Catatan perjalanan saya kali ini mengenai pemasangan portal di jalan nasional Purwokerto-Tegal atau tepatnya di Bumiayu. Ini bukanlah portal berita macam detik namun portal ini membuat berita hehehe. Saat itu Senin, 17 April 2017 kami masih di Kebumen dan handphone selalu berdering sejak pagi. Telepon itu datang dari rekan rekan pengemudi truck yang menanyakan masalah pemasangan portal di jalan nasional Purwokerto-Brebes tepatnya di Bumiayu. Saat itu saya tidak bisa menjawab karena saya juga belum mengetahui situasi sebenernya. Senin sore, saya nelfon mas Handoyo, driver bus PO Sumber Alam untuk memantau situasi karena mereka berangkat duluan. Sekitar jam 8 malam mas Handoyo ngabarin kalau busnya bisa melintas di lokasi pemortalan. Kemudian saya berangkat menggunakan truck tronton Isuzu Giga setelah mendapat kabar tersebut. Lebih yakin lagi setelah mas Andrian yang membawa bus Sumber Alam berbody Legacy SR-1 ngabarin kalau busnya lolos dari portal. Nah inilah cerita mengenai portal di jalan nasional Purwokerto-Brebes di Bumiayu.
Di jalur Tegal-Purwokerto memang dipasang dua buah portal. Kedua portal itu dipasang di Pereng, Desa Winduaji, sekitar dua kilometer sebelum lokasi proyek flyover dari arah Purwokerto dan di Terminal Pagojengan, sekitar 800 meter sebelum lokasi proyek flyover dari arah Tegal. Tujuan pemasangan portal untuk membatasi tinggi kendaraan agar pembangunan flyover yang kini memasuki tahap pemasangan pier head berjalan lancar serta melarang truck bermuatan tinggi melintas. Larangan tersebut didasarkan pada Keputusan Dirjen Perhubungan Darat Nomor SK.1049/AJ401/DRJD/2917 Tanggal 7 Maret 2017. Ketinggian kendaraan di atas 3,7 meter tidak bisa lewat dan harus balik arah.
Sejumlah truk dengan ketinggian muatan barang mencapai empat meter terpaksa balik arah karena tidak bisa melewati portal di depan Terminal Bumiayu lama. Ada pula yang memilih membongkar sebagian muatan untuk dilangsir dengan kendaraan kecil. Sejumlah bus antarkota antarprovinsi (AKAP) dari arah Jakarta menuju Purwokerto juga terpaksa menurunkan penumpang karena tidak bisa lewat.
Nah, saat itu pengurus bus AKAP dari PO DMI jurusan Jakarta-Purwokerto, Eko menuturkan, sejumlah armadanya, terutama yang AC tidak bisa melewati portal. Sementara itu, pengurus bus dari PO Sinar Jaya, Witno bersama Tarmidi dari PO Lorena langsung menemui PT Adhi Karya selaku rekanan penggarap flyover. Mereka menyayangkan pemasangan portal tanpa didahului sosialisasi. Mereka minta supaya tinggi portal dinaikkan paling tidak empat meter supaya bus AC bisa lewat. Dan permintaan pengurus PO tersebut disanggupi oleh PT Adhi Karya.
Portal Selama 22 Hari
Pelaksana lapangan PT Adhi Karya, Banon mengatakan, pemasangan portal dilakukan untuk kelancaran pemasangan pier head flyover. Adapun ketinggian portal yang dipasang 3,7 meter. ”Pada portal memang tertulis 3 meter tapi tinggi sebenarnya 3,7 meter. Kalau tidak dibatasi, kendaraan bisa menabrak besi barier atas atau material proyek,” kata dia. Menurutnya, pembatasan tinggi kendaraan akan dilakukan selama proses pemasangan pier head lebih kurang 22 hari. Dibawah ini adalah video penampakan portal yang dipasang di ruas jalan Bumiayu.
Portal Ambruk
Dua buah portal yang terpasang di jalur utama Tegal-Purwokerto sebagai langkah pembatasan ketinggian kendaraan yang melintas di lokasi proyek pembangunan fly over Kretek akhirnya ambruk di terjang kendaraan. Padahal sebelumnya, telah dilakukan penambahan ketinggian dari semula 3,7 meter menjadi 3,9 meter. Dua titik portal yang berada di depan terminal lama Pagojengan dan juga wilayah Desa Winduaji diketahui ambruk, Rabu 19 April 2017 dini hari.
