Pernah lihat klip terbaru dari Korn yang berjudul Rotting in Vain? Ya Band metal asal Amerika Serikat Korn meluncurkan video klip untuk single terbaru mereka yang berjudul “Rotting in Vain” pada Juli 2016 lalu. Dalam sebuah wawancara dengan majalah Rolling Stone, sang vokalis Jonathan Davis, mengungkapkan makna inti dari plot video itu adalah kesia-siaan, sesuai dengan judulnya. “Rotting in Vain” yang dalam bahasa Indonesia berarti membusuk sia-sia.
“Lirik ‘Rotting in Vain’ adalah situasi seseorang terjebak dalam rasa ketidaksukaan terhadap hidup karena suatu masalah. Anda ingin mengubahnya tetapi tidak mengeluarkan usaha apa pun. Anda hanya duduk diam dan perlahan membusuk sia-sia,” ujarnya mengenai inspirasi lirik lagu kepada Rolling Stone.
Suasana yang dituangkan dalam video klip tersebut yaitu gotik yang gelap dan suram. Bintang serial "Sons of Anarchy", Tommy Flanagan, didapuk memerankan tokoh utama yang anonim dalam video klip tersebut. Dalam klip berlatar rumah tua, penampilan Flanagan mirip tokoh psikopat Sweeney Todd dengan dandanan necis dan riasan wajah gotik.
Perabotannya juga serba gelap. Sebenarnya, plot video klip itu sederhana. Menceritakan pencandu narkoba. Bagaimana halusinasinya bangkit setelah mengonsumsi zat adiktif hingga gambaran bagaimana pencandu mengontrol sikapnya. Akan tetapi, orang awam yang biasa mendengarkan musik mainstream pasti akan kesulitan mengidentifikasi alur cerita video klip “Rotting in Vain”. Ya, gambaran visual dari susunan plotnya bersifat surealistis dengan olah semiotika di sana-sini. Perlu interpretasi mendalam untuk memahaminya.
Pakaian necis yang dikenakan si pencandu (Flanagan) menggambarkan bahwa ia berusaha terlihat normal dan terhormat di lingkungannya, padahal ia menyembunyikan sisi lain yang seorang pencandu. Rumah tua yang kosong menjadi representasi dari tempat si tokoh mengasingkan diri dari lingkungan untuk membuang stres dengan menikmati narkoba tanpa diketahui siapa pun.
Benda mirip masker oksigen yang dipakai si tokoh merupakan gambaran dari narkoba yang dihisap, seolah kebutuhan akan narkoba menyamai kebutuhan akan oksigen untuk bernapas. Saat benda itu menempel di wajah si tokoh, ekspresinya berubah. Ekspresi itu mencerminkan kondisi sakau.
Di momen sakau itulah, kelima anggota Korn, yang saling terhubung dengan si tokoh melalui selang oksigen, satu per satu bangkit. Bagian itu menceritakan proses halusinasi si tokoh. Pecandu dan para anggota Korn yang menjadi ilusinya saling terhubung ketika sakau.
Tidak heran kerangka-kerangka binatang mati bertebaran sebagai efek visual dari sifat ‘membusuk’ sekaligus pelengkap nuansa gotik yang mewarnai atmosfer video klip.
Single itu adalah track pertama dari album berjudul "The Serenity of Suffering" yang akan resmi dirilis 21 Oktober 2016 mendatang.
“Lirik ‘Rotting in Vain’ adalah situasi seseorang terjebak dalam rasa ketidaksukaan terhadap hidup karena suatu masalah. Anda ingin mengubahnya tetapi tidak mengeluarkan usaha apa pun. Anda hanya duduk diam dan perlahan membusuk sia-sia,” ujarnya mengenai inspirasi lirik lagu kepada Rolling Stone.
Suasana yang dituangkan dalam video klip tersebut yaitu gotik yang gelap dan suram. Bintang serial "Sons of Anarchy", Tommy Flanagan, didapuk memerankan tokoh utama yang anonim dalam video klip tersebut. Dalam klip berlatar rumah tua, penampilan Flanagan mirip tokoh psikopat Sweeney Todd dengan dandanan necis dan riasan wajah gotik.
Perabotannya juga serba gelap. Sebenarnya, plot video klip itu sederhana. Menceritakan pencandu narkoba. Bagaimana halusinasinya bangkit setelah mengonsumsi zat adiktif hingga gambaran bagaimana pencandu mengontrol sikapnya. Akan tetapi, orang awam yang biasa mendengarkan musik mainstream pasti akan kesulitan mengidentifikasi alur cerita video klip “Rotting in Vain”. Ya, gambaran visual dari susunan plotnya bersifat surealistis dengan olah semiotika di sana-sini. Perlu interpretasi mendalam untuk memahaminya.
Pakaian necis yang dikenakan si pencandu (Flanagan) menggambarkan bahwa ia berusaha terlihat normal dan terhormat di lingkungannya, padahal ia menyembunyikan sisi lain yang seorang pencandu. Rumah tua yang kosong menjadi representasi dari tempat si tokoh mengasingkan diri dari lingkungan untuk membuang stres dengan menikmati narkoba tanpa diketahui siapa pun.
Benda mirip masker oksigen yang dipakai si tokoh merupakan gambaran dari narkoba yang dihisap, seolah kebutuhan akan narkoba menyamai kebutuhan akan oksigen untuk bernapas. Saat benda itu menempel di wajah si tokoh, ekspresinya berubah. Ekspresi itu mencerminkan kondisi sakau.
Di momen sakau itulah, kelima anggota Korn, yang saling terhubung dengan si tokoh melalui selang oksigen, satu per satu bangkit. Bagian itu menceritakan proses halusinasi si tokoh. Pecandu dan para anggota Korn yang menjadi ilusinya saling terhubung ketika sakau.
Tidak heran kerangka-kerangka binatang mati bertebaran sebagai efek visual dari sifat ‘membusuk’ sekaligus pelengkap nuansa gotik yang mewarnai atmosfer video klip.
Single itu adalah track pertama dari album berjudul "The Serenity of Suffering" yang akan resmi dirilis 21 Oktober 2016 mendatang.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.