Saat ini jika kita melalui jalur neraka Brebes - Purwokerto kita pasti harus rela antri buka tutup jalur imbas pembangunan 4 flyover. Seperti kita ketahui pada Desember 2016 lalu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun empat flyover atau jalan layang di jalur tengah Tegal-Purwokerto. Jalan layang akan dibangun di empat titik perlintasan kereta api sebidang di Brebes dan Tegal. Pembangunan jalan layang tersebut untuk mengurangi kemacetan pada saat musim mudik lebaran mendatang.
Pembangunan flyover ini dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) murni senilai ratusan milyar. Yang jelas, satu flyover ada yang memakan biaya Rp 65 miliar, Rp 80 miliar, hingga 125 miliar. Adapun titik yang paling banyak biayanya adalah di perlintasan klonengan, prupuk, yang mencapai Rp 125 miliar. Sebab, selain perlintasan KA, di sana juga terdapat pertigaan. Paling tidak kan ada dua jalur. Yaitu jalur ke Slawi dan ke Songgom. Di Brebes titik yang akan dibangun yaitu di perlintasan KA Dermoleng, Ketanggungan dan perlintasan KA Kretek Paguyangan. Adapun dua titik lainnya di Kabupaten Tegal, yaitu di Perlintasan Klonengan dan Prupuk.
Sebagai informasi, pembangunan Flyover Dermoleng-Ketanggungan sepanjang 500 meter ditangani oleh kontraktor PT Adhi Karya (Persero) Tbk-CDI KSO, dengan nilai kontrak Rp 64 miliar. Sedangkan Flyover Klonengan-Prupuk sepanjang 1.011 meter, ditangani oleh kontraktor PT Hutama Karya dengan nilai kontraknya mencapai Rp 112 miliar. Flyover Kesambi dengan panjang 470 meter ditangani oleh PT Brantas Abipraya dengan nilai kontrak Rp 58 miliar. Terakhir Flyover Kretek dengan panjang 700 meter yang juga ditangani oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan nilai kontrak Rp 82 miliar.
Karangsawah Gagal Di Bangun Flyover
Sebelumnya, pemerintah berencana membangun lima flyover, salah satunya di perlintasan kereta api Karangsawah, Kecamatan Tonjong. Namun niat itu urung dilakukan, karena di titik tersebut akan dibangun jalan lingkar. Pembangunan jalan lingkar tersebut menyusul kondisi tanah di sekitar yang labil dan perlu direlokasi.
Perlintasan KA di Karangsawah kan dekat dengan jalur Ciregol yang rawan longsor. Jadi tidak perlu dibangun flyover karena nanti ada jalan lingkar. Empat jalur ini diharapkan sudah bisa dilewati pada H-7 lebaran 2017. Adapun penyelesaian proyek hingga 100 persen ditargetkan pada pekan kedua pada November 2017. Pembangunan flyover ini menggunakan teknologi Corrugated Mortar Pusjatan (CMP) atau teknologi baja bergelombang. Dengan teknologi CMP selesainya bisa lebih cepat.
Semoga pembanguaan ke 4 flyover bisa berjalan dengan lancar dan tepat waktu sehingga pada lebaran depan tidak terjadi kemacetan parah disini.
Pembangunan flyover ini dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) murni senilai ratusan milyar. Yang jelas, satu flyover ada yang memakan biaya Rp 65 miliar, Rp 80 miliar, hingga 125 miliar. Adapun titik yang paling banyak biayanya adalah di perlintasan klonengan, prupuk, yang mencapai Rp 125 miliar. Sebab, selain perlintasan KA, di sana juga terdapat pertigaan. Paling tidak kan ada dua jalur. Yaitu jalur ke Slawi dan ke Songgom. Di Brebes titik yang akan dibangun yaitu di perlintasan KA Dermoleng, Ketanggungan dan perlintasan KA Kretek Paguyangan. Adapun dua titik lainnya di Kabupaten Tegal, yaitu di Perlintasan Klonengan dan Prupuk.
Sebagai informasi, pembangunan Flyover Dermoleng-Ketanggungan sepanjang 500 meter ditangani oleh kontraktor PT Adhi Karya (Persero) Tbk-CDI KSO, dengan nilai kontrak Rp 64 miliar. Sedangkan Flyover Klonengan-Prupuk sepanjang 1.011 meter, ditangani oleh kontraktor PT Hutama Karya dengan nilai kontraknya mencapai Rp 112 miliar. Flyover Kesambi dengan panjang 470 meter ditangani oleh PT Brantas Abipraya dengan nilai kontrak Rp 58 miliar. Terakhir Flyover Kretek dengan panjang 700 meter yang juga ditangani oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan nilai kontrak Rp 82 miliar.
Karangsawah Gagal Di Bangun Flyover
Sebelumnya, pemerintah berencana membangun lima flyover, salah satunya di perlintasan kereta api Karangsawah, Kecamatan Tonjong. Namun niat itu urung dilakukan, karena di titik tersebut akan dibangun jalan lingkar. Pembangunan jalan lingkar tersebut menyusul kondisi tanah di sekitar yang labil dan perlu direlokasi.
Perlintasan KA di Karangsawah kan dekat dengan jalur Ciregol yang rawan longsor. Jadi tidak perlu dibangun flyover karena nanti ada jalan lingkar. Empat jalur ini diharapkan sudah bisa dilewati pada H-7 lebaran 2017. Adapun penyelesaian proyek hingga 100 persen ditargetkan pada pekan kedua pada November 2017. Pembangunan flyover ini menggunakan teknologi Corrugated Mortar Pusjatan (CMP) atau teknologi baja bergelombang. Dengan teknologi CMP selesainya bisa lebih cepat.
Semoga pembanguaan ke 4 flyover bisa berjalan dengan lancar dan tepat waktu sehingga pada lebaran depan tidak terjadi kemacetan parah disini.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.