Jalur Ekstrim Berliku Pare - Kandangan - Kasembon - Ngantang - Batu menjadi tema catatan perjalan bersama truck Isuzu Giga FVM 34 285 PS milik CV Takari kali ini. Meski mendebarkan namun kami (Pakdhe Joko Londo, Adfa Nugroho dan saya sendiri) sangat menikmati perjalanan Pare-Batu sepanjang 65 km tersebut. Ketika itu kami harus mengantarkan muatan polar seberat 35 ton dari Cikande di Serang, Banten ke KUD Sumber Makmur di Jl. Raya Ngantang No 1, Waturejo, Malang, Jawa Timur 65392. Namun tidak perlu kami ceritakan dari awal perjalanan di Cikande karena udah terlalu biasa. Maka kami mulai cerita sejak memasuki kota Pare, Kediri saja.
Dari Pare ke Ngantang kemudian ke Batu kita melewati jalan yang membelah pegunungan. Aku tak tahu apa nama pegunungannya, tapi di situ ada Gunung Kawi, Gunung Kelud, Gunung Argo wayang, Gunung Welirang dan lain sebagainya. Jadi, sepanjang perjalanan, puncak-puncak gunung bertebaran di mana-mana. Karena perjalanan melewati pegunungan, maka jalur berkelak-kelok dan meliuk-liuk dengan tikungan S yang cukup sulit dilalui truck Isuzu Giga long chassis. Butuh konsentrasi dan keberanian ekstra karena roda beberapa kali terangkat sebelah.
Dari kota Pare kami berjalan pelan ke arah timur. Lepas dari Pare kami memasuki Kecamatan Kandangan. Kandangan adalah kecamatan terakhir di wilayah Kabupaten Kediri. Selanjutnya kami sudah memasuki wilayah Kabupaten Malang. Dan yang paling pertama menyambut kami adalah Kecamatan Kasembon. Selepas Kesambon baru memasuki wilayah Kecamatan Ngantang.
Jalan aspal dari Kesambon ke Ngantang mulai meliuk-liuk dan penuh tikungan S. Nah, di sepanjang jalan sebelum dan sesudah Desa Pait inilah medan tersulit. Maka di desa Pait ini kami memutuskan untuk minta di pok dan muatan kami di kurangin sebanyak 15 ton baru melanjutkan perjalanan ke Ngantang. Nah, di desa Pait ini kami bertemu dengan si petualang sesat Hery Jancuk heheheh. Di desa Pait ini juga kami benar-benar merasakan kearifan jalanan yang nyata. Saat kami makan dan minum kopi di warung, mereka menolak pembayaran dari kami dengan alasan kami lagi dalam kondisi kesulitan. Bahkan mereka masih membawakan nasi bungkus untuk makan di malam hari nanti. Tentu saja kami merasa tidak enak, tapi mau bagaimana lagi hehe... Semoga Tuhan membalas kebaikan keluarga pemilik warung ini.
Dan inilah si pejalan sesat Hery Jancuk yang lagi ngobrol sama pakdhe Joko Londo di desa Pait, Kasembon, Malang, Jawa Timur.
Setelah selesai ngepok muatan maka kami melanjutkan perjalanan ke KUD Sumber Makmur di Ngantang untuk membongkar muatan polar.
Dan ini penampakan gapura KUD Sumber Makmur yang ada di Ngantang, Malang.
Saatnya bongkar muatan Polar di gudang KUD Sumber Makmur desa Ngantang, Malang.
Kecamatan Ngantang ini menurutku inilah kecamatan paling spektakuler di Kabupaten Malang. Letaknya tepat di tengah-tengah pegunungan. Depan gunung, belakang gunung, kanan gunung, kiri gunung. Persis di tengah, ada waduk besar bernama Waduk Selorejo. Dari arah jalan besar, Waduk Selorejo begitu mempesona. Lokasi waduk berada setelah KUD Sumber Makmur Ngantang. Ya, kami memang memilih melalui Batu untuk jalur pulang karena kami akan mengambil muatan lagi di Pasuruan.
Dan ini Video Menikmati Tikungan S Di Jalur Ngantang - Batu Dengan Truck Isuzu Giga FVM34 285PS
Setelah Ngantang, kami tiba di Kecamatan Pujon. Pujon terkenal sebagai daerah sentra produksi susu. Di sepanjang jalan raya Pujon banyak terdapat penjual susu segar. Di Pujon juga terdapat wisata air terjun, yaitu air terjun Coban Rondo. Sayang kami tak sempat mampir di kawasan wisata Coban Rondo ini hehe...
