Tulisan kali ini saya akan mengupas sejarah truck yang pernah di gunakan TNI sejak awal dibentuk saat Indonesia merdeka. Dengan deklarasi kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno-Hatta, maka dibentuklah Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Saat itu hadir pula truk-truk militer yang menyertai TKR (Kini Tentara Nasional Indonesia/TNI) dalam melaksakanakan kewajibannya untuk menjaga kedaulatan dan keamanan nasional. Menelusuri jejak roda truk yang digunakan TNI pada masa awal Kemerdekaan tidaklah mudah, namun saya berusaha mengumpulkan deretan truk TNI dari masa awal kemerdekan yang saya kutip dari berbagai sumber dan salah satunya buku 50th Emas TNI-AU. Harapan saya semoga artikel sejarah truck militer di awal kemerdekaan Indonesia ini bisa menjadi wawasan sejarah bagi generasi kita dan anak cucu kita kelak.
Dengan deklarasi kemerdakaan Indonesia maka dibentuk APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) yang menjadi cikal bakal TNI. Organisasi militer ini segera berbenah untuk menampung prajurit KNIL (Koninklijk Nederlands-Indische Leger) atau Tentara Kerajaan Hindia Belanda dan TKR. Setahun setelah dibentuknya APRIS, Belanda mulai menyerahkan semua peralatan militer yang digunakan KNIL di tanah air termasuk semua truck militernya. Dan berikut foto Surat Keputusan Pembubaran KNIL yang ditandatangani Ratu Juliana, menandai berakhirnya kekuasaan Belanda dan artinya Belanda mengakui keberadaan Negara Republik Indonesia Serikat. Di pihak Indonesia sendiri serah terima dilakukan oleh Kolonel A.H Nasution.
Dalam sejarahnya truk yang menjadi andalan KNIL kala itu ialah Chevrolet 1,5 ton yang diproduksi sejak 1941. Selain dimanfaatkan untuk mobilisasi tentara dan angkut perbekalan, juga digunakan untuk mengusung senjata (gun truck). Populasi Chevrolet 1,5 ton yang mencapai 1.700 unit dapat dimaklumi karena GM (General Motors) dari AS telah membuka pabrik perakitan di Tanjung Priok sejak 1927. Produksi pertama dari pabrik perakitan ini pada 1930. Generasi yang lebih muda dari keluarga Chevrolet adalah seri 6100 kelas dua ton buatan tahun 1948, turut dihibahkan ke APRIS.
Selain merk Chevrolet, KNIL juga menggunakan truk buatan AS seperti Ford / Marmon-Herrington 198T kelas 2,5 ton, Ford / Marmon-Herrington MM5-6 kelas 3 ton, Ford G8T kelas 1,5 ton buatan 1943, Ford CMP serta truk Fargo FK2-33. Untuk jenis penggerak double gardan tersedia Chevrolet G-4100 kelas 1,5 ton produksi 1942, Ford/Marmon-Herrington LD6-4 kelas 0,5 ton dan LLDMG5-4. Dalam jumlah yang cukup besar juga menggunakan truk ringan Power Wagon buatan Dodge. Beruntung masih tersisa truk peninggalan KNIL yang menghiasi halaman Museum Palagan Ambarawa meski dengan kondisi tidak orisinil lagi seperti dalam foto pertama di awal tulisan.
Nah, sebagian dari truck peninggalan KNIL tersebut dikelola oleh corp zeni. "Zeni" sendiri berasal dari bahasa Belanda Genie yang berarti pandai atau banyak akalnya. Pada awal berdirinya Kesatuan Zeni kata Genie masih dipergunakan, namun seiring dengan perubahan Ejaan Yang Disempurnakan kata Genie di-Indonesiakan menjadi "Zeni".
Kesatuan ini merupakan kesatuan standar militer di seluruh dunia karena perannya dalam pertempuran sejak zaman purba, karena pada intinya fungsi bantuan tempur Zeni adalah bersifat improvisasi, insidentil, dan menggunakan standar teknik yang khusus dikualifikasikan pada Satuan Zeni. Zeni Tempur sendiri secara umum mempunyai fungsi sebagai pasukan Bantuan Tempur terhadap Pasukan Manuver (Infanteri) berupa Bantuan Tempur Zeni (Banpurzi) dan Bantuan Administrasi Zeni (Banminzi).
Selama perjalanannya, Zeni Angkatan Darat turut berperan dalam berbagai penugasan. Ditziad ikut berperan dalam pertempuran saat merebut Kemerdekaan Republik Indonesia, mempertahankan Proklamasi 17 Agustus 1945 saat agresi Belanda I dan II, dan penumpasan pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948.
