Masih melanjutkan tulisan sebelumnya mengenai sejarah letusan gunung Tambora pada 10-12 April 1815. Setahun kemudian, musim panas 1816 tak berlangsung seperti biasa. Salju turun di New England, hujan mengguyur setiap hari. Dingin, badai, dan gelap. Suasana serba muram. Pada tahun itu Eropa dan Amerika Utara mengalami 'The Year Without a Summer'.
Penyebabnya ada di belahan Bumi yang lain. Pada 5 April 1815, 200 tahun lalu, Gunung Tambora di Sumbawa, Indonesia mulai menunjukkan tanda-tanda aneh. Ia mulai 'batuk' dan bergemuruh, 5 hari kemudian gunung Tambora meletus dahsyat.
Gunung Tambora menyemburkan abu panas dan gas ke atmosfer, menggelapkan langit, Mahatari pun menghilang dari pandangan. Lebih dari 90 ribu jiwa tewas, akibat aliran piroklastik, tsunami, dan debu yang menyesakkan nafas. Juga akibat kelaparan dan wabah penyakit yang terjadi selama beberapa bulan kemudian.
Di Eropa dan Amerika Utara, tanaman pangan mati karena beku dan kekurangan sinar matahari. Makanan jadi barang langka. Di tengah petaka yang ditimbulkan letusan Tambora, ada berkah yang muncul. Salah satunya adalah ditemukannya sepeda.
Sejarah Penemuan Sepeda
Panen yang gagal membuat kelaparan merajalela. Para pemilik kuda tak mampu memberi pakan gandum. Hewan-hewan itu bahkan disembelih untuk dimakan manusia. Kalaupun nekat menggunakan kuda biayanya makin mahal.
Baron Karl von Drais, bangsawan asal Jerman, butuh cara untuk memeriksa tanamannya yang masih tersisa. Tanpa kuda. Ia pun menemukan inovasi dengan menempatkan 2 roda sejajar dalam bingkai kayu yang menyeimbangkan laju roda dengan dynamic steering. Temuannya tersebut menjadi cikal bakal kendaraan yang populer hingga saat ini yakni sepeda.
"Untuk orang modern, menyeimbangkan 2 roda terlihat mudah dan gampang dibayangkan," kata sejarawan Hans-Erhard Lessing seperti dikutip dari The New Scientist.
Namun, saat itu masyarakat menganggap hal normal adalah melihat orang berjalan kaki, naik kuda, atau menumpang kereta kuda. Jadi untuk menggunakan kendaraan roda dua dengan konvigurasi depan belakang tentu suatu yang sulit karena butuh keseimbangan.
Baron Karls Drais von Sauerbronn atau Karl Drais lahir pada tanggal 29 April 1785 di Karlsruhe, Jerman, tercatat sebagai penemu sepeda yang pertama. Drais berhasil melakukan terobosan penting, yang ternyata merupakan peletak dasar perkembangan sepeda selanjutnya. Oleh Von Drais, Hobby Horse dimodifikasi hingga akhirnya mempunyai mekanisme kemudi pada bagian roda depan.
Perjalanannya yang pertama dilaporkan, dari Mannheim ke Schwetzinger Relaishaus berlangsung pada tanggal 12 Juni 1817. Pada tahun yang sama, dia melakukan perjalanan kedua, dari Gernsbach ke Baden, dan lain-lain. Dengan mengambil tenaga gerak dari kedua kaki, Von Drais mampu meluncur lebih cepat saat berkeliling. Dia sendiri menyebut kendaraan ini dengan nama Draisienne. Beritanya dimuat di koran lokal Jerman pada 1817.
