Kenal dengan Otong KOIL kan? Otong atau Julius Aryo Verdijantoro adalah punggawa band Koil dan menjadi salah satu musisi favorit saya. Koil adalah band rock metal yang berasal dari Bandung, berdiri pada tahun 1993 dengan formasi awal Raden Mas Julius Aryo Verdijantoro (Vokal), Raden Mas Donnijantoro (Gitar), Ibrahim Nasution (Gitar/Bass), Leon Ray Legoh (Drum). Sejak awal berdiri Koil memutuskan untuk membuat dan memainkan lagu-lagu ciptaan sendiri. Keputusan ini merupakan hal yang kurang lazim saat itu, karena kebanyakan band saat itu lebih sering membawakan lagu orang lain. Pada tahun 2007 Fransiskus Xaverius Adam Joswara dari Kubik bergabung sebagai pemain bass, dan pada tahun 2009 Ibrahim Nasution memutuskan keluar dari band. Namun sebelum membahas mengenai profil Otong, kita bahas dulu sejarah band Koil ya.....
Sejarah KOIL
Musisi bajingan Julius Aryo Verdijantoro atau akrab disapa Otong Koil masih menjadi favoritku sejak 1993 dan masih aku koleksi kasetnya. Dia bukanlah penyanyi beroktaf sembilan yang rajin hilir-mudik di progam musik stasiun televisi nasional. Dia juga bukan sosok terkenal seantero negeri yang kehidupan pribadinya sanggup memenuhi slot berita di tayangan infotainment. Tapi dari tangannya, sistem penulisan lirik paling brilian dalam dua dekade terakhir lahir dan menyelamatkan alam sadar saya. Dari tangan-nya, realitas dan ambuigitas hanya terpisahkan oleh garis tipis yang barangkali hanya dia sendiri dan Tuhan yang sanggup membedakannya.
Dan Otong tidak datang sendiri. Bersama kawalan penguasa enam senar, arsitek dari seluruh lagu Koil yang sekaligus juga adiknya sendiri: Donnijantoro, mafioso tata-suara: bassis Adam Vladvamp, dan sang penabuh drum Leon Legoh, mereka menjelma menjadi Koil, sebuah kolektif musik paling tangguh di negeri ini, dalam arti sesungguhnya.
Saya menyebut Otong Koil sebagai musisi bajingan. Di bawah asuhan mereka, telinga mainstream dan non-mainstream menjadi rukun satu suara. mereka mampu menunjukkan bahwa masih ada tempat bagi kata merdu, bahkan untuk ramuan industrial paling kejam sekalipun. Di satu waktu Otong hadir sembari menyumpah seluruh isi negara bagai anakan setan penjaga neraka. Di waktu lain, dia mampu menjelma menjadi sosok paling dramatis yang pernah manusia bisa bayangkan.
Diantara sekian banyak kehebatan band ini. Ada satu yang menjadi senjata andalan atau menjadi ciri khas koil. Koil selalu bisa membuat lirik lagu yang mempropaganda dan memprovokasi. Lirik lagunya sendiri kebanyakan bertema gelap, dari sudut pandang yang sedikit skeptis, sinis, namun realistis yang menggambarkan sisi dari hidup yang ternyata tidak seindah dalam dongeng.
Lirik lagunya lugas bercerita tentang banyaknya kebohongan yang di paradigmakan benar. Otong koil adalah orang yang paling bertanggung jawab di setiap penulisan lirik lagu koil. ini negara bodoh yang sangat aku bela / layaknya kekasih yang tercinta / tiap jengkal aku mendaki terasa hampa merupakan nukilan lagu berjudul "Sistem Kepemilikan" itu sudah sangat mencitrakan mau ke mana arah lirik itu. Otong sebagai pencipta lagu sangat tahu bagaimana menggunakan kuasa kata ditempatkan untuk menyampaikan idealisasi yang ada di benaknya.
