Alex Briggs, pria kelahiran Canberra, Australia pada 1969 merupakan mekanik Valentino Rossi dan dulu sempat mengantarkan Mick Doohan menjadi juara dunia ini adalah mantan mekanik bus. Ya, Alex Briggs memang mantang seorang teknisi bus. Memang di balik kesuksesan seorang pembalap, selalu ada peran mekanik yang merancang settingan motor serta menganalisa kondisi lintasan yang bakal dilalui sang joki. Dan latar belakang sang mekanik belum tentu memulai karier dari balap motor seperti Alex Briggs ini. Dan ini salah satu kicauan Alex Briggs di akun twitternya: Its the 13th day of #Movember Race day selfie. May the force be with us! https://t.co/W65nfL6KCM @MovemberAUS
pic.twitter.com/4UAu3yU9op
Alex Briggs (@Alex__Briggs)
Pria asal Australia itu telah bekerja untuk Rossi sejak 2000. Sejak saat itu, Briggs selalu ikut ke mana pun The Doctor berlabuh, dari Honda, ke Yamaha, ke Ducati, hingga kembali ke Yamaha lagi sampai sekarang.
“It’s all about word of mouth!,” katanya di Motorcycle News.
“Saya adalah seorang pembalap motorcross, dan seorang montir magang untuk perusahaan bus untuk mendukung kebiasaan saya. Saya berteman dengan para pembalap besar dan mengerjakan motor mereka, yang menyebabkan orang bertanya-tanya tentang saya ketika mereka sukses.”
“Suatu hari, saya sedang di rumah dengan tulang ekor patah akibat kecelakaan motorcross dan telepon berdering. Itu adalah manajer Yamaha Motocross Team Australia yang menanyakan apakah saya ingin bekerja untuk mereka.”
Alex berada di persimpangan jalan. Menerima tawaran itu artinya dia harus meninggalkan kampung halaman dan pekerjaan tetap serta membuang mimpi jadi bintang motokros. Kalau menolak, dia membuang kesempatan besar untuk jadi mekanik hebat.
"Akhirnya saya menerima tawaran itu meski harus menerima gaji yang lebih rendah ketimbang di tempat kerja saya sebelumnya. Pengorbanan saya tak sia-sia. Setelah kejuaraan motokros musim 1993 berakhir, saya mendapat telepon dari Jeremy Burgess untuk bekerja sebagai mekanik balap road race," kata Alex.
Jadi bisa dibilang, kehadiran Briggs di tim Movistar Yamaha penuh dengan cerita-cerita unik dan ternyata ada banyak kisah di MotoGP.
“Hampir setiap mekanik di MotoGP punya cerita yang mirip. Hampir semuanya tidak memiliki kualifikasi resmi sebagai mekanik. Sebagian mulai dari membantu teman di sebuah klub atau bengkel motor lokal, bekerja secara gratis untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik, dan bertemu dengan banyak orang.”
“Begitulah segalanya dimulai. Anda harus dapat diandalkan untuk mendapatkan kepercayaan orang lain dan berbicara dengan semua orang tentang segala sesuatu karena itulah cara orang lain mencari tahu tentang Anda. Mulut ke mulut adalah metode paling ampuh dalam pekerjaan ini,” lugasnya.
"Mayoritas mekanik di MotoGP punya cerita yang sama dengan saya. Mereka tak punya kualifikasi resmi sebagai mekanik. Awalnya mereka hanya bekerja di bengkel motor lokal dan rela dibayar murah demi bertemu dengan banyak orang. Kalau kualitas Anda bagus, Anda akan cepat dikenal. Kekuataan kata-kata sangat penting di bisnis ini," kata Alex.
pic.twitter.com/4UAu3yU9op
Alex Briggs (@Alex__Briggs)
Pria asal Australia itu telah bekerja untuk Rossi sejak 2000. Sejak saat itu, Briggs selalu ikut ke mana pun The Doctor berlabuh, dari Honda, ke Yamaha, ke Ducati, hingga kembali ke Yamaha lagi sampai sekarang.
“It’s all about word of mouth!,” katanya di Motorcycle News.
“Saya adalah seorang pembalap motorcross, dan seorang montir magang untuk perusahaan bus untuk mendukung kebiasaan saya. Saya berteman dengan para pembalap besar dan mengerjakan motor mereka, yang menyebabkan orang bertanya-tanya tentang saya ketika mereka sukses.”
“Suatu hari, saya sedang di rumah dengan tulang ekor patah akibat kecelakaan motorcross dan telepon berdering. Itu adalah manajer Yamaha Motocross Team Australia yang menanyakan apakah saya ingin bekerja untuk mereka.”
Alex berada di persimpangan jalan. Menerima tawaran itu artinya dia harus meninggalkan kampung halaman dan pekerjaan tetap serta membuang mimpi jadi bintang motokros. Kalau menolak, dia membuang kesempatan besar untuk jadi mekanik hebat.
"Akhirnya saya menerima tawaran itu meski harus menerima gaji yang lebih rendah ketimbang di tempat kerja saya sebelumnya. Pengorbanan saya tak sia-sia. Setelah kejuaraan motokros musim 1993 berakhir, saya mendapat telepon dari Jeremy Burgess untuk bekerja sebagai mekanik balap road race," kata Alex.
Jadi bisa dibilang, kehadiran Briggs di tim Movistar Yamaha penuh dengan cerita-cerita unik dan ternyata ada banyak kisah di MotoGP.
“Hampir setiap mekanik di MotoGP punya cerita yang mirip. Hampir semuanya tidak memiliki kualifikasi resmi sebagai mekanik. Sebagian mulai dari membantu teman di sebuah klub atau bengkel motor lokal, bekerja secara gratis untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik, dan bertemu dengan banyak orang.”
“Begitulah segalanya dimulai. Anda harus dapat diandalkan untuk mendapatkan kepercayaan orang lain dan berbicara dengan semua orang tentang segala sesuatu karena itulah cara orang lain mencari tahu tentang Anda. Mulut ke mulut adalah metode paling ampuh dalam pekerjaan ini,” lugasnya.
"Mayoritas mekanik di MotoGP punya cerita yang sama dengan saya. Mereka tak punya kualifikasi resmi sebagai mekanik. Awalnya mereka hanya bekerja di bengkel motor lokal dan rela dibayar murah demi bertemu dengan banyak orang. Kalau kualitas Anda bagus, Anda akan cepat dikenal. Kekuataan kata-kata sangat penting di bisnis ini," kata Alex.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.