20 Juli 2017 Bennington meninggal dunia karena gantung diri. Bennington meninggal di hari ulang tahun karibnya, Chris Cornell, yang juga meninggal karena gantung diri. Terlepas dari baik atau buruknya kehidupan Chester Bennington, saya tetap berterima kasih telah menjadi bagian dari masa remaja saya di awal tahun 2000. Bahkan sampai sekarang saya masih suka mendengarkan lagunya Chester Bennington bersama Linkin Park. Memang saya suka sama lagu-lagunya yang blak-blakan.
Sebagai frnot man Linkin Park, Chester Bennington mengaku kerap menjadikan pengalaman hidupnya sebagai inspirasi menulis lagu. Kepada People, Chester pernah mengungkapkan bahwa lagu-lagu Linkin Park dalam album 'Hybrid Theory' seperti 'Crawling', 'In The End', 'One Step Closer' dan 'Faint' merupakan beberapa contoh lagu inspirasinya. Namun di antara itu semua Chester mengungkapkan lagu 'Crawling' adalah yang paling berkesan. "Lagu ini berisi tentang perasaan di mana Anda tidak memiliki kendali atas diri sendiri, terutama dalam hal narkoba dan alkohol," ungkap Chester kala itu.
Sejarah Terbentuknya Linkin Park
Linkin Park menjadi rumah yang nyaman bagi Bennington. Grup yang lahir di California ini nyaris tak pernah berselisih hebat. Personelnya pun tetap awet sejak album pertama. Bagi Bennington, Linkin Park adalah mesiah. Ia sudah sempat menyerah ingin mengakhiri karier sebagai musikus. Di hari ulang tahunnya yang ke 23, Ia mendapat telepon dari Jeff Blue, Wakil Presiden Zomba Music. Blue bilang ada band bernama Xero dan mereka butuh penyanyi. Esok harinya, paket datang ke rumah Bennington: sebuah demo dengan 2 lagu. Satu lagu berisi vokal, satu lagu lainnya adalah lagu instrumental.
"Aku ingin kamu bernyanyi dengan interpretasimu sendiri," ujar Blue.
Dua hari kemudian, Bennington datang ke Phoenix untuk mengikuti audisi secara formal. Ia mengorbankan banyak hal, termasuk keluar dari pekerjaannya di sebuah perusahaan layanan digital. Untung istrinya, Samantha, mendukung penuh pengorbanan itu.
"Ada banyak hal yang dipertaruhkan supaya bisa ikut audisi itu," kenang Bennington. "Keuangan kami, pernikahan kami."
Setelah Bennington melengkapi kepingan puzzle, Xero mengganti nama jadi Hybrid Theory. Nama itu, kita tahu, tak bertahan lama. Mereka beralih nama jadi Linkin Park. Tapi nama Hybrid Theory tetap abadi. Ia jadi judul album perdana mereka. Setelah album itu dirilis, Linkin Park jadi nama terpanas dalam kancah rock alternatif awal 2000-an. Apalagi setelah album kedua mereka, Meteora, dirilis 3 tahun berikutnya.
Namun, kesuksesan memang menuntut harga yang mahal. Perkawinan Bennington dengan Samantha berakhir dengan perceraian. Momen itu kembali membenamkan Bennington dalam depresi. Ia merasa marah, terasing. Rumah bernama Linkin Park, dalam masa berat itu, hanya jadi persinggahan sementara. Bagi Bennington kala itu, hidup hanyalah mampir untuk mabuk. Tur keliling dunia tak banyak membantu.
Semua kemarahan Bennington, tercermin dari gayanya bernyanyi dan juga lirik-liriknya. Lirik yang ditulis oleh Bennington jelas dan pekat menggambarkan kemarahan dan perasaan depresi yang dirasakan oleh banyak anak muda. Ia menjadi suara bagi generasinya. Ia seperti sahabat lama yang merangkulmu, menjadi teman kala dunia seolah memusuhi dan menjauhimu. Teriakannya adalah teriakan anak-anak muda yang mengalami depresi dan kemarahan yang sama.
"I tried so hard, and got so far, but in the end, it doesn't even matter..."
Lirik lagu In The End ini akhirnya mewakili akhir perjalanan kehidupan Chester Bennington. Kematiannya misterius, meskipun kuat dugaan dia bunuh diri, seperti dilansir The Guardian dan beberapa media lainnya.
"I had to fall. To lose it all," teriaknya, juga bagian lagunya di album Hybrid Theori (2000). Teriakannya pun akhirnya terhenti 17 tahun sejak album itu keluar.
Musik yang diusung Linkin Park memang keras. Tapi hidup tampaknya jauh lebih keras dari alunan melodi, drum, bass, dan vokal Chester Charles Bennington.Terbukti, akhirnya justru Bennington yang terkenal dengan suara penuh karakter, mengakui kekalahannya atas realitas hidup. Bennington pun bunuh diri. Itulah berita menyeruak per Kamis 20 Juli. Takkan ada lagi suaranya, kecuali hanya yang pernah terekam di album-album lagunya.
