Sebelum menulis masalah radikalisme kaum takfiri Wahabi perlu saya sampaikan bahwa saya sendiri adalah muslim toleran yang membenci terorisme. Sebagai muslim saya juga cinta non-muslim, non-pribumi karena saya mencintai kerukunan dan keragaman Indonesia. Wahabi aliran yang dianut oleh jaringan terorisme global dari Osama Bin Laden, Al-Qaeda, Amrozi, Nusrah, ISIS, Boko Haram, Abu Sayyaf sampai ISIS Santoso. Tokoh-tokoh Wahabi di Indonesia diantaranya Ba'asyir, Abu Jibril, Cholil Ridwan, dkk.
Wahabi menjadi ekstrim & barbar karena menggunakan fatwa TAKFIR dari Kitab "Majmu Fatawa" ulama Ibn Taymiyyah yang membolehkan mengkafirkan siapa saja secara sepihak & membolehkan menghalalkan darah siapa saja yang dianggap kafir.
Wahabi jelas sama bahayanya bahaya dengan PKI karena Wahabi sudah terang-terangan menyatakan, "Pancasila ideologi syirik & haram", "yang ikut Pancasila akan binasa", "haram hukumnya hormat bendera". Dan ini link nya:
Abu Bakar Ba'asyir: Pancasila Syirik & Haram http://www.muslimoderat.com/2016/04/teroris-abu-bakar-baasyir-pancasila.html
Abu Jibril, Ikut Pancasila Akan Binasa http://www.voa-islam.com/read/interview/2011/06/08/15186/abu-jibril-yang-ikut-pancasila- akan-binasa/
Cholil Ridwan, Haram Hormat Bendera http://panjimas.com/inspirasi/tokoh/2014/08/17/kh-cholil-ridwan-umat-islam-haram-hormat-bendera-nyanyikan-lagu-kebangsaan/
Indonesia yang konstitusinya mengakui dan menjamin kebebasan warganya dalam beragama dan berkeyakinan sejatinya tidak memberi kebebasan bagi bentuk-bentuk keyakinan berkarakter Takfiri macam Wahabi. Karena keyakinan Takfiri dan ekspresinya berlawanan dengan makna hakiki dari “kebebasan” itu sendiri. Kelompok yang memiliki keyakinan agama berkarakter Takfiri sangat mudah memvonis kalangan lain yang berbeda dengannya sebagai golongan yang “sesat” dan “kafir.” Mereka tidak dapat menerima kenyataan adanya perbedaan penafsiran dan praktik dalam agama. Akibat dari itu, kaum Takfiri akan berupaya memaksakan bentuk-bentuk pemahaman dan model-model praktik keagamaannya kepada pihak lain, sembari menuding pemahaman dan praktik pihak lain sebagi itu sebagai suatu kesesatan dan kafir.
Maka sejatinya tidak ada tempat bagi ideologi Takfiri untuk eksis ditengah-tengah masyarakat yang menghargai dan bertoleransi dalam perbedaan, serta hidup dalam kerukunan. Kaum Takfiri adalah ancaman yang paling berbahaya bagi kelangsungan ruh persatuan bangsa dalam realitas kebhinnekaan.
Bentuk ajaran dan doktrin agama berkarakter Takfiri saat ini adalah paham Salafi Wahabi kini mulai meluas di Indonesia. Dalam fenomena dakwahnya, berbagai ajaran dan amalan-amalan kalangan umat Islam lain menjadi sasaran penyesatan dan pengkafiran oleh mereka. Kalangan utama yang menjadi target pengkafiran mereka adalah mazhab Ahlusunnah (Sunni), yang direpresentasikan oleh kalangan Nahdatul Ulama (NU) di Indonesia, dan secara lebih agresi adalah terhadap Syiah. Terutama terhadap Islam Syiah, Salafi Wahabi secara intensif mengkampanyekannya sebagai bukan bagian dari Islam.
Kaum Takfiri tersebut melakukan berbagai upaya untuk menghalangi taqrib bainal mazahib (pendekatan antar mazhab) dalam Islam, yang pada intinya adalah untuk menutup jalan dan kesempatan bagi terjalinnya ukhuwah dan persatuan Islam. Mengamati tindak tanduknya yang demikian, kelompok Salafi Wahabi itu secara jelas menjadi “duri dalam daging” bagi umat Islam karena merusak suasana toleransi dan kerukunan beragama rakyat Indonesia. Karena mereka tidak segan-segan menempuh jalan kekerasan dan serangan fisik, melalu kelompok-kelompok dan jaringan teroris yang notabene berpaham Salafi Wahabi Takfiri.
Dalih apa pun untuk membenarkannya, berbagai aksi terorisme dimana pun di berbagai belahan dunia tetap merupakan musuh kemanusiaan dan terjauhkan dari nilai-nilai luhur peradaban. Apalagi mencitrakan dirinya dengan bermotif mengemban seruan jihad Islam, maka itu sungguh kezaliman ganda, menzalimi manusia lain akibat aksi-aksi kejam dengan terror mematikannya, dan menzalimi agama yang sejatinya menebar cinta dan kedamaian.
Maka, siapa pun anda dan dimana pun kamu berada, selayaknya ambil peduli untuk mengantisipasi dalam upaya proteksi lingkungan sekitar kita dari menjadi ladang persemaian bibit-bibit Takfiri.
Wahabi menjadi ekstrim & barbar karena menggunakan fatwa TAKFIR dari Kitab "Majmu Fatawa" ulama Ibn Taymiyyah yang membolehkan mengkafirkan siapa saja secara sepihak & membolehkan menghalalkan darah siapa saja yang dianggap kafir.
Wahabi jelas sama bahayanya bahaya dengan PKI karena Wahabi sudah terang-terangan menyatakan, "Pancasila ideologi syirik & haram", "yang ikut Pancasila akan binasa", "haram hukumnya hormat bendera". Dan ini link nya:
Abu Bakar Ba'asyir: Pancasila Syirik & Haram http://www.muslimoderat.com/2016/04/teroris-abu-bakar-baasyir-pancasila.html
Abu Jibril, Ikut Pancasila Akan Binasa http://www.voa-islam.com/read/interview/2011/06/08/15186/abu-jibril-yang-ikut-pancasila- akan-binasa/
Cholil Ridwan, Haram Hormat Bendera http://panjimas.com/inspirasi/tokoh/2014/08/17/kh-cholil-ridwan-umat-islam-haram-hormat-bendera-nyanyikan-lagu-kebangsaan/
Indonesia yang konstitusinya mengakui dan menjamin kebebasan warganya dalam beragama dan berkeyakinan sejatinya tidak memberi kebebasan bagi bentuk-bentuk keyakinan berkarakter Takfiri macam Wahabi. Karena keyakinan Takfiri dan ekspresinya berlawanan dengan makna hakiki dari “kebebasan” itu sendiri. Kelompok yang memiliki keyakinan agama berkarakter Takfiri sangat mudah memvonis kalangan lain yang berbeda dengannya sebagai golongan yang “sesat” dan “kafir.” Mereka tidak dapat menerima kenyataan adanya perbedaan penafsiran dan praktik dalam agama. Akibat dari itu, kaum Takfiri akan berupaya memaksakan bentuk-bentuk pemahaman dan model-model praktik keagamaannya kepada pihak lain, sembari menuding pemahaman dan praktik pihak lain sebagi itu sebagai suatu kesesatan dan kafir.
Maka sejatinya tidak ada tempat bagi ideologi Takfiri untuk eksis ditengah-tengah masyarakat yang menghargai dan bertoleransi dalam perbedaan, serta hidup dalam kerukunan. Kaum Takfiri adalah ancaman yang paling berbahaya bagi kelangsungan ruh persatuan bangsa dalam realitas kebhinnekaan.
Bentuk ajaran dan doktrin agama berkarakter Takfiri saat ini adalah paham Salafi Wahabi kini mulai meluas di Indonesia. Dalam fenomena dakwahnya, berbagai ajaran dan amalan-amalan kalangan umat Islam lain menjadi sasaran penyesatan dan pengkafiran oleh mereka. Kalangan utama yang menjadi target pengkafiran mereka adalah mazhab Ahlusunnah (Sunni), yang direpresentasikan oleh kalangan Nahdatul Ulama (NU) di Indonesia, dan secara lebih agresi adalah terhadap Syiah. Terutama terhadap Islam Syiah, Salafi Wahabi secara intensif mengkampanyekannya sebagai bukan bagian dari Islam.
Kaum Takfiri tersebut melakukan berbagai upaya untuk menghalangi taqrib bainal mazahib (pendekatan antar mazhab) dalam Islam, yang pada intinya adalah untuk menutup jalan dan kesempatan bagi terjalinnya ukhuwah dan persatuan Islam. Mengamati tindak tanduknya yang demikian, kelompok Salafi Wahabi itu secara jelas menjadi “duri dalam daging” bagi umat Islam karena merusak suasana toleransi dan kerukunan beragama rakyat Indonesia. Karena mereka tidak segan-segan menempuh jalan kekerasan dan serangan fisik, melalu kelompok-kelompok dan jaringan teroris yang notabene berpaham Salafi Wahabi Takfiri.
Dalih apa pun untuk membenarkannya, berbagai aksi terorisme dimana pun di berbagai belahan dunia tetap merupakan musuh kemanusiaan dan terjauhkan dari nilai-nilai luhur peradaban. Apalagi mencitrakan dirinya dengan bermotif mengemban seruan jihad Islam, maka itu sungguh kezaliman ganda, menzalimi manusia lain akibat aksi-aksi kejam dengan terror mematikannya, dan menzalimi agama yang sejatinya menebar cinta dan kedamaian.
Maka, siapa pun anda dan dimana pun kamu berada, selayaknya ambil peduli untuk mengantisipasi dalam upaya proteksi lingkungan sekitar kita dari menjadi ladang persemaian bibit-bibit Takfiri.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.