Berperan pula dalam penumpasan pemberontak APRA, Andi Aziz, RMS, DI-TII dan PRRI/Permesta. Periode 1961-1970, Operasi Trikora, Dwikora, dan penumpasan OPM dan penumpasan G 30 S/PKI. Berperan pula dalam tugas internasional dalam Kontingen Garuda I, II, dan III. Nah dalam menjalankan tugasnya, corp zeni ini pada awalnya menggunakan truck-truck peninggalan tentara KNIL.
Dengan deklarasi kemerdakaan Indonesia maka dibentuk APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) yang menjadi cikal bakal TNI. Organisasi militer ini segera berbenah untuk menampung prajurit KNIL (Koninklijk Nederlands-Indische Leger) atau Tentara Kerajaan Hindia Belanda dan TKR. Setahun setelah dibentuknya APRIS, Belanda mulai menyerahkan semua peralatan militer yang digunakan KNIL di tanah air termasuk semua truck militernya. Dan berikut foto Surat Keputusan Pembubaran KNIL yang ditandatangani Ratu Juliana, menandai berakhirnya kekuasaan Belanda dan artinya Belanda mengakui keberadaan Negara Republik Indonesia Serikat. Di pihak Indonesia sendiri serah terima dilakukan oleh Kolonel A.H Nasution.
Dalam sejarahnya truk yang menjadi andalan KNIL kala itu ialah Chevrolet 1,5 ton yang diproduksi sejak 1941. Selain dimanfaatkan untuk mobilisasi tentara dan angkut perbekalan, juga digunakan untuk mengusung senjata (gun truck). Populasi Chevrolet 1,5 ton yang mencapai 1.700 unit dapat dimaklumi karena GM (General Motors) dari AS telah membuka pabrik perakitan di Tanjung Priok sejak 1927. Produksi pertama dari pabrik perakitan ini pada 1930. Generasi yang lebih muda dari keluarga Chevrolet adalah seri 6100 kelas dua ton buatan tahun 1948, turut dihibahkan ke APRIS.
Selain merk Chevrolet, KNIL juga menggunakan truk buatan AS seperti Ford / Marmon-Herrington 198T kelas 2,5 ton, Ford / Marmon-Herrington MM5-6 kelas 3 ton, Ford G8T kelas 1,5 ton buatan 1943, Ford CMP serta truk Fargo FK2-33. Untuk jenis penggerak double gardan tersedia Chevrolet G-4100 kelas 1,5 ton produksi 1942, Ford/Marmon-Herrington LD6-4 kelas 0,5 ton dan LLDMG5-4. Dalam jumlah yang cukup besar juga menggunakan truk ringan Power Wagon buatan Dodge. Beruntung masih tersisa truk peninggalan KNIL yang menghiasi halaman Museum Palagan Ambarawa meski dengan kondisi tidak orisinil lagi seperti dalam foto pertama di awal tulisan.
Nah, sebagian dari truck peninggalan KNIL tersebut dikelola oleh corp zeni. "Zeni" sendiri berasal dari bahasa Belanda Genie yang berarti pandai atau banyak akalnya. Pada awal berdirinya Kesatuan Zeni kata Genie masih dipergunakan, namun seiring dengan perubahan Ejaan Yang Disempurnakan kata Genie di-Indonesiakan menjadi "Zeni".
Kesatuan ini merupakan kesatuan standar militer di seluruh dunia karena perannya dalam pertempuran sejak zaman purba, karena pada intinya fungsi bantuan tempur Zeni adalah bersifat improvisasi, insidentil, dan menggunakan standar teknik yang khusus dikualifikasikan pada Satuan Zeni. Zeni Tempur sendiri secara umum mempunyai fungsi sebagai pasukan Bantuan Tempur terhadap Pasukan Manuver (Infanteri) berupa Bantuan Tempur Zeni (Banpurzi) dan Bantuan Administrasi Zeni (Banminzi).
Selama perjalanannya, Zeni Angkatan Darat turut berperan dalam berbagai penugasan. Ditziad ikut berperan dalam pertempuran saat merebut Kemerdekaan Republik Indonesia, mempertahankan Proklamasi 17 Agustus 1945 saat agresi Belanda I dan II, dan penumpasan pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948.
Berperan pula dalam penumpasan pemberontak APRA, Andi Aziz, RMS, DI-TII dan PRRI/Permesta. Periode 1961-1970, Operasi Trikora, Dwikora, dan penumpasan OPM dan penumpasan G 30 S/PKI. Berperan pula dalam tugas internasional dalam Kontingen Garuda I, II, dan III. Nah dalam menjalankan tugasnya, corp zeni ini pada awalnya menggunakan truck-truck peninggalan tentara KNIL.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.