Semalam temanku, Mas Er-Je kirim pesan yang isinya "Bikin tulisan tentang pungli truk di ibu kota atau biasa di sebut dengan istilah asmoro dong mas". Nah, kali ini saya akan menulis mengenai Asmoro. Apa itu Asmoro? Asmoro adalah istilah pungli truck di ibu kota Jakarta. Contohnya ketika kita masuk ke wilayah mereka mesti bayar Rp 10 ribu di sepanjang jalan. Lebih parah lagi di kawasan Tanjung Priok maupun Cakung Cilincing yang hampir setiap 20 meter pasti ada asmoro mintain duit. Ada lagi yang di persimpangan harus beli air mineral yang harganya harganya 2x lipat. Begitu juga di lampu merah tertentu preman minta duit dan kalau ga di kasih ngancam pecahin kaca. Begitu juga pas jalan sedang macet preman ngeliat truck dengan plat nomer yang bukan wilayah jabodetabek di palak minimal 10 ribu.
Mengenal Dunia Asmoro, Dunia Pungli Pada Truck di Kawasan Jakarta |
Bahkan menurut penuturan mas Er-Je, untuk kawasan Jakarta tepatnya daerah Sunter ada ormas FBR yang memungut semua mobil jenis truk sebesar Rp 50 ribu rupiah. Kebanyakan setiap ekspedisi bayarnya di borong bulanan agar tidak terlalu ribet.
Nah, Preman atau asmoro jalanan banyak di jumpai dari mulai Pulo Gadung, Cakung Rorotan. Dan yang parah daerah Cakung Rorotan Semper, jika lewat daerah tersebut untuk truck sekelas Hino Dutro atau Mitsubishi Canter terutama box saran saya jangan menaruh HP, uang dll di dasbor karena banyak yang pura-pura jadi pengamen sambil celingak celinguk kalau liat ada yang berharga langsung diambil. Kalau lagi di lampu merah mending tutup kaca kalau gak takutnya di todong. Pengalaman temenku pas lewat daerah tersebut malam hari bawa mobil plat W di kalungin celurit. Biasanya yang udah sering lewat situ pasti sudah pada paham dan mending cari aman.
Bagaimana Dengan Jasa Kawalan Truck?
Jasa kemanan perjalanan darat khususnya truk atau lebih kita kenal dengan kawalan ada sebagian yang bubar karena adanya operasi preman beberapa waktu yang lalu namun ada juga yang masih eksis hingga sekarang. Jasa pengawalan angkutan itu memang tumbuh subur seiring banyaknya pungli terhadap truk-truk lintas kota. Jaminan yang ditawarkan adalah bebas pungli untuk setiap kendaraan yang menjadi kliennya. Caranya sederhana. Pengusaha atau pemilik armada angkutan cukup membayar sejumlah tarif tertentu per bulan, kemudian mendapatkan stiker nama organisasi tersebut.
Maka, bila ada hambatan atau pungli di jalan, sopir cukup melapor ke bosnya. Selanjutnya, si bos menghubungi jasa pengawalan tersebut untuk memberitahukan bahwa anak buahnya masih terkena pungli. Nanti anggota organisasi pengawalan itulah yang bertugas menyelesaikan. Salah satu organisasi jasa pengawalan yang cukup besar dan punya nama ya Gajah Oling namun sekarang sudah bubar.
Gajah Oling Membubarkan Diri
22 November 2008 selesai sudah sepuluh tahun perjalanan Gajah Oling dalam menjalankan bisnis jasa pengawalan kendaraan pengangkut. Anak usaha Koperasi Pembekalan Angkutan (Bekang) Kodam V Brawijaya itu resmi membubarkan diri. Alasan utamanya adalah menghindari kontroversi berkepanjangan tentang jasa pengawalan angkutan yang dinilai dekat dengan premanisme.
Keputusan membubarkan diri itu diungkapkan langsung Ketua Gajah Oling Mayor (pur) Kacuk Sukiran. Mantan kepala gudang perminyakan dan peralatan kesatrian Pembekalan Angkutan (Bekang) Kodam V Brawijaya tersebut menyatakan bahwa keputusan bubar itu merupakan hasil koordinasi dengan sejumlah pejabat Kodam V Brawijaya. “Kami tak ingin kontroversi ini berlanjut. Maka, secara resmi kami membubarkan diri,” kata beliau.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.