Nah, memasuki wilayah Kota Batu, kita melalui kawasan wisata Payung. Dari Pujon ke Batu kita harus melewati jalan yang berliku serta berbelok tajam. Sepanjang jalan inilah yang dikenal dengan kawasan Payung. Di sepanjang jalan ini banyak terdapat warung makan lesehan. Di sini kita istirahat untuk makan sembari menikmati pemandangan Kota Batu dan Malang di bawah sana. Oh ya, kuliner khas Payung adalah sate kelinci dan kita pun mencobanya.
Dari Pare ke Ngantang kemudian ke Batu kita melewati jalan yang membelah pegunungan. Aku tak tahu apa nama pegunungannya, tapi di situ ada Gunung Kawi, Gunung Kelud, Gunung Argo wayang, Gunung Welirang dan lain sebagainya. Jadi, sepanjang perjalanan, puncak-puncak gunung bertebaran di mana-mana. Karena perjalanan melewati pegunungan, maka jalur berkelak-kelok dan meliuk-liuk dengan tikungan S yang cukup sulit dilalui truck Isuzu Giga long chassis. Butuh konsentrasi dan keberanian ekstra karena roda beberapa kali terangkat sebelah.
Dari kota Pare kami berjalan pelan ke arah timur. Lepas dari Pare kami memasuki Kecamatan Kandangan. Kandangan adalah kecamatan terakhir di wilayah Kabupaten Kediri. Selanjutnya kami sudah memasuki wilayah Kabupaten Malang. Dan yang paling pertama menyambut kami adalah Kecamatan Kasembon. Selepas Kesambon baru memasuki wilayah Kecamatan Ngantang.
Jalan aspal dari Kesambon ke Ngantang mulai meliuk-liuk dan penuh tikungan S. Nah, di sepanjang jalan sebelum dan sesudah Desa Pait inilah medan tersulit. Maka di desa Pait ini kami memutuskan untuk minta di pok dan muatan kami di kurangin sebanyak 15 ton baru melanjutkan perjalanan ke Ngantang. Nah, di desa Pait ini kami bertemu dengan si petualang sesat Hery Jancuk heheheh. Di desa Pait ini juga kami benar-benar merasakan kearifan jalanan yang nyata. Saat kami makan dan minum kopi di warung, mereka menolak pembayaran dari kami dengan alasan kami lagi dalam kondisi kesulitan. Bahkan mereka masih membawakan nasi bungkus untuk makan di malam hari nanti. Tentu saja kami merasa tidak enak, tapi mau bagaimana lagi hehe... Semoga Tuhan membalas kebaikan keluarga pemilik warung ini.
Desa Pait, Kasembon, Malang |
Setelah selesai ngepok muatan maka kami melanjutkan perjalanan ke KUD Sumber Makmur di Ngantang untuk membongkar muatan polar.
Dan ini penampakan gapura KUD Sumber Makmur yang ada di Ngantang, Malang.
Saatnya bongkar muatan Polar di gudang KUD Sumber Makmur desa Ngantang, Malang.
Kecamatan Ngantang ini menurutku inilah kecamatan paling spektakuler di Kabupaten Malang. Letaknya tepat di tengah-tengah pegunungan. Depan gunung, belakang gunung, kanan gunung, kiri gunung. Persis di tengah, ada waduk besar bernama Waduk Selorejo. Dari arah jalan besar, Waduk Selorejo begitu mempesona. Lokasi waduk berada setelah KUD Sumber Makmur Ngantang. Ya, kami memang memilih melalui Batu untuk jalur pulang karena kami akan mengambil muatan lagi di Pasuruan.
Dan ini Video Menikmati Tikungan S Di Jalur Ngantang - Batu Dengan Truck Isuzu Giga FVM34 285PS
Setelah Ngantang, kami tiba di Kecamatan Pujon. Pujon terkenal sebagai daerah sentra produksi susu. Di sepanjang jalan raya Pujon banyak terdapat penjual susu segar. Di Pujon juga terdapat wisata air terjun, yaitu air terjun Coban Rondo. Sayang kami tak sempat mampir di kawasan wisata Coban Rondo ini hehe...
Nah, memasuki wilayah Kota Batu, kita melalui kawasan wisata Payung. Dari Pujon ke Batu kita harus melewati jalan yang berliku serta berbelok tajam. Sepanjang jalan inilah yang dikenal dengan kawasan Payung. Di sepanjang jalan ini banyak terdapat warung makan lesehan. Di sini kita istirahat untuk makan sembari menikmati pemandangan Kota Batu dan Malang di bawah sana. Oh ya, kuliner khas Payung adalah sate kelinci dan kita pun mencobanya.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.