Meski demikian portal akan kembali dipasang pada titik yang sama. Kondisi itu untuk menghindari agar truk dengan ketinggian melebihi batas yang ditentukan melintas yang akan berakibat menabrak bagian pilar proyek fly over yang saat ini sedang dikerjakan. Maksimal 3,7 meter dan di atas itu bisa mengenai pilar fly over (P1) yang saat ini sedang dalam tahap pengerjaan dan tentu sangat berbahaya.
Di jalur Tegal-Purwokerto memang dipasang dua buah portal. Kedua portal itu dipasang di Pereng, Desa Winduaji, sekitar dua kilometer sebelum lokasi proyek flyover dari arah Purwokerto dan di Terminal Pagojengan, sekitar 800 meter sebelum lokasi proyek flyover dari arah Tegal. Tujuan pemasangan portal untuk membatasi tinggi kendaraan agar pembangunan flyover yang kini memasuki tahap pemasangan pier head berjalan lancar serta melarang truck bermuatan tinggi melintas. Larangan tersebut didasarkan pada Keputusan Dirjen Perhubungan Darat Nomor SK.1049/AJ401/DRJD/2917 Tanggal 7 Maret 2017. Ketinggian kendaraan di atas 3,7 meter tidak bisa lewat dan harus balik arah.
Portal dipasang selebar badan jalan. |
Sejumlah truk dengan ketinggian muatan barang mencapai empat meter terpaksa balik arah karena tidak bisa melewati portal di depan Terminal Bumiayu lama. Ada pula yang memilih membongkar sebagian muatan untuk dilangsir dengan kendaraan kecil. Sejumlah bus antarkota antarprovinsi (AKAP) dari arah Jakarta menuju Purwokerto juga terpaksa menurunkan penumpang karena tidak bisa lewat.
Nah, saat itu pengurus bus AKAP dari PO DMI jurusan Jakarta-Purwokerto, Eko menuturkan, sejumlah armadanya, terutama yang AC tidak bisa melewati portal. Sementara itu, pengurus bus dari PO Sinar Jaya, Witno bersama Tarmidi dari PO Lorena langsung menemui PT Adhi Karya selaku rekanan penggarap flyover. Mereka menyayangkan pemasangan portal tanpa didahului sosialisasi. Mereka minta supaya tinggi portal dinaikkan paling tidak empat meter supaya bus AC bisa lewat. Dan permintaan pengurus PO tersebut disanggupi oleh PT Adhi Karya.
Portal Selama 22 Hari
Pelaksana lapangan PT Adhi Karya, Banon mengatakan, pemasangan portal dilakukan untuk kelancaran pemasangan pier head flyover. Adapun ketinggian portal yang dipasang 3,7 meter. ”Pada portal memang tertulis 3 meter tapi tinggi sebenarnya 3,7 meter. Kalau tidak dibatasi, kendaraan bisa menabrak besi barier atas atau material proyek,” kata dia. Menurutnya, pembatasan tinggi kendaraan akan dilakukan selama proses pemasangan pier head lebih kurang 22 hari. Dibawah ini adalah video penampakan portal yang dipasang di ruas jalan Bumiayu.
Portal Ambruk
Dua buah portal yang terpasang di jalur utama Tegal-Purwokerto sebagai langkah pembatasan ketinggian kendaraan yang melintas di lokasi proyek pembangunan fly over Kretek akhirnya ambruk di terjang kendaraan. Padahal sebelumnya, telah dilakukan penambahan ketinggian dari semula 3,7 meter menjadi 3,9 meter. Dua titik portal yang berada di depan terminal lama Pagojengan dan juga wilayah Desa Winduaji diketahui ambruk, Rabu 19 April 2017 dini hari.
Meski demikian portal akan kembali dipasang pada titik yang sama. Kondisi itu untuk menghindari agar truk dengan ketinggian melebihi batas yang ditentukan melintas yang akan berakibat menabrak bagian pilar proyek fly over yang saat ini sedang dikerjakan. Maksimal 3,7 meter dan di atas itu bisa mengenai pilar fly over (P1) yang saat ini sedang dalam tahap pengerjaan dan tentu sangat berbahaya.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.