Pada suatu hari dalam perjalanan saya di Jawa Timur, ketika lagi istirahat di Ngawi saya mendengar sebuah perkampungan yang cukup unik, yakni kampung Wadon. Ya, Indonesia memang menyimpan berbagai keragaman. Mulai dari budaya, makanan, adat istiadat dan masih banyak lagi keunikannya. Dari keunikan tersebut, saya pun tergoda ingin lebih tahu kampung Wadon (dalam bahasa Indonesia berarti wanita) yang cukup unik.
Kampung Wadon tersebut memiliki keunikan dari segi budaya dan tradisi yang masih dipegang teguh. Kampung Wadon ini merupakan perkampungan di tengah hutan jati di Jawa Timur ini. Tepatnya berada di desa Rimba Jati, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Sesuai dengan namanya, penduduk kampung ini mayoritas wanita.
Penghuni lelaki yang tadinya tinggal di kampung ini memilih untuk pergi meninggalkan Kampung Wadon. Mereka hidup damai dan tentram meski tanpa lelaki. Mereka melakukan berbagai pekerjaan, termasuk pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh lelaki. Mereka hidup sederhana dengan bercocok tanam. Hasil pertanian berupa padi, jagung, dan umbi-umbian. Meski hidup sederhana, para penduduk kampung ini mengaku damai hidup di Kampung Wadon.
Nah, Di Kampung Wadon ini ada seorang wanita bernama Kasinem yang sangat dihormati di kampung ini. Usianya kini sudah 86 tahun. Ia mengaku hidup sangat tentram di kampung ini. Kasinem memiliki dua orang anak, yaitu Gani yang berusia 50 tahun dan Sukiyem yang berusia 35 tahun. Malangnya, Sukiyem kini menderita lumpuh.
Konon ceritanya Kasinem mendapat pesan dari leluhur supaya menjaga terus tradisi yang ada di Kampung Wadon ini. Salah satu tradisi yang masih dijunjung tinggi adalah bahwa di Kampung Wadon tidak diperbolehkan lelaki yang sudah menikah tinggal di sini. Jika ada lelaki yang sudah menikah tinggal di sini, maka ia akan sengsara seumur hidupnya. Dan warga kampung masih sangat mempercayai mitos ini. Begitu pula dengan Gani, anak Kasinem, yang setelah menikahi gadis Kampung Wadon, ia lalu pergi meninggalkan kampung tersebut.
Meski tradisi masih dijaga, namun sayangnya Kampung Wadon ini semakin menuju kepunahan. Salah satu faktor penyebab punahnya kampung Wadon ini karena beberapa wanita penghuni sedikit demi sedikit meninggalkan kampung unik ini.
Kampung Wadon tersebut memiliki keunikan dari segi budaya dan tradisi yang masih dipegang teguh. Kampung Wadon ini merupakan perkampungan di tengah hutan jati di Jawa Timur ini. Tepatnya berada di desa Rimba Jati, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Sesuai dengan namanya, penduduk kampung ini mayoritas wanita.
Penghuni lelaki yang tadinya tinggal di kampung ini memilih untuk pergi meninggalkan Kampung Wadon. Mereka hidup damai dan tentram meski tanpa lelaki. Mereka melakukan berbagai pekerjaan, termasuk pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh lelaki. Mereka hidup sederhana dengan bercocok tanam. Hasil pertanian berupa padi, jagung, dan umbi-umbian. Meski hidup sederhana, para penduduk kampung ini mengaku damai hidup di Kampung Wadon.
Nah, Di Kampung Wadon ini ada seorang wanita bernama Kasinem yang sangat dihormati di kampung ini. Usianya kini sudah 86 tahun. Ia mengaku hidup sangat tentram di kampung ini. Kasinem memiliki dua orang anak, yaitu Gani yang berusia 50 tahun dan Sukiyem yang berusia 35 tahun. Malangnya, Sukiyem kini menderita lumpuh.
Konon ceritanya Kasinem mendapat pesan dari leluhur supaya menjaga terus tradisi yang ada di Kampung Wadon ini. Salah satu tradisi yang masih dijunjung tinggi adalah bahwa di Kampung Wadon tidak diperbolehkan lelaki yang sudah menikah tinggal di sini. Jika ada lelaki yang sudah menikah tinggal di sini, maka ia akan sengsara seumur hidupnya. Dan warga kampung masih sangat mempercayai mitos ini. Begitu pula dengan Gani, anak Kasinem, yang setelah menikahi gadis Kampung Wadon, ia lalu pergi meninggalkan kampung tersebut.
Meski tradisi masih dijaga, namun sayangnya Kampung Wadon ini semakin menuju kepunahan. Salah satu faktor penyebab punahnya kampung Wadon ini karena beberapa wanita penghuni sedikit demi sedikit meninggalkan kampung unik ini.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.