Hal yang lain yang diperhitungkan adalah kekuatan lirik yang terangkum di beberapa lagu lain di antaranya "Kenyataan dalam Dunia Fantasi", "Semoga Kau Sembuh", "Ajaran Moral Sesaat", "Aku Lupa Aku Luka", dan "Hanya Tinggal Kita Berdua". Simaklah lirik "Ajaran Moral Sesaat" yang mengungkap kemarahan, sinisme, dan sekaligus kemuakan kepada orang-orang yang gemar menggunakan agama dan moral justru untuk menindas sesamanya. Kau pikir agama adalah alat heh / mengikuti ajaran moral sesaat hah / menjual nama Tuhan nama nabi nama kitab suci / dan semua yang kita segani.
Atas kedalaman dan kekuatan lirik-liriknya yang banyak menyoroti ketimpangan sosial, politik, ekonomi, dan budaya, Otong yang memang menulis semua syair memberikan komitmen. Kita butuh sesuatu untuk bangsa ini. Dari sinisme yang di kemukakan di beberapa lagu awal, akhirnya toh dia tetap akan membela negara ini, apapun akibatnya. Lucunya, album yang dalam kalangan pencinta musik underground atau bawah tanah diklaim paling ditunggu-tunggu itu, juga dibagikan secara gratis dalam bentuk MP3. Ini bagian dari strategi pemasaran.
"Sistem Kepemilikan" adalah salah satu dari delapan lagu dan sebuah single bonus dari album anyar Black Light Shine On milik grup cadas Koil. Sebagai salah satu band beraliran hard rock dan heavy metal yang paling banyak mendapat pengakuan dari publik penikmat musik ingar bingar, Koil kembali datang setelah enam tahun menghilang.
Selama enam tahun itu pula Otong (vokal), Donny (Gitar), Imo (bas), dan Leon (Drum) secara maraton mengasah kreativitas mereka untuk menghasilkan sebuah album yang diharapkan dapat mengulang pencapaian album terakhir mereka, Megaloblast (2001). Megaloblast yang sempat di-remix pada 2003 tercatat meraih angka penjualan hingga 30.000 keping. Sebuah angka yang fantastis untuk ukuran album indie label dan ber-genre heavy metal.
Kini, dengan sederetan lagu dengan tema yang lebih matang dan banyak berkisah tentang keIndonesiaan serta dipadukan dengan kualitas musik yang mumpuni, sanggupkah band bentukan tahun 1993 itu kembali mengibarkan nama mereka?
Sejarah KOIL
Koil Band merilis materi rekaman pertama mereka, sebuah demo mini album From Nowhere pada tahun 1994. Kemudian Koil mulai merekam album pertama mereka dan dirilis pada bulan September 1996. Sebagian besar lagu dalam album ini diambil dari demo mini album sebelumnya "From Nowhere" tersebut.
Pada tahun 1997, kemitraan Koil dengan Project Q itu berakhir. Koil memutuskan untuk pergi dengan cara mereka sendiri, kemudian Koil merilis single Kesepian Ini Abadi melalui label Apocalypse, sebuah label dan studio rekaman mereka sendiri. Label ini didirikan oleh Otong dan teman dekatnya, Adam Vladvamp dari Kubik band.
Selama era ini, band membuat perubahan di atas panggung, mereka melakukan perubahan konsep pada fashion. Penggunaan pakaian kulit Costumized, dominasi warna hitam, aksesoris metal, sepatu bot tinggi dan yang lain identik dengan industri gothic terlihat menjadi bagian dari tampilan baru band ini. Setelah merilis single, band ini bekerja di studio untuk album berikutnya. Band ini juga terlibat dalam proyek sisi dengan beberapa band teman kampung seperti Puppen, Burgerkill dan Jasad. Koil juga memberikan kontribusi lagu-lagu mereka untuk beberapa album kompilasi seperti Indonesia Best Alternative, Ticket to Ride dan Viking - kompilasi Persib.
