Motor Matik 150cc Yamaha NMAX hadir dengan teknologi katup variable yang disebut Variable Valve Actuation (VVA). Teknologi VVA pada motor matic berkapasitas 150cc Yamaha NMax sempat bikin geger dunia persilatan sepeda motor. VVA pada Yamaha NMAX juga terbukti membuat kinerja mesin semakin efisien dan bertenaga.
Pertanyaannya adalah benarkah teknologi klep variabel di Yamaha NMAX sama dengan VVT-I (Variable Valve Timing with Intelligence) Toyota seperti kata banyak orang? Sebenernya antara VVT-I dan VVA agak berbeda. VVA pada Yamaha NMax justru punya kemiripan sama teknologi VTEC pada Honda.
Sekarang kita bahas VVT-I terlebih dahulu. Toyota Astra Motor dalam website resminya www.toyota.astra.co.id menjelaskan VVT-I adalah sebuah sistem yang bekerja mengoptimalkan torsi mesin pada tiap tingkat kecepatan. Hal ini membuat kendaraan jadi lebih efisien. Baik dalam hal penggunaan bahan bakar, maupun emisi gas buangnya.
Cara Kerja VVT-i Pada Toyota
Cara kerja VVT-i pada mobil Toyota cukup sederhana. Untuk menghitung waktu buka tutup katup (valve timing) yang optimal, ECU (Electronic Control Unit) akan menyesuaikan dengan putaran mesin, volume udara masuk, posisi throttle dan temperatur. Agar target valve timing terwujud, sensor posisi crankshaft memberikan sinyal yang menjadi respon koreksi.
Maksud dari respon koreksi adalah semua yang berkaitan dengan kinerja mesin, baik itu pengapian, jumlah timing, dan juga respon berubahnya posisi camshaft saat itu. Jadi, ECU punya acuan apakah masih bisa dimundurkan atau dimajukan bukaan katupnya.
Cara Kerja VVA Pada Yamaha NMax
Kita semua paham teknologi VTEC pada mesin Honda kan? Mengutip situs www.honda-mobil.com, Variable Valve Timing and Lift Electronic Control (VTEC), adalah sebuah teknologi pengaturan buka tutup katup dengan mengandalkan dua profil pada camshaft, yakni low lift dan high lift. Fungsinya untuk menciptakan torsi gede pada putaran rendah, namun powernya tetap besar di putaran tinggi. Sehingga secara keseluruhan, dari putaran bawah sampai atas akselerasi kendaraan terasa ‘ngisi’ terