Mobnas atau mobil nasional adalah sebutan untuk mobil yang diproduksi didalam negeri, sayang hari ini seolah kita sudah melupakannya, kita lagi dibuai oleh kehadiran Wuling yang murah meriah. Industri mobil nasional yang mestinya menjadi kebanggaan sebuah negara semacam negeri kita ini, sampai hari ini masih jauh panggang dari api. Nah, kali ini saya akan mengajak pembaca mengenang Mobnas Bimantara dan Timor.
Benar-benar ironis sebagai sebuah bangsa. Dengan populasi diatas 200 juta, jelas pangsa pasar yang sangat empuk, dan mestinya peluang luar biasa ini harus kita manfaatkan. Tidak hanya kita biarkan pasar ini dibuat rayahan mobil-mobil merk asing. Masak iya sih yang beginian tidak terfikir oleh para petinggi kita. Tengok negara tetangga kita, negara kecil, kerajaan bekas jajahan Inggris ini sudah beberapa tahun dengan bangganya memeluk Proton, sebuah merk yang sangat nasional di negaranya. Padahal ketika produk perakitan otomotif sudah bergerak di negara kita, Malaysia belum apa-apa dalam industri ini. Tetapi sekarang di negeri kita sudah sangat banyak Proton berkeliaran di jalan raya kita. Lalu selama ini kita ngapain saja ya? Entahlah.....
Mobnas Bimantara Dan Timor
Beberapa tahun lalu, jaman negeri ini di pimpin presiden Soeharto, bunyi mobnas ini memang pernah santer terdengar. Ketika itu 2 anak pak Harto, Bambang dan Tomy, sangat gemar mainan mobil, mulai mobil2an matchbox, tamiya, sampai mobil beneran, mulai mobil yang biasa, mobil mewah sampai mobil balap, dan karena kegemaran sang putra mahkota ini pula di negeri ini ada Sirkuit Sentul.
Nah, ketika itu Bambang & Tomy seolah bersaing hal permobilan. Masing-masing dari mereka “membuat” Mobnas, atau tepatnya membuat mobnas mobnas-an. Mobnas milik Bambang, mengusung mobil buatan Korea selatan Hyunday, dibawa pulang lalu disulap menjadi mobnas Indonesia dengan merk lokal BIMANTARA (sesuai dengan nama perusahaan miliknya). Untuk Bimantara Cakra yang saat itu harga barunya Rp 39 juta fotonya seperti dibawah ini ya.....
Sedangkan sang adik Tomy jelas tidak mau kalah dari pesaing sekaligus kakak kandungnya. Tomy mengusung mobil produk Korea selatan juga, yang disananya bermerk KIA dibawa pulang ke Indonesia dengan merk lokal Timor. Lucu, benar-benar lucu. Mobnas ini yang pada awalnya jelas-jelas dibuat di Korea 100% bahkan angin yang didalam ban pun juga angin Korea bisa-bisanya disebut Mobnas, Mobil Nasional nya Indonesia. Kalupun ada yang Indonesia di mobil itu ketika di Indonesia paling-paling hanya sopir dan bbm nya saja yang benar-benar Indonesia. Memang sih belakangan TIMOR punya pabrik sendiri di Indonesia.
Lucunya lagi, mobnas-mobnasan ini sempat berjalan beberapa tahun, beredar dipasaran dan dengan bangga-banggaan kita (seolah-olah) sudah punya mobnas alias sudah bisa memproduksi mobil sendiri didalam negeri. Sayang, Mobnas kita berakhir bersamaan dengan lengsernya presiden Soeharto, dan berakhir pula kelucuan itu. Sisa-sisa mobnas ini saat ini masih banyak kita lihat dijalan terutama untuk merk Timor karena memang punya bakat kencang dan tangguh. Untuk Bimantara sudah sangat jarang kita temukan di jalan. Nah, kedua mobil ini sebagian tetap tertempel merk Bimantara dan Timor tetapi sebagiannya sudah kembali dengan merk asli Hunday dan KIA yang memang saat ini ada ATPM nya di Indonesia.
Flashback sedikit ya, ketika Bambang Trihadmodjo memasang merk mobnasnya sesuai nama perusahaannya BIMANTARA, tidak serta merta Hutomo "Tomy" Mandala Putra menggunakan nama perusahaan miliknya Humpuss sebagai merk mobnasnya, karena (konon) sang pengeran cendana yang ketika itu kasmaran dengan sang pujaan hati ingin mangabadikan nama sang kekasih, maka dipakailah merk T. I. M. O. R (Theresia Imeralda Maya Olivia Rumantir). Ups.... itu hanya keisengan saya aja, jangan pernah di percaya ya itu kan hanya khayalan saya saja tetapi yang jelas romantis sekali itu merk mobil. Oh ya, secara resmi nama TIMOR sih kependekan dari Teknologi Industri MObil Rakyat.