Pada Februari 2001, setelah kerja keras yang panjang, band ini merilis album kedua mereka berjudul Megaloblast. Band ini juga menghasilkan video untuk lagu Mendekati Surga untuk mempromosikan album. Pada Oktober 2003 sebuah label Alfa Records menawarkan kemitraan untuk kembali merilis album tersebut secara nasional. Album ini dirilis ulang di seluruh Indonesia pada Desember 2003. Untuk mempromosikan album, band ini menghasilkan lebih banyak video, yakni lagu Kita Dapat Diselamatkan dan Dosa Ini Tak Akan Berhenti.
Pada tahun 2005, band ini merilis dua single berjudul Hiburan Ringan Part I dan Hiburan Ringan Part II. Dua lagu termasuk dalam album soundtrack untuk film horor 12:00 AM. Sebuah video dibuat untuk lagu Hiburan Ringan Part II'. Untuk mempromosikan singgle baru mereka, band ini tampil di beberapa festival musik dan muncul di TV.
Adam Vladvamp resmi menjadi anggota band sebagai bassis pada tahun 2007. Setelah hampir satu tahun bekerja di studio, album ketiga Koil dirilis. Berjudul Blacklight Shines On, album berisi sembilan lagu plus satu hidden track. Band ini membuat beberapa kopi album dan memberikannya secara gratis kepada para penggemar.
Album ini juga dirilis melalui internet, yang berarti para fans bebas untuk download. Sebuah video dibuat untuk lagu Semoga Kau Sembuh Part II disutradarai oleh sutradara film Indonesia terkenal bernama Rizal Mantovani, video klip ini menampilkan band tampil di panggung dikelilingi oleh para penggemar. Suasana kegelapan dan situasi horor lainnya muncul, lagu ini juga menjadi soundtrack (lagi) film horor berjudul Kuntilanak. Seiring dengan popularitas video, band ini melakukan tur dan tampil di beberapa kota di Jawa dan Bali selama tahun 2007 - 2009.
Pada tahun 2009, gitaris Ibrahim Nasution meninggalkan band ini. Setelah kepergian Ibrahim, band ini memutuskan untuk tidak mencari pengganti. Setelah dua tahun, band ini akhirnya kembali ke formasi empat anggota.
Album The Blacklight Shines On dirilis sebagai kembali oleh label besar Nagaswara pada Maret 2010. Band ini menambahkan dua lagu baru dan satu lagu remix album ini.
Pada Majalah Rolling Stone Indonesia edisi #56 terbitan Desember 2009 yang memuat mengenai 150 Lagu Terbaik Indonesia, satu lagu Koil berjudul Mendekati Surga dari album Megaloblast masuk sebagai salah satu lagu terbaik.
Otong Koil Sang Musisi Bajingan
Musisi bajingan Julius Aryo Verdijantoro atau akrab disapa Otong Koil masih menjadi favoritku sejak 1993 dan masih aku koleksi kasetnya. Dia bukanlah penyanyi beroktaf sembilan yang rajin hilir-mudik di progam musik stasiun televisi nasional. Dia juga bukan sosok terkenal seantero negeri yang kehidupan pribadinya sanggup memenuhi slot berita di tayangan infotainment. Tapi dari tangannya, sistem penulisan lirik paling brilian dalam dua dekade terakhir lahir dan menyelamatkan alam sadar saya. Dari tangan-nya, realitas dan ambuigitas hanya terpisahkan oleh garis tipis yang barangkali hanya dia sendiri dan Tuhan yang sanggup membedakannya.
Dan Otong tidak datang sendiri. Bersama kawalan penguasa enam senar, arsitek dari seluruh lagu Koil yang sekaligus juga adiknya sendiri: Donnijantoro, mafioso tata-suara: bassis Adam Vladvamp, dan sang penabuh drum Leon Legoh, mereka menjelma menjadi Koil, sebuah kolektif musik paling tangguh di negeri ini, dalam arti sesungguhnya.
