinas Perhubungan.
Beberapa media baik cetak maupun elektronik melaporkan Rombongan ini baru saja meninggalkan kawasan wisata kawah Gunung Tangkuban Parahu di Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, untuk kembali pulang ke via Tol Cikopo-Palimanan yang bisa diakses dari Gerbang Tol Subang Kota. Nah, Setelah keluar dari gerbang Tangkuban Parahu, bus harus melewati turunan panjang sekitar 2 kilometer. Saat melintas turunan panjang dan berkelok, bus tidak terkendali karena diduga rem blong dan menabrak sepeda motor dengan nomor polisi T 4382 MM. Bus kemudian menabrak tebing sebelah kiri jalan dan terguling di bahu jalan.
Bus Rem Blong Atau Hilang Traksi?
Dari anelia kedua diatas, mayoritas media memberitakan bus alami rem blong. Saya sendiri sedikit ragu dengan analisa tersebut mengingat ini bus Mercedes-Benz yang jarang sekali mengalami masalah pengereman. Saya juga meyakini bus dalam kondisi laik jalan dan mendapat perawatan maksimal. Jadi saya cenderung menduga bus sudah melakukan pengereman namun ban kehilangan traksi ke aspal karena kecepatan yang cukup tinggi.
Mari kita lihat situasi jalanan di turunan Emen tersebut. Pada awalnya bus melaju dari arah Bandung menuju Subang. Lalu, saat tiba di Turunan Emen, bus bernopol F 7959 AA yang dikendarai Amirudin (32) oleng dan menabrak sepeda motor matic yang ada didepannya. Nah, olengnya bus dalam pandangan saya karena pengemudi melakukan pengereman keras untuk menghindari kecelakan dengan motor. Karena ini jalan menurun dan bus cenderung kencang membuat roda bus kehilangan traksi dan oleng.
Kemudian kita lihat kondisi jalan beraspal bagus menikung dan menurun dari arah Bandung menuju arah Subang. Di mana, jalan terbagi menjadi dua jalur dipisahkan oleh marka jalan garis putih tunggal tidak terputus. Sedangkan jalur dari arah Subang menuju Bandung terbagi menjadi dua lajur dipisahkan oleh garis marka jalan putih tunggal terputus-putus, permukaan jalan aspal hotmix bagus, arus lalu lintas sedang, dan sebelah timur jalan kebun teh dan sebelah barat jalan tebing. Normalnya ya, saat kondisi jalan seperti itu, pengemudi cenderung mengemudikan bus sedikit kencang. Karena kondisi jalan itu menurun dan berkelok maka bus tidak berhenti saat dilakukan pengereman keras dan justru oleng. Kemudian bus menabrak motor, menabrak tebing di sebelah kiri jalan lalu terguling di bahu jalan.
Rem Bus Bekerja Sebelah
Selain faktor bus hilang traksi, kemungkinan lain adalah rem bus tidak bekerja di salah satu roda, kemungkinan belakang kanan karena bus membuang kekiri. Dugaan saya kalau rem bus tidak blong dan hanya tidak bekerja maksimal juga sama seperti dugaan Kasubdit Laka Dit Gakkum Korlantas Polri, Kombes Pol Joko Rudi. di laman Merdeka.com Kasubdit Laka Dit Gakkum Korlantas Polri, Kombes Pol Joko Rudi menduga penyebab kecelakaan bus pariwisata di Tanjakan Emen, Subang akibat adanya malfungsi sistem rem. 27 Orang tewas dalam kecelakaan yang terjadi Sabtu (10/2) kemarin.
"Itu untuk pengecatan bekas rem tapal batas pengereman itu sebagai bukti stasioner yang melekat di jalan atas ban akibat adanya upaya supir untuk melakukan penghentian kendaraan. Bisa dipastikan berarti upaya-upaya (pengereman) itu bisa dilakukan sekian lama," ujar Joko disela-sela olah TKP, Minggu (11/2). Demikian dikutip Antara.Rudi menjelaskan, berdasarkan analisis sementara yang dilakukannya, terdapat beberapa titik yang memperlihatkan bus mencoba menghentikan kendaraan sebelum akhirnya terguling.