Pada tanggal 12 Januari 1818, Drais dianugerahi sebuah penghormatan dengan gelar duke sebagai imbalan atas penemuannya. Baron tidak memiliki hak paten atas penemuannya pada waktu itu. Grand Duke Karl Drais kemudian juga ditunjuk sebagai Profesor Mekanika. Ini hanyalah sebuah gelar kehormatan. Drais pensiun dari layanan sipil dan terus menerima gaji sebagai tanda jasa sepeda temuannya. (Dikutip dari berbagai sumber)
Penyebabnya ada di belahan Bumi yang lain. Pada 5 April 1815, 200 tahun lalu, Gunung Tambora di Sumbawa, Indonesia mulai menunjukkan tanda-tanda aneh. Ia mulai 'batuk' dan bergemuruh, 5 hari kemudian gunung Tambora meletus dahsyat.
Gunung Tambora menyemburkan abu panas dan gas ke atmosfer, menggelapkan langit, Mahatari pun menghilang dari pandangan. Lebih dari 90 ribu jiwa tewas, akibat aliran piroklastik, tsunami, dan debu yang menyesakkan nafas. Juga akibat kelaparan dan wabah penyakit yang terjadi selama beberapa bulan kemudian.
Di Eropa dan Amerika Utara, tanaman pangan mati karena beku dan kekurangan sinar matahari. Makanan jadi barang langka. Di tengah petaka yang ditimbulkan letusan Tambora, ada berkah yang muncul. Salah satunya adalah ditemukannya sepeda.
Sejarah Penemuan Sepeda
Panen yang gagal membuat kelaparan merajalela. Para pemilik kuda tak mampu memberi pakan gandum. Hewan-hewan itu bahkan disembelih untuk dimakan manusia. Kalaupun nekat menggunakan kuda biayanya makin mahal.
Baron Karl von Drais, bangsawan asal Jerman, butuh cara untuk memeriksa tanamannya yang masih tersisa. Tanpa kuda. Ia pun menemukan inovasi dengan menempatkan 2 roda sejajar dalam bingkai kayu yang menyeimbangkan laju roda dengan dynamic steering. Temuannya tersebut menjadi cikal bakal kendaraan yang populer hingga saat ini yakni sepeda.
"Untuk orang modern, menyeimbangkan 2 roda terlihat mudah dan gampang dibayangkan," kata sejarawan Hans-Erhard Lessing seperti dikutip dari The New Scientist.
Namun, saat itu masyarakat menganggap hal normal adalah melihat orang berjalan kaki, naik kuda, atau menumpang kereta kuda. Jadi untuk menggunakan kendaraan roda dua dengan konvigurasi depan belakang tentu suatu yang sulit karena butuh keseimbangan.
Baron Karls Drais von Sauerbronn atau Karl Drais lahir pada tanggal 29 April 1785 di Karlsruhe, Jerman, tercatat sebagai penemu sepeda yang pertama. Drais berhasil melakukan terobosan penting, yang ternyata merupakan peletak dasar perkembangan sepeda selanjutnya. Oleh Von Drais, Hobby Horse dimodifikasi hingga akhirnya mempunyai mekanisme kemudi pada bagian roda depan.
Perjalanannya yang pertama dilaporkan, dari Mannheim ke Schwetzinger Relaishaus berlangsung pada tanggal 12 Juni 1817. Pada tahun yang sama, dia melakukan perjalanan kedua, dari Gernsbach ke Baden, dan lain-lain. Dengan mengambil tenaga gerak dari kedua kaki, Von Drais mampu meluncur lebih cepat saat berkeliling. Dia sendiri menyebut kendaraan ini dengan nama Draisienne. Beritanya dimuat di koran lokal Jerman pada 1817.
Pada tanggal 12 Januari 1818, Drais dianugerahi sebuah penghormatan dengan gelar duke sebagai imbalan atas penemuannya. Baron tidak memiliki hak paten atas penemuannya pada waktu itu. Grand Duke Karl Drais kemudian juga ditunjuk sebagai Profesor Mekanika. Ini hanyalah sebuah gelar kehormatan. Drais pensiun dari layanan sipil dan terus menerima gaji sebagai tanda jasa sepeda temuannya. (Dikutip dari berbagai sumber)
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.