Saya menyebut Otong Koil sebagai musisi bajingan. Di bawah asuhan mereka, telinga mainstream dan non-mainstream menjadi rukun satu suara. mereka mampu menunjukkan bahwa masih ada tempat bagi kata merdu, bahkan untuk ramuan industrial paling kejam sekalipun. Di satu waktu Otong hadir sembari menyumpah seluruh isi negara bagai anakan setan penjaga neraka. Di waktu lain, dia mampu menjelma menjadi sosok paling dramatis yang pernah manusia bisa bayangkan.
Diantara sekian banyak kehebatan band ini. Ada satu yang menjadi senjata andalan atau menjadi ciri khas koil. Koil selalu bisa membuat lirik lagu yang mempropaganda dan memprovokasi. Lirik lagunya sendiri kebanyakan bertema gelap, dari sudut pandang yang sedikit skeptis, sinis, namun realistis yang menggambarkan sisi dari hidup yang ternyata tidak seindah dalam dongeng.
Lirik lagunya lugas bercerita tentang banyaknya kebohongan yang di paradigmakan benar. Otong koil adalah orang yang paling bertanggung jawab di setiap penulisan lirik lagu koil. ini negara bodoh yang sangat aku bela / layaknya kekasih yang tercinta / tiap jengkal aku mendaki terasa hampa merupakan nukilan lagu berjudul "Sistem Kepemilikan" itu sudah sangat mencitrakan mau ke mana arah lirik itu. Otong sebagai pencipta lagu sangat tahu bagaimana menggunakan kuasa kata ditempatkan untuk menyampaikan idealisasi yang ada di benaknya.
Hal yang lain yang diperhitungkan adalah kekuatan lirik yang terangkum di beberapa lagu lain di antaranya "Kenyataan dalam Dunia Fantasi", "Semoga Kau Sembuh", "Ajaran Moral Sesaat", "Aku Lupa Aku Luka", dan "Hanya Tinggal Kita Berdua". Simaklah lirik "Ajaran Moral Sesaat" yang mengungkap kemarahan, sinisme, dan sekaligus kemuakan kepada orang-orang yang gemar menggunakan agama dan moral justru untuk menindas sesamanya. Kau pikir agama adalah alat heh / mengikuti ajaran moral sesaat hah / menjual nama Tuhan nama nabi nama kitab suci / dan semua yang kita segani.
Atas kedalaman dan kekuatan lirik-liriknya yang banyak menyoroti ketimpangan sosial, politik, ekonomi, dan budaya, Otong yang memang menulis semua syair memberikan komitmen. Kita butuh sesuatu untuk bangsa ini. Dari sinisme yang di kemukakan di beberapa lagu awal, akhirnya toh dia tetap akan membela negara ini, apapun akibatnya. Lucunya, album yang dalam kalangan pencinta musik underground atau bawah tanah diklaim paling ditunggu-tunggu itu, juga dibagikan secara gratis dalam bentuk MP3. Ini bagian dari strategi pemasaran.
"Sistem Kepemilikan" adalah salah satu dari delapan lagu dan sebuah single bonus dari album anyar Black Light Shine On milik grup cadas Koil. Sebagai salah satu band beraliran hard rock dan heavy metal yang paling banyak mendapat pengakuan dari publik penikmat musik ingar bingar, Koil kembali datang setelah enam tahun menghilang.
Selama enam tahun itu pula Otong (vokal), Donny (Gitar), Imo (bas), dan Leon (Drum) secara maraton mengasah kreativitas mereka untuk menghasilkan sebuah album yang diharapkan dapat mengulang pencapaian album terakhir mereka, Megaloblast (2001). Megaloblast yang sempat di-remix pada 2003 tercatat meraih angka penjualan hingga 30.000 keping. Sebuah angka yang fantastis untuk ukuran album indie label dan ber-genre heavy metal.
Kini, dengan sederetan lagu dengan tema yang lebih matang dan banyak berkisah tentang keIndonesiaan serta dipadukan dengan kualitas musik yang mumpuni, sanggupkah band bentukan tahun 1993 itu kembali mengibarkan nama mereka?
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
mas ada wingbox ga?
ReplyDeleteSaat ini gak ada mas
Delete