Belum lama ini di Malaysia muncul foto dan video cacing aneh berkepala martil yang viral di facebook. Foto dan video cacing aneh yang diposting Danish Ho di Facebook ini telah dibagikan lebih dari 10 juta kali di Malaysia. Danish Ho dari Johor Bahru Malaysia sedang hiking dengan keluarganya saat menemukan cacing berkepala martil.
Kebanyakan komentator menyatakan keheranan dan kekagetannya karena baru pertama kali melihat bentuk cacing tersebut. Ada juga yang menyebutnya "hammerworm". Lalu apakah sebenarnya hammerworm?
Menurut beberapa literatur, Hammerworm adalah sebutan untuk cacing yang berada dalam genus bipalium, bentuk kepalanya yang membelah membuatnya dijuluki sebagai kepala martil, ukurannya bisa mencapai 50-60 cm.
Menurut para ahli, hewan tersebut merupakan spesies yang belum teridentifikasi dari genus Bipalium, atau yang lebih dikenal dengan nama cacing kepala martil. Bukan cuma penampilan tubuhnya yang aneh, fungsi organ cacing kepala martil ini juga terbilang tak lazim. Hewan tersebut memiliki sebuah lubang di bagian bawah tubuh yang berfungsi sebagai mulut sekaligus anus.
Cacing ini cukup menakutkan, cacing karnivora tersebut menjebak mangsanya dengan menggunakan lendir yang dihasilkannya, lalu menyedot cairan tubuhnya keluar dengan mengotori faringnya, area antara hidung dan mulutnya.
Tapi yang aneh adalah ketika tidak ada lagi yang bisa mereka makan, cacing martil diketahui makan sendiri dengan mencerna jaringannya sendiri bahkan organ reproduksinya.
Keunikan cacing ini tak berhenti sampai di situ. Karena semua spesies Bipalium merupakan hermafrodit, mereka berkembang biak dengan cara yang lebih fleksibel. Beberapa spesies bertukar sperma melalui fertilisasi internal dan kemudian bertelur di dalam atau di atas tanah. Di samping itu, banyak pula yang bereproduksi secara aseksual dengan fragmentasi.
Selain itu, karena kepalanya terlalu lembek untuk digunakan sebagai penggali tanah, cacing kepala martil ini akan menempati lubang yang dibuat oleh hewan-hewan lain.
Ada sekitar 100 spesies cacing kepala martil, yang ukurannya bervariasi dari beberapa inci hingga kaki, dan bisa memiliki pola serta warna yang menawan. Meskipun ada banyak literatur ilmiah tentang genus ini, banyak spesies yang belum diklasifikasikan.
Kebanyakan komentator menyatakan keheranan dan kekagetannya karena baru pertama kali melihat bentuk cacing tersebut. Ada juga yang menyebutnya "hammerworm". Lalu apakah sebenarnya hammerworm?
Menurut beberapa literatur, Hammerworm adalah sebutan untuk cacing yang berada dalam genus bipalium, bentuk kepalanya yang membelah membuatnya dijuluki sebagai kepala martil, ukurannya bisa mencapai 50-60 cm.
Menurut para ahli, hewan tersebut merupakan spesies yang belum teridentifikasi dari genus Bipalium, atau yang lebih dikenal dengan nama cacing kepala martil. Bukan cuma penampilan tubuhnya yang aneh, fungsi organ cacing kepala martil ini juga terbilang tak lazim. Hewan tersebut memiliki sebuah lubang di bagian bawah tubuh yang berfungsi sebagai mulut sekaligus anus.
Cacing ini cukup menakutkan, cacing karnivora tersebut menjebak mangsanya dengan menggunakan lendir yang dihasilkannya, lalu menyedot cairan tubuhnya keluar dengan mengotori faringnya, area antara hidung dan mulutnya.
Tapi yang aneh adalah ketika tidak ada lagi yang bisa mereka makan, cacing martil diketahui makan sendiri dengan mencerna jaringannya sendiri bahkan organ reproduksinya.
Keunikan cacing ini tak berhenti sampai di situ. Karena semua spesies Bipalium merupakan hermafrodit, mereka berkembang biak dengan cara yang lebih fleksibel. Beberapa spesies bertukar sperma melalui fertilisasi internal dan kemudian bertelur di dalam atau di atas tanah. Di samping itu, banyak pula yang bereproduksi secara aseksual dengan fragmentasi.
Selain itu, karena kepalanya terlalu lembek untuk digunakan sebagai penggali tanah, cacing kepala martil ini akan menempati lubang yang dibuat oleh hewan-hewan lain.
Ada sekitar 100 spesies cacing kepala martil, yang ukurannya bervariasi dari beberapa inci hingga kaki, dan bisa memiliki pola serta warna yang menawan. Meskipun ada banyak literatur ilmiah tentang genus ini, banyak spesies yang belum diklasifikasikan.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.