Bila kita berkendara ke Jawa Tengah maka kita serasa memasuki kawasan wisata baru yakni wisata jeglongan sewu Jawa Tengah. Hal ini tentu sangat kontras nila kita ingat salah satu program utama pemerintah provinsi Jawa Tengah yang dicanangkan Gubernur Ganjar Pranowo. Ya, salah satu program tersebut adalah "Jateng bebas jalan berlubang". Dan sayangnya, saat ini justru hampir semua jalanan di Jateng penuh dengan lubang jalanan. Salah satu kota yang memiliki jalan berlubang cukup banyak adalah Kota Demak. Dimensi lubang-lubang jalan itu bervariasi. Yang terbanyak berdiameter antara 25 cm - 100 cm dengan kedalaman 10 cm.
Padahal keberadaan lubang jalanan tersebut sudah sering menyebabkan kecelakaan akibat terperosok lubang jalanan. Melihat banyaknya lubang jalanan, di Demak pun terpasang banner peringatan dengan bahasa yang menggelitik. Seperti di sekitar Pasar Buyaran, pengendara akan disambut banner bertuliskan "Selamat datang di Jalur Pantura Demak. Anda memasuki jebakan Batman".
Selain banner diatas terlihat pula kalimat "Pak sopir siap digoyang" dan "Nikmatilah jalan berlobang meskipun tak senikmat lobang berjalan". Ternyata warga Karanganyar, Demak juga gerilya protes atas lubang jalanan yang digelorakan melalui akun media sosial. Dari pengamatan saya saat kemintas dengan truck tronton Isuzu Giga memang jalur Pantura di Demak lebih banyak yang berlubang dibanding yang mulus. Di Karanganyar yang merupakan perbatasan Demak-Kudus itu paling parah. Di jalur Pantura sepanjang 40 kilometer mulai Sayung hingga Karanganyar bisa disebut sangat tidak layak dilintasi kendaraan. Jumlah lubang bukan hanya banyak namun jaraknya juga terlalu rapat.
Wisata Jeglongan Sewu
Tidak mengherankan bila kondisi jalanan yang rusak oleh sebagian masyarakat disebut secara sarkastis sebagai objek wisata baru, yakni Wisata Jeglongan Sewu. Dan bisa kita buktikan ketika melewati daerah Wonogiri, Sragen, Karanganyar, Purworejo maupun Kebumen. Ada ribuan lubang di sepanjang jalanan Jawa Tengah. Fakta tersebut mengukuhkan sarkasme wisata jeglongan sewu. Pembangunan infrastuktur tanpa lubang yang diinisiasi oleh Gubernur Ganjar Pranowo dengan tajuk Jateng Tanpa Lubang, bagi masyarakat sudah serupa berita hoax.
Misal jalan rusak yang berada di jalur Provinsi Kabupaten Karanganyar serta Wonogiri. Di wilayah Karanganyar dan Sragen, ada jalan Kebakkramat-Jaten, Kerjo-Jenawi, Jenawi- Karanganyar, Kemudian juga jalan Sambirejo-Sragen dan jalan Tanon – Sidoharjo Sragen, belum di daerah lain. Artinya, upaya untuk menyelesaikan jalan tanpa lubang itu masih belum terlaksana.
Saya sendiri pernah menyaksikan di jalur Purworejo - Kebumen dua pengendara sepeda motor meninggal di lokasi kejadian karena menghindari lubang. Lubang-lubang tersebut kebanyakan berada di jalan nasional yang berada di sepanjang Purworejo sampai Kebumen. Lubang jalanan ini tersebar di sepanjang jalan
Kutoarjo - Kebumen yang melewati Kecamatan Kutoarjo, Butuh, hingga Prembun Kabupaten Kebumen. Di sepanjang jalan tersebut banyak sekali ditemukan lubang yang cukup dalam yang lebarnya rata-rata lebih dari 30 sentimeter dengan ke dalaman rata-rata 20 sentimeter. Banyak pengendara jalan yang tidak menyadari adanya lubang saat hujan deras mengguyur karena lubang jalan tersebut tertutup genangan air.
