Pernah lihat jalan yang di dalam kota?, pasti jarang sekali truk besar lewat karena memang ada larangan truck masuk kota. Namun, kenapa jalan di dalam kota tetap rusak? Berarti kesalahannya bukan karena beban. Setahun setelah diperbaiki, kok jalan rusak kembali. Jelas tidak bisa menyalahkan lalu lintas yang padat. Kita juga tidak bisa menyalahkan hujan. Kalau desain benar, enggak ada cerita jalan dalam satu tahun rusak karena semua jalan didesain minimal untuk lima tahun. Kalau ada kerusakan dalam satu tahun atau dua tahun, berarti proses konstruksi yang salah atau kualitas materialnya yang buruk atau bahkan kedua-duanya. Berarti ada penyebab kerusakan yang bukan karena beban. Permasalahan yang paling mungkin adalah karena kinerja jalannya dan kualitas jalannya.
Kalau sudah berbicara soal kualitas jalan, ada banyak yang bisa dibahas. Bisa karena aspalnya tipis, agregatnya jelek, pembuatannya yang tidak benar, dan segala macam, banyak sekali. Kesalahan yang paling mendasar dan paling sering ditemui di lapangan adalah kualitas pekerjaan jalan. Salah satu contohnya adalah pembuatan jalan dengan hotmix, yaitu pencampuran antara agregat dan aspal yang dilakukan dalam suhu tinggi (biasanya sekitar 140 derjat C). Jenis campuran ini cukup banyak dipakai untuk pembangunan dan perbaikan jalan di dalam kota karena kecepatannya untuk bisa digunakan lalu lintas. Hanya dalam waktu dua jam jalan yang menggunakan hotmix sudah dapat langsung dibuka.
Salah satu titik kritis dari proses konstruksi dengan hotmix ini adalah suhu pada saat dihamparkan dan dipadatkan. Suhu tersebut harus cukup panas agar tercapai kepadatan jalan sesuai yang direncanakan.
Berapa panas suhu yang dibutuhkan? Secara teori harus di atas 100-an. Namun, kenyataan sekarang adalah, jarang sekali yang melakukan seperti itu. Nah, kalau tidak dilakukan seperti itu, kepadatannya jadi kurang dan jalan akan mudah retak walau hanya dilewati kendaraan ringan. Akibatnya, air mudah masuk ke celah-celah permukaan.
Kalau sudah ada agregat, kemudian ikatan aspal dengan agregat sudah lemah, daya rusak mobil kecil pun akan berpengaruh. Untuk jalan dengan ikatan agregat aspalnya kuat, beban berat pun tidak masalah. Jadi sekarang inti masalahnya adalah performa jalannya yang tidak begitu bagus.
Masalah performa jalan berarti terkait dengan proses pembuatan jalan. Kalau saya pribadi mengamati itu karena pengerjaannya yang tidak bagus. Untuk pekerjaan pembangunan jalan tidak mudah memang mengkontrolnya. Jarang sekali seorang pengawas jalan mau memeriksa setiap senti jalan.
Kembali lagi, kualitas pekerjaan, khususnya perbaikan jalan, dan air menjadi penyebab utama kerusakan jalan yang cukup parah.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.