Akhir-akhir ini ramai pemberitaan mengenai konflik Arab dan Qatar. Nah, mumpung lagi ramai saya akan menulis sejarah kelam kerajaan Arab Saudi. Kerajaan Arab Saudi atau al-Mamlakah al-Arabiyah as-Su'diyah didirikan dari unifikasi empat wilayah yakni Hejaz, Najd, dan bagian dari Arabia Timur (Al-Ahsa) dan Arabia Selatan ('Asir) pada 23 September 1932. Pendirinya adalah Abdulaziz Al Saud dari Dinasti Saud. Kerajaan Saudi kemudian menjelma menjadi produsen dan pengekspor minyak terbesar di dunia setelah 'emas hitam' ditemukan di wilayah tersebut pada 3 Maret 1938. Pemasukan melimpah dari minyak dan gas juga dari layanan ibadah haji dan umrah memungkinkan keluarga kerajaan hidup mewah.
Namun, seperti halnya kerajaan-kerajaan lain, Arab Saudi tak lepas dari intrik, plot, juga skandal. Ada banyak skandal dalam kerajaan Saudi Arabia dari pesta terlarang, tindakan memalukan, hingga pengkhianatan yang berujung pada pembunuhan sang raja. Mengutip situs Listverse dan BBC saya mencoba berbagi kisah sejarah pembunuhan Raja Faisal.
Pembunuhan Raja Arab Saudi Faisal bin Abdul Aziz
Tanggal 25 Maret 1975 menjadi hari yang kelam bagi Kerajaan Arab Saudi. Sang pemimpin, Raja Arab Saudi Faisal bin Abdul Aziz meninggal dunia. Saat itu segala upaya telah dilakukan dokter untuk menyelamatkan jiwa sang raja namun tak berhasil.
Wafatnya sang penguasa Saudi Arabia dari Dinasti Saud itu sungguh tak terduga dan dalam insiden yang mengejutkan. Ketika itu Pangeran Faisal bin Musaed, keponakan Raja Faisal, menembakkan tiga peluru dari jarak dekat ke arah korban di tengah sebuah acara kerajaan.
Mengutip dari BBC, menurut sejumlah saksi mata, Pangeran Faisal bin Musaed kala itu berada di sebuah ruangan, sedang berbincang dengan seorang delegasi Kuwait, saat menanti kedatangan sang raja. Raja Faisal sedang membungkuk, untuk mencium keponakannya itu. Namun, tanpa peringatan Pangeran Faisal bin Musaed mengeluarkan pistol dan menembak korban. Senjata itu diarahkan ke bawah dagu, lalu ke telinga.
Salah satu pengawal sang raja sempat memukulkan pedangnya yang masih bersarung ke arah pelaku. Menteri Minyak Sheikh Yamani dilaporkan berteriak, memerintahkan para pengawal untuk tidak membunuh sang pangeran.
Akhirnya Pangeran Faisal bin Musaed dibekuk tak lama kemudian dan diperiksa pihak Kepolisian Saudi. Para dokter dan psikiater mengeluarkan diagnosis bahwa pelaku dalam kondisi 'tak seimbang' secara mental. Sebelum hingga setelah insiden penembakan, pelaku dalam kondisi tenang. Ia kemudian dinyatakan bersalah dan di vonis mati. Pada Juni 1975, Faisal bin Musaed dieksekusi mati dalam kasus pembunuhan sang raja. Eksekusi pancung dilakukan di sebuah alun-alun di Riyadh.
Apa motif yang melatarbelakangi aksi Pangeran Faisal bin Musaed tak pernah terang. Namun, beredar spekulasi aksinya itu sebagai balas dendam atas kematian saudaranya Khalid, yang tewas dalam bentrokan dengan aparat keamanan pada 1966. Juga muncul teori konspirasi yang mempertanyakan kesimpulan bahwa sang pangeran bertindak sendirian, tidak berkomplot.
Setelah wafatnya Raja Faisal, sang putra mahkota, Pangeran Khalid mewarisi takhta kerajaan.
Namun, seperti halnya kerajaan-kerajaan lain, Arab Saudi tak lepas dari intrik, plot, juga skandal. Ada banyak skandal dalam kerajaan Saudi Arabia dari pesta terlarang, tindakan memalukan, hingga pengkhianatan yang berujung pada pembunuhan sang raja. Mengutip situs Listverse dan BBC saya mencoba berbagi kisah sejarah pembunuhan Raja Faisal.
Pembunuhan Raja Arab Saudi Faisal bin Abdul Aziz
Tanggal 25 Maret 1975 menjadi hari yang kelam bagi Kerajaan Arab Saudi. Sang pemimpin, Raja Arab Saudi Faisal bin Abdul Aziz meninggal dunia. Saat itu segala upaya telah dilakukan dokter untuk menyelamatkan jiwa sang raja namun tak berhasil.
Wafatnya sang penguasa Saudi Arabia dari Dinasti Saud itu sungguh tak terduga dan dalam insiden yang mengejutkan. Ketika itu Pangeran Faisal bin Musaed, keponakan Raja Faisal, menembakkan tiga peluru dari jarak dekat ke arah korban di tengah sebuah acara kerajaan.
Mengutip dari BBC, menurut sejumlah saksi mata, Pangeran Faisal bin Musaed kala itu berada di sebuah ruangan, sedang berbincang dengan seorang delegasi Kuwait, saat menanti kedatangan sang raja. Raja Faisal sedang membungkuk, untuk mencium keponakannya itu. Namun, tanpa peringatan Pangeran Faisal bin Musaed mengeluarkan pistol dan menembak korban. Senjata itu diarahkan ke bawah dagu, lalu ke telinga.
Salah satu pengawal sang raja sempat memukulkan pedangnya yang masih bersarung ke arah pelaku. Menteri Minyak Sheikh Yamani dilaporkan berteriak, memerintahkan para pengawal untuk tidak membunuh sang pangeran.
Akhirnya Pangeran Faisal bin Musaed dibekuk tak lama kemudian dan diperiksa pihak Kepolisian Saudi. Para dokter dan psikiater mengeluarkan diagnosis bahwa pelaku dalam kondisi 'tak seimbang' secara mental. Sebelum hingga setelah insiden penembakan, pelaku dalam kondisi tenang. Ia kemudian dinyatakan bersalah dan di vonis mati. Pada Juni 1975, Faisal bin Musaed dieksekusi mati dalam kasus pembunuhan sang raja. Eksekusi pancung dilakukan di sebuah alun-alun di Riyadh.
Apa motif yang melatarbelakangi aksi Pangeran Faisal bin Musaed tak pernah terang. Namun, beredar spekulasi aksinya itu sebagai balas dendam atas kematian saudaranya Khalid, yang tewas dalam bentrokan dengan aparat keamanan pada 1966. Juga muncul teori konspirasi yang mempertanyakan kesimpulan bahwa sang pangeran bertindak sendirian, tidak berkomplot.
Setelah wafatnya Raja Faisal, sang putra mahkota, Pangeran Khalid mewarisi takhta kerajaan.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.