"Dengan batasan itu berarti yang bersangkutan (sopir) ada upaya pengereman itu yang menjadi permasalahan kecelakaan," katanya.
Nah, malfungsinya rem bus ini menurut dugaan saya juga karena rem bus tidak bekerja sempurna, bisa jadi karena salah satu rem tidak bekerja. sekarang kita lihat, lokasi kecelakaan ini merupakan titik terakhir dari Tanjakan Emen. Dari titik awal tanjakan yang berada setelah tempat wisata Gunung Tangkuban Perahu hingga titik kecelakaan, memiliki panjang 2,4 kilometer. Saya menduga, fungsi rem tidak berjalan dengan baik akibat penggunaan yang terus menerus. Hingga akhirnya pada titik terakhir Tanjakan Emen, laju bus tidak bisa terkendali dan terguling setelah menabrak sepeda motor. Jadi jelas ya, bukan rem blong, namun rem tidak bekerja sempurna.
Dugaan saya diperkuat dari sang sopir bus yang mengaku sudah menyampaikan ke pihak manajemen PO (Perusahaan Otobus) bahwa ada masalah di bagian rem yakni ada kebocoran di selangnya. Sopir sudah menyampaikan pada saat di Lembang dan mau turun bahwa ada masalah di bus-nya.
Pengemudi pun sempat berhenti di sebuah rumah makan untuk mengecek kendaraan. Lebih lanjut, melalui mekanik di manajemen sang sopir yang tidak mempunyai keahlian di bidang mesin, hanya disarankan untuk mengakali masalah tersebut. Sopir juga sudah menyampaikan minta ganti mobil karena merasa sudah ada masalah di rem bus tersebut. Tapi tak direspons oleh manajemen. Terus mekaniknya menyampaikan itu bisa diakali. Kalimat "bisa diakali" memperkuat dugaan saya kalau rem tidak blong, hanya salah satu selang rem mengalami kebocoran yang membuat rem tidak bekerja sempurna.
Faktor Penyebab Kecelakaan
Sebenernya ada banyak faktor yang menjadi penyebab kecelakaan, faktor lingkungan kontur jalan dan manusia atau human error dan terakhir mitos, tapi faktor terakhir sulit dibuktikan.
Karena faktor mitos sulit dibuktikan saya lebih cenderung mengedepankan faktor human error pada kecelakaan ini selain faktor hilang traksi seperti penjelasan diatas. Jadi menurut saya pengemudi bus mengalami Out of Control (OC) saat menurun di Emen arah ke Subang. Saya menduga fisik dari pengemudi bus sedikit lelah dan kurang konsentrasi. Akibatnya, konsentrasi saat mengemudi, ditambah cuaca sejuk dan kontur jalan yang cenderung menurun tajam serta belokan membuat kecelakaan maut itu tak bisa terhindarkan.
Diduga, jalan yang menurun membuat sopir membawa bus dengan santai dan adanya penurunan konsentrasi. Hingga terjadi OC pada kendali bus pada refleksitas injak rem dan kopling. Faktor lain bisa juga di sebabkan pengemudi tidak hafal medan jalan karena memang belum pernah lewat turunan Emen ini, tapi kemungkinan ini juga kecil mengingat ini bus Jawa Barat yang kemungkinan sering membawa rombongan wisata ke Tangkuban Perahu dan melewati tanjakan Emen ini.
Kesimpulan sementara bahwa kecelakaan adanya Out of Control atau lepas kendali dari pihak bus dalam hal turunan jalan. Out of Control banyak sebabnya mungkin dari aspek manusia bisa kendaraan, bisa alam bisa kontur jalan bisa penyebab lain mungkin cuaca, remnya bocor, dan lain sebagainya. Untuk kebenarannya, kita tunggu saja penyelidikan dari KNKT dan instansi terkait seperti Kepolisian dan Dinas Perhubungan.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.