Semoga kelak Indonesia bisa benar-benar membangun mobil nasional, karena SDM kita sebenernya mampu untuk mewujudkan mobil nasional.
Benar-benar ironis sebagai sebuah bangsa. Dengan populasi diatas 200 juta, jelas pangsa pasar yang sangat empuk, dan mestinya peluang luar biasa ini harus kita manfaatkan. Tidak hanya kita biarkan pasar ini dibuat rayahan mobil-mobil merk asing. Masak iya sih yang beginian tidak terfikir oleh para petinggi kita. Tengok negara tetangga kita, negara kecil, kerajaan bekas jajahan Inggris ini sudah beberapa tahun dengan bangganya memeluk Proton, sebuah merk yang sangat nasional di negaranya. Padahal ketika produk perakitan otomotif sudah bergerak di negara kita, Malaysia belum apa-apa dalam industri ini. Tetapi sekarang di negeri kita sudah sangat banyak Proton berkeliaran di jalan raya kita. Lalu selama ini kita ngapain saja ya? Entahlah.....
Mobnas Bimantara Dan Timor
Beberapa tahun lalu, jaman negeri ini di pimpin presiden Soeharto, bunyi mobnas ini memang pernah santer terdengar. Ketika itu 2 anak pak Harto, Bambang dan Tomy, sangat gemar mainan mobil, mulai mobil2an matchbox, tamiya, sampai mobil beneran, mulai mobil yang biasa, mobil mewah sampai mobil balap, dan karena kegemaran sang putra mahkota ini pula di negeri ini ada Sirkuit Sentul.
Nah, ketika itu Bambang & Tomy seolah bersaing hal permobilan. Masing-masing dari mereka “membuat” Mobnas, atau tepatnya membuat mobnas mobnas-an. Mobnas milik Bambang, mengusung mobil buatan Korea selatan Hyunday, dibawa pulang lalu disulap menjadi mobnas Indonesia dengan merk lokal BIMANTARA (sesuai dengan nama perusahaan miliknya). Untuk Bimantara Cakra yang saat itu harga barunya Rp 39 juta fotonya seperti dibawah ini ya.....
Sedangkan sang adik Tomy jelas tidak mau kalah dari pesaing sekaligus kakak kandungnya. Tomy mengusung mobil produk Korea selatan juga, yang disananya bermerk KIA dibawa pulang ke Indonesia dengan merk lokal Timor. Lucu, benar-benar lucu. Mobnas ini yang pada awalnya jelas-jelas dibuat di Korea 100% bahkan angin yang didalam ban pun juga angin Korea bisa-bisanya disebut Mobnas, Mobil Nasional nya Indonesia. Kalupun ada yang Indonesia di mobil itu ketika di Indonesia paling-paling hanya sopir dan bbm nya saja yang benar-benar Indonesia. Memang sih belakangan TIMOR punya pabrik sendiri di Indonesia.
Lucunya lagi, mobnas-mobnasan ini sempat berjalan beberapa tahun, beredar dipasaran dan dengan bangga-banggaan kita (seolah-olah) sudah punya mobnas alias sudah bisa memproduksi mobil sendiri didalam negeri. Sayang, Mobnas kita berakhir bersamaan dengan lengsernya presiden Soeharto, dan berakhir pula kelucuan itu. Sisa-sisa mobnas ini saat ini masih banyak kita lihat dijalan terutama untuk merk Timor karena memang punya bakat kencang dan tangguh. Untuk Bimantara sudah sangat jarang kita temukan di jalan. Nah, kedua mobil ini sebagian tetap tertempel merk Bimantara dan Timor tetapi sebagiannya sudah kembali dengan merk asli Hunday dan KIA yang memang saat ini ada ATPM nya di Indonesia.
Flashback sedikit ya, ketika Bambang Trihadmodjo memasang merk mobnasnya sesuai nama perusahaannya BIMANTARA, tidak serta merta Hutomo "Tomy" Mandala Putra menggunakan nama perusahaan miliknya Humpuss sebagai merk mobnasnya, karena (konon) sang pengeran cendana yang ketika itu kasmaran dengan sang pujaan hati ingin mangabadikan nama sang kekasih, maka dipakailah merk T. I. M. O. R (Theresia Imeralda Maya Olivia Rumantir). Ups.... itu hanya keisengan saya aja, jangan pernah di percaya ya itu kan hanya khayalan saya saja tetapi yang jelas romantis sekali itu merk mobil. Oh ya, secara resmi nama TIMOR sih kependekan dari Teknologi Industri MObil Rakyat.
Semoga kelak Indonesia bisa benar-benar membangun mobil nasional, karena SDM kita sebenernya mampu untuk mewujudkan mobil nasional.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.