Melalui sebuah postingan di blog resminya yang berjudul Investing in Indonesia, Google mengkonfirmasi akan Investasi Di Gojek. Kepastian pengucuran dana segar untuk startup Indonesia tersebut diumumkan pihak Google, Senin (29/2/2018). Google menyebut langkah investasi untuk Google sebagai bagian dari strategi untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
“Investasi ini membuat kami dapat bekerja sama dengan perusahaan lokal terbaik di ekosistem perusahaan rintisan (startup) yang berkembang di Indonesia, termasuk mempertegas komitmen kami kepada ekonomi digital di Indonesia,” kata VP Next Billion Users Team Google, Caesar Sengupta dalam postingan blog berjudul “Investing in Indonesia”.
Google juga memuji Go-Jek sebagai perusahaan asal Indonesia yang memiliki tim manajemen yang baik dan memiliki rekam jejak dalam penerapan teknologi yang memudahkan masyarakat di tanah air. Sebelumnya, Google bersama dengan Meituan-Dianping dan Temasek dari Singapura, dikabarkan ikut serta dalam sesi pendanaan terkini untuk Go-Jek. Sesi pendanaan dari tiga perusahaan itu disebut bakal memberikan suntikan modal tambahan sebesar 1,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 16 triliun untuk Go-Jek.
Dengan selesainya funding round baru yang menyertakan Google tersebut, nilai valuasi Go-Jek saat ini ditaksir mencapai 4 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 53 triliun. Sementara itu, Grab, rival berat Go-Jek, memiliki valuasi 6 miliar dollar AS.
Pendanaan untuk Go-Jek tersebut sudah dimulai semenjak tahun lalu dengan masuknya raksasa internet China, Tencent, pada Maret 2017. Perusahaan e-commerce JD.com kemudian ikut serta, disusul para investor lain yang sebelumnya sudah menanam modal di Go-Jek, termasuk KKR, Warburg Pincus, Sequoia Capital, Northstar Group, DST Global, dan NSI Ventures.
Sebelumnya sempat diberitakan bahwa JD.com menanam 100 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,3 triliun, sedangkan Tencent mengucurkan hingga 150 juta dollar AS atau setara Rp 2 triliun. Namun, berapa persisnya jumlah dana yang ditanam oleh masing-masing investor tak diumumkan. Alokasi untuk investor lain tetap dibuka. Sesi pendanaan kemudian menjadi komplit dengan masuknya komitmen investasi dari Google dan Meituan Dianping.
Gosip investasi Google ke Go-Jek sendiri sejak kedatangan karyawan Google ke kantor Go-Jek Indonesia, Senin (5/10/2015). Keberhasilan Go-Jek membuat layanan ojek yang dulu dipandang sebelah mata menjadi populer terbukti sampai ke telinga kantor pusat Google. Perusahaan mesin pencari ini sampai menyempatkan diri datang ke kantor Go-Jek di bilangan Kemang untuk mendokumentasi sepak terjang pendiri Go-Jek, Nadiem Makarim, dan kedua rekannya tersebut.
Diceritakan oleh Michaelangelo Moran, salah satu pendiri Go-Jek, Google akan membuat video berisi kisah seputar Go-Jek dan bagaimana Google Maps membantu layanan ojek digital tersebut.
Ternyata kunjungan Google ke kantor Go-Jek ini ditindaklanjuti dengan kerja sama yang lebih mesra. Google benar-benar berinvestasi di Go-Jek.
“Investasi ini membuat kami dapat bekerja sama dengan perusahaan lokal terbaik di ekosistem perusahaan rintisan (startup) yang berkembang di Indonesia, termasuk mempertegas komitmen kami kepada ekonomi digital di Indonesia,” kata VP Next Billion Users Team Google, Caesar Sengupta dalam postingan blog berjudul “Investing in Indonesia”.
Google juga memuji Go-Jek sebagai perusahaan asal Indonesia yang memiliki tim manajemen yang baik dan memiliki rekam jejak dalam penerapan teknologi yang memudahkan masyarakat di tanah air. Sebelumnya, Google bersama dengan Meituan-Dianping dan Temasek dari Singapura, dikabarkan ikut serta dalam sesi pendanaan terkini untuk Go-Jek. Sesi pendanaan dari tiga perusahaan itu disebut bakal memberikan suntikan modal tambahan sebesar 1,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 16 triliun untuk Go-Jek.
Dengan selesainya funding round baru yang menyertakan Google tersebut, nilai valuasi Go-Jek saat ini ditaksir mencapai 4 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 53 triliun. Sementara itu, Grab, rival berat Go-Jek, memiliki valuasi 6 miliar dollar AS.
Pendanaan untuk Go-Jek tersebut sudah dimulai semenjak tahun lalu dengan masuknya raksasa internet China, Tencent, pada Maret 2017. Perusahaan e-commerce JD.com kemudian ikut serta, disusul para investor lain yang sebelumnya sudah menanam modal di Go-Jek, termasuk KKR, Warburg Pincus, Sequoia Capital, Northstar Group, DST Global, dan NSI Ventures.
Sebelumnya sempat diberitakan bahwa JD.com menanam 100 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,3 triliun, sedangkan Tencent mengucurkan hingga 150 juta dollar AS atau setara Rp 2 triliun. Namun, berapa persisnya jumlah dana yang ditanam oleh masing-masing investor tak diumumkan. Alokasi untuk investor lain tetap dibuka. Sesi pendanaan kemudian menjadi komplit dengan masuknya komitmen investasi dari Google dan Meituan Dianping.
Gosip investasi Google ke Go-Jek sendiri sejak kedatangan karyawan Google ke kantor Go-Jek Indonesia, Senin (5/10/2015). Keberhasilan Go-Jek membuat layanan ojek yang dulu dipandang sebelah mata menjadi populer terbukti sampai ke telinga kantor pusat Google. Perusahaan mesin pencari ini sampai menyempatkan diri datang ke kantor Go-Jek di bilangan Kemang untuk mendokumentasi sepak terjang pendiri Go-Jek, Nadiem Makarim, dan kedua rekannya tersebut.
Diceritakan oleh Michaelangelo Moran, salah satu pendiri Go-Jek, Google akan membuat video berisi kisah seputar Go-Jek dan bagaimana Google Maps membantu layanan ojek digital tersebut.
Ternyata kunjungan Google ke kantor Go-Jek ini ditindaklanjuti dengan kerja sama yang lebih mesra. Google benar-benar berinvestasi di Go-Jek.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.