Akun facebookku adalah ruang yang tak berisi, tak berdinding tapi tetaplah mewadahi. Di ruang facebookku ini, kemerdekaan hakiki di jumpai. Di FB milikku orang bisa bicara apa saja, kepada siapa saja dan dengan cara apa saja. Tak ada kewajiban bagi kata untuk bermakna ataupun bagi amanat untuk sampai alamat.
Tapi FB-ku juga bisa menjadi ruang kecil pribadi dan diraih lewat penghayatan panjang atas perjalanan hidup. Tak perlu ada orang lain hadir dan mengerti.
Ya, dunia maya memang hanya dunia serba barangkali, serba mungkin dan serba bisa jadi. Dan kita paham disini tidak ada yg dapat ia atau kita petik dari lukisan manapun. Karena dunia maya sejati itu tak bermazhab, tak berbentuk. Karena bentuk adalah dinding. Tak bermakna karena makna adalah kunci.
Jadi, disini teman hadir sebagai saksi sekaligus pelaku dalam penjelajahan melintasi bidang dan masa. Disini ada kegembiraan, kesedihan, dan hening. Ada dekorum, simetri dan asimetri. Tapi disini bukan kaleidoskop, bukan juga ensiklopedia. Ini Penjelajahan.
Aku, sebagai pemilik akun bukanlah pencipta. Aku lebih mirip flaneur, hanya mengikuti kemana jalan membawanya juga menikmati tanpa menggumuli. Jika kini aku yang flaneur ini menyajikan sesuatu, sesungguhnya aku sedang mencoba membentangkan jembatan mawar yang rapuh sekaligus berduri agar kalian dapat turut melihat dan menghayati pengalaman estetis-ekstatis yang aku alami. Namun pada akhirnya, baik aku ataupun kalian hanya menerima karangan kembang digaris belakang. Tanda mata sebuah tradisi dan evolusi yang terangkum dalam sebuah jantung pertemanan. Dan layaknya sebuah tanda mata, kalian adalah sebuah ikon. Kalian nyata tapi tak pernah merujuk pada dirinya sendiri. Hanya merujuk pada sesuatu yang amat berarti tapi tak hadir sendirian.
Dalam akun FB-ku, aku dan kalian tak lebih dari sepasang kembaran yang terkurung dalam ruang segi enam ilusif yang membutakan mata dari realitas ruang yang tak bersegi dan tak berbatas. Tapi aku dan kalian adalah kembaran yang terceraikan begitu jauh, tidak dalam dimensi waktu ataupun ruang, tapi dalam dimensi kesadaran.
Tapi FB-ku juga bisa menjadi ruang kecil pribadi dan diraih lewat penghayatan panjang atas perjalanan hidup. Tak perlu ada orang lain hadir dan mengerti.
Ya, dunia maya memang hanya dunia serba barangkali, serba mungkin dan serba bisa jadi. Dan kita paham disini tidak ada yg dapat ia atau kita petik dari lukisan manapun. Karena dunia maya sejati itu tak bermazhab, tak berbentuk. Karena bentuk adalah dinding. Tak bermakna karena makna adalah kunci.
Jadi, disini teman hadir sebagai saksi sekaligus pelaku dalam penjelajahan melintasi bidang dan masa. Disini ada kegembiraan, kesedihan, dan hening. Ada dekorum, simetri dan asimetri. Tapi disini bukan kaleidoskop, bukan juga ensiklopedia. Ini Penjelajahan.
Aku, sebagai pemilik akun bukanlah pencipta. Aku lebih mirip flaneur, hanya mengikuti kemana jalan membawanya juga menikmati tanpa menggumuli. Jika kini aku yang flaneur ini menyajikan sesuatu, sesungguhnya aku sedang mencoba membentangkan jembatan mawar yang rapuh sekaligus berduri agar kalian dapat turut melihat dan menghayati pengalaman estetis-ekstatis yang aku alami. Namun pada akhirnya, baik aku ataupun kalian hanya menerima karangan kembang digaris belakang. Tanda mata sebuah tradisi dan evolusi yang terangkum dalam sebuah jantung pertemanan. Dan layaknya sebuah tanda mata, kalian adalah sebuah ikon. Kalian nyata tapi tak pernah merujuk pada dirinya sendiri. Hanya merujuk pada sesuatu yang amat berarti tapi tak hadir sendirian.
Dalam akun FB-ku, aku dan kalian tak lebih dari sepasang kembaran yang terkurung dalam ruang segi enam ilusif yang membutakan mata dari realitas ruang yang tak bersegi dan tak berbatas. Tapi aku dan kalian adalah kembaran yang terceraikan begitu jauh, tidak dalam dimensi waktu ataupun ruang, tapi dalam dimensi kesadaran.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.