Mumpung lagi di Desa Tengen Kulon, Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan, saya sempat-sempatin mampir di warung milik Yesi Elizah. Yesi ini ABG Cantik Pemilik Warung Mie Ayam dan sop buah. Yesi Elizah masih berusia 18 tahun, jadi masih masuk golongan ABG ya hehe.... Sambil menikmati sajian mie ayam, saya pun ngajak ngobrol mengenai awal mula merintis warung mie ayam ini. Ternyata Yesi ini lulusan SMP. Namun gadis lulusan SMP ini sukses membuka usaha warung mie ayam sendiri. Yesi mengaku, baru sekitar tahun 2015 membuka warung mie ayam dan sup buah. Namun, kini usaha dengan modal dari orangtuanya itu mulai membuahkan hasil.
"Lumayan, sehari laba kotornya Rp300 ribu. Bersihnya ya sekitar Rp80 ribu," kata Yesi yang tercatat sebagai warga Desa Tegalontar, RT 1/10, Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan.
Sebelumnya, remaja kelahiran 4 Agustus 1996 itu mengaku sudah pernah bekerja sebagai pelayan di sebuah warung mie ayam di Comal, Pemalang. Sehingga, kini dirinya sudah mahir mengolah sendiri bumbu yang dibutuhkan untuk membuat mie ayam.
"Jadi bumbu saya racik sendiri. Bapak cuma kasih modal saja," ujarnya. Anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Darpani (48), dan Saliah (45), itu menjual semangkok mie ayam tidak mahal, yakni Rp6.000. Harga yang sama diterapkan pada sup buah miliknya, yakni Rp6.000.
"Warung saya buka setiap hari, dari pukul 10.00-20.00 WIB. Tapi kalau hari Jumat libur," terangnya.
Meski usahanya cukup lumayan, namun dibenak hatinya masih ingin melanjutkan sekolah. Sebab sejak lulus SMP 1 Sragi sekitar 2011/2012 lalu, dirinya tidak bisa melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMU, karena ketiadaan biaya.
"Bapak hanya jualan es cendol keliling, dan ibu tidak bekerja. Dua kakak saya juga cuma lulusan SMP. Setelah lulus saya dikasih bapak modal jualan ini (mie dan sup buah)," ungkapnya.
Kala itu, Yesi ingin melanjutkan sekolah ke SMK. Sehingga, dia bisa mudah mencari pekerjaan. Dia mengaku sempat iri dengan teman-temannya yang dengan mudah melanjutkan sekolah.
"Kalau ada kesempatan inginnya bisa sekolah lagi," ujarnya sambil malu-malu.
Namun karena terbatasnya biaya, sehingga urung dilakukan.
"bapak hanya jualan es cendol keliling kampung. Jadi hasilnya pas-pasan. Inginnya juga saya sekolah. Dua kakaknya Yesi juga cuma lulusan SD dan sekarang jualan tempe. Adik Yesi sekarang juga masih kelas 6 SD," ujarnya.
Semoga tulisan ini bisa menjadi inspirasi bagi mereka yang kurang beruntung tidak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
"Lumayan, sehari laba kotornya Rp300 ribu. Bersihnya ya sekitar Rp80 ribu," kata Yesi yang tercatat sebagai warga Desa Tegalontar, RT 1/10, Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan.
Sebelumnya, remaja kelahiran 4 Agustus 1996 itu mengaku sudah pernah bekerja sebagai pelayan di sebuah warung mie ayam di Comal, Pemalang. Sehingga, kini dirinya sudah mahir mengolah sendiri bumbu yang dibutuhkan untuk membuat mie ayam.
"Jadi bumbu saya racik sendiri. Bapak cuma kasih modal saja," ujarnya. Anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Darpani (48), dan Saliah (45), itu menjual semangkok mie ayam tidak mahal, yakni Rp6.000. Harga yang sama diterapkan pada sup buah miliknya, yakni Rp6.000.
"Warung saya buka setiap hari, dari pukul 10.00-20.00 WIB. Tapi kalau hari Jumat libur," terangnya.
Meski usahanya cukup lumayan, namun dibenak hatinya masih ingin melanjutkan sekolah. Sebab sejak lulus SMP 1 Sragi sekitar 2011/2012 lalu, dirinya tidak bisa melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMU, karena ketiadaan biaya.
"Bapak hanya jualan es cendol keliling, dan ibu tidak bekerja. Dua kakak saya juga cuma lulusan SMP. Setelah lulus saya dikasih bapak modal jualan ini (mie dan sup buah)," ungkapnya.
Kala itu, Yesi ingin melanjutkan sekolah ke SMK. Sehingga, dia bisa mudah mencari pekerjaan. Dia mengaku sempat iri dengan teman-temannya yang dengan mudah melanjutkan sekolah.
"Kalau ada kesempatan inginnya bisa sekolah lagi," ujarnya sambil malu-malu.
Namun karena terbatasnya biaya, sehingga urung dilakukan.
"bapak hanya jualan es cendol keliling kampung. Jadi hasilnya pas-pasan. Inginnya juga saya sekolah. Dua kakaknya Yesi juga cuma lulusan SD dan sekarang jualan tempe. Adik Yesi sekarang juga masih kelas 6 SD," ujarnya.
Semoga tulisan ini bisa menjadi inspirasi bagi mereka yang kurang beruntung tidak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.