Selamat jalan Bennington, kamu telah menjadi suluh bagi banyak orang yang merasa ditindas dan dilecehkan.
Sebagai frnot man Linkin Park, Chester Bennington mengaku kerap menjadikan pengalaman hidupnya sebagai inspirasi menulis lagu. Kepada People, Chester pernah mengungkapkan bahwa lagu-lagu Linkin Park dalam album 'Hybrid Theory' seperti 'Crawling', 'In The End', 'One Step Closer' dan 'Faint' merupakan beberapa contoh lagu inspirasinya. Namun di antara itu semua Chester mengungkapkan lagu 'Crawling' adalah yang paling berkesan. "Lagu ini berisi tentang perasaan di mana Anda tidak memiliki kendali atas diri sendiri, terutama dalam hal narkoba dan alkohol," ungkap Chester kala itu.
Sejarah Terbentuknya Linkin Park
Linkin Park menjadi rumah yang nyaman bagi Bennington. Grup yang lahir di California ini nyaris tak pernah berselisih hebat. Personelnya pun tetap awet sejak album pertama. Bagi Bennington, Linkin Park adalah mesiah. Ia sudah sempat menyerah ingin mengakhiri karier sebagai musikus. Di hari ulang tahunnya yang ke 23, Ia mendapat telepon dari Jeff Blue, Wakil Presiden Zomba Music. Blue bilang ada band bernama Xero dan mereka butuh penyanyi. Esok harinya, paket datang ke rumah Bennington: sebuah demo dengan 2 lagu. Satu lagu berisi vokal, satu lagu lainnya adalah lagu instrumental.
"Aku ingin kamu bernyanyi dengan interpretasimu sendiri," ujar Blue.
Dua hari kemudian, Bennington datang ke Phoenix untuk mengikuti audisi secara formal. Ia mengorbankan banyak hal, termasuk keluar dari pekerjaannya di sebuah perusahaan layanan digital. Untung istrinya, Samantha, mendukung penuh pengorbanan itu.
"Ada banyak hal yang dipertaruhkan supaya bisa ikut audisi itu," kenang Bennington. "Keuangan kami, pernikahan kami."
Setelah Bennington melengkapi kepingan puzzle, Xero mengganti nama jadi Hybrid Theory. Nama itu, kita tahu, tak bertahan lama. Mereka beralih nama jadi Linkin Park. Tapi nama Hybrid Theory tetap abadi. Ia jadi judul album perdana mereka. Setelah album itu dirilis, Linkin Park jadi nama terpanas dalam kancah rock alternatif awal 2000-an. Apalagi setelah album kedua mereka, Meteora, dirilis 3 tahun berikutnya.
Namun, kesuksesan memang menuntut harga yang mahal. Perkawinan Bennington dengan Samantha berakhir dengan perceraian. Momen itu kembali membenamkan Bennington dalam depresi. Ia merasa marah, terasing. Rumah bernama Linkin Park, dalam masa berat itu, hanya jadi persinggahan sementara. Bagi Bennington kala itu, hidup hanyalah mampir untuk mabuk. Tur keliling dunia tak banyak membantu.
Semua kemarahan Bennington, tercermin dari gayanya bernyanyi dan juga lirik-liriknya. Lirik yang ditulis oleh Bennington jelas dan pekat menggambarkan kemarahan dan perasaan depresi yang dirasakan oleh banyak anak muda. Ia menjadi suara bagi generasinya. Ia seperti sahabat lama yang merangkulmu, menjadi teman kala dunia seolah memusuhi dan menjauhimu. Teriakannya adalah teriakan anak-anak muda yang mengalami depresi dan kemarahan yang sama.
"I tried so hard, and got so far, but in the end, it doesn't even matter..."
Lirik lagu In The End ini akhirnya mewakili akhir perjalanan kehidupan Chester Bennington. Kematiannya misterius, meskipun kuat dugaan dia bunuh diri, seperti dilansir The Guardian dan beberapa media lainnya.
"I had to fall. To lose it all," teriaknya, juga bagian lagunya di album Hybrid Theori (2000). Teriakannya pun akhirnya terhenti 17 tahun sejak album itu keluar.
Musik yang diusung Linkin Park memang keras. Tapi hidup tampaknya jauh lebih keras dari alunan melodi, drum, bass, dan vokal Chester Charles Bennington.Terbukti, akhirnya justru Bennington yang terkenal dengan suara penuh karakter, mengakui kekalahannya atas realitas hidup. Bennington pun bunuh diri. Itulah berita menyeruak per Kamis 20 Juli. Takkan ada lagi suaranya, kecuali hanya yang pernah terekam di album-album lagunya.
Selamat jalan Bennington, kamu telah menjadi suluh bagi banyak orang yang merasa ditindas dan dilecehkan.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.