Malam ini saya akan menulis mengenai tokoh idola saya yakni Mark Zuckerberg. CEO Facebook Mark Zuckerberg ternyata suka membaca buku-buku penting, dan mendiskusikannya via laman A Year of Books dengan URL https://facebook.com/ayearofbooks . Hingga saat ini, "klub buku virtual" yang di inisiasi Zuckerberg itu punya lebih dari 460 ribu penggemar. Business Insider menulis, sejauh ini Zuck banyak mengajak anggota klubnya membaca buku-buku kontemporer. Namun pilihan Zuckerberg pada buku kesebelas, cenderung unik. Zuckerberg mempromosikan buku The Muqaddimah, yang ditulis intelektual muslim Ibnu Khaldun.
Lewat akun Facebook-nya, Mark Zuckerberg pada Selasa 2 Juni 2015 melalui status Facebook meraih sekitar 67 ribu tanda suka, serta dibagikan kembali lebih dari 8 ribu kali. Zuckerberg menulis soal buku tersebut sebagai berikut:
"Buku berikutnya untuk A Year of Books adalah Muqaddimah oleh Ibnu Khaldun. Ini adalah sejarah dunia ditulis oleh seorang intelektual yang hidup di era 1300-an. Buku ini fokus pada bagaimana masyarakat dan aliran budaya, termasuk penciptaan kota, politik, perdagangan dan ilmu pengetahuan".
Sementara banyak dari yang diyakini di masa itu telah dibantah setelah progres selama 700 tahun, itu (The Muqaddimah) masih sangat menarik untuk melihat apa yang dipahami saat ini dan pandangan dunia secara keseluruhan ketika itu semua dipandang sama.
The Muqaddimah ditulis Ibnu Khaldun pada tahun 1377. Buku ini dipandang sebagai salah satu karya modern pertama yang memiliki cakupan luas, mulai dari soal sejarah, filsafat, sosiologi, budaya, teologi Islam, politik, hingga ilmu alam.
Catatan Wikipedia menjelaskan, buku ini telah membawa nama Ibnu Khaldun mendapat apresiasi para intelektual Eropa terutama di abad-19. Ia dianggap sebagai salah satu filsuf terbesar yang lahir dari dunia Islam. Apresiasi itu misalnya, terlihat di laman Encyclopedia Britannica.
Tokoh filsafat dan teologi asal Skotlandia, Robert Flint menulis "Sebagai teoritikus sejarah Ibnu Khaldun tidak ada duanya dalam masanya atau negara sampai (Giambattista) Vico muncul, lebih dari tiga ratus tahun kemudian."
Filsuf dan sejarawan asal Inggris, Arnold J Toynbee menulis "Filsafat sejarah (The Muqaddimah) yang tidak diragukan lagi sebagai karya terbesar dari jenisnya yang belum pernah diciptakan oleh pikiran apapun dalam setiap waktu atau tempat,"
Di Indonesia, jejak kitab ini masih mudah ditemukan. Laman penerbit Al-Kautsar masih menjajakannya. Judulnya diterjemahkan menjadi Mukaddimah. Di Indonesia kitab Mukaddimah tebalnya 1120 halaman dan sampul hard cover. Di beberapa toko buku kitab Mukaddimah dilabeli harga Rp220 ribu.
Lewat akun Facebook-nya, Mark Zuckerberg pada Selasa 2 Juni 2015 melalui status Facebook meraih sekitar 67 ribu tanda suka, serta dibagikan kembali lebih dari 8 ribu kali. Zuckerberg menulis soal buku tersebut sebagai berikut:
"Buku berikutnya untuk A Year of Books adalah Muqaddimah oleh Ibnu Khaldun. Ini adalah sejarah dunia ditulis oleh seorang intelektual yang hidup di era 1300-an. Buku ini fokus pada bagaimana masyarakat dan aliran budaya, termasuk penciptaan kota, politik, perdagangan dan ilmu pengetahuan".
Sementara banyak dari yang diyakini di masa itu telah dibantah setelah progres selama 700 tahun, itu (The Muqaddimah) masih sangat menarik untuk melihat apa yang dipahami saat ini dan pandangan dunia secara keseluruhan ketika itu semua dipandang sama.
The Muqaddimah ditulis Ibnu Khaldun pada tahun 1377. Buku ini dipandang sebagai salah satu karya modern pertama yang memiliki cakupan luas, mulai dari soal sejarah, filsafat, sosiologi, budaya, teologi Islam, politik, hingga ilmu alam.
Catatan Wikipedia menjelaskan, buku ini telah membawa nama Ibnu Khaldun mendapat apresiasi para intelektual Eropa terutama di abad-19. Ia dianggap sebagai salah satu filsuf terbesar yang lahir dari dunia Islam. Apresiasi itu misalnya, terlihat di laman Encyclopedia Britannica.
Tokoh filsafat dan teologi asal Skotlandia, Robert Flint menulis "Sebagai teoritikus sejarah Ibnu Khaldun tidak ada duanya dalam masanya atau negara sampai (Giambattista) Vico muncul, lebih dari tiga ratus tahun kemudian."
Filsuf dan sejarawan asal Inggris, Arnold J Toynbee menulis "Filsafat sejarah (The Muqaddimah) yang tidak diragukan lagi sebagai karya terbesar dari jenisnya yang belum pernah diciptakan oleh pikiran apapun dalam setiap waktu atau tempat,"
Di Indonesia, jejak kitab ini masih mudah ditemukan. Laman penerbit Al-Kautsar masih menjajakannya. Judulnya diterjemahkan menjadi Mukaddimah. Di Indonesia kitab Mukaddimah tebalnya 1120 halaman dan sampul hard cover. Di beberapa toko buku kitab Mukaddimah dilabeli harga Rp220 ribu.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.