Sebagai penutup, mari kita menikmati kawasan wisata jeglongan sewu di sepanjang jalanan Jawa Tengah. Dengan menikmati kita bisa terhindar dari stress dan dengan begitu kita bisa rileks berkendara di jalanan penuh lubang. Bila kita berkendara dengan rileks tentu saja kita bisa mengontrol emosi kita dan terhindar dari kecelakaan lalu lintas.
Padahal keberadaan lubang jalanan tersebut sudah sering menyebabkan kecelakaan akibat terperosok lubang jalanan. Melihat banyaknya lubang jalanan, di Demak pun terpasang banner peringatan dengan bahasa yang menggelitik. Seperti di sekitar Pasar Buyaran, pengendara akan disambut banner bertuliskan "Selamat datang di Jalur Pantura Demak. Anda memasuki jebakan Batman".
Selain banner diatas terlihat pula kalimat "Pak sopir siap digoyang" dan "Nikmatilah jalan berlobang meskipun tak senikmat lobang berjalan". Ternyata warga Karanganyar, Demak juga gerilya protes atas lubang jalanan yang digelorakan melalui akun media sosial. Dari pengamatan saya saat kemintas dengan truck tronton Isuzu Giga memang jalur Pantura di Demak lebih banyak yang berlubang dibanding yang mulus. Di Karanganyar yang merupakan perbatasan Demak-Kudus itu paling parah. Di jalur Pantura sepanjang 40 kilometer mulai Sayung hingga Karanganyar bisa disebut sangat tidak layak dilintasi kendaraan. Jumlah lubang bukan hanya banyak namun jaraknya juga terlalu rapat.
Wisata Jeglongan Sewu
Tidak mengherankan bila kondisi jalanan yang rusak oleh sebagian masyarakat disebut secara sarkastis sebagai objek wisata baru, yakni Wisata Jeglongan Sewu. Dan bisa kita buktikan ketika melewati daerah Wonogiri, Sragen, Karanganyar, Purworejo maupun Kebumen. Ada ribuan lubang di sepanjang jalanan Jawa Tengah. Fakta tersebut mengukuhkan sarkasme wisata jeglongan sewu. Pembangunan infrastuktur tanpa lubang yang diinisiasi oleh Gubernur Ganjar Pranowo dengan tajuk Jateng Tanpa Lubang, bagi masyarakat sudah serupa berita hoax.
Misal jalan rusak yang berada di jalur Provinsi Kabupaten Karanganyar serta Wonogiri. Di wilayah Karanganyar dan Sragen, ada jalan Kebakkramat-Jaten, Kerjo-Jenawi, Jenawi- Karanganyar, Kemudian juga jalan Sambirejo-Sragen dan jalan Tanon – Sidoharjo Sragen, belum di daerah lain. Artinya, upaya untuk menyelesaikan jalan tanpa lubang itu masih belum terlaksana.
Saya sendiri pernah menyaksikan di jalur Purworejo - Kebumen dua pengendara sepeda motor meninggal di lokasi kejadian karena menghindari lubang. Lubang-lubang tersebut kebanyakan berada di jalan nasional yang berada di sepanjang Purworejo sampai Kebumen. Lubang jalanan ini tersebar di sepanjang jalan
Kutoarjo - Kebumen yang melewati Kecamatan Kutoarjo, Butuh, hingga Prembun Kabupaten Kebumen. Di sepanjang jalan tersebut banyak sekali ditemukan lubang yang cukup dalam yang lebarnya rata-rata lebih dari 30 sentimeter dengan ke dalaman rata-rata 20 sentimeter. Banyak pengendara jalan yang tidak menyadari adanya lubang saat hujan deras mengguyur karena lubang jalan tersebut tertutup genangan air.
Sebagai penutup, mari kita menikmati kawasan wisata jeglongan sewu di sepanjang jalanan Jawa Tengah. Dengan menikmati kita bisa terhindar dari stress dan dengan begitu kita bisa rileks berkendara di jalanan penuh lubang. Bila kita berkendara dengan rileks tentu saja kita bisa mengontrol emosi kita dan terhindar dari kecelakaan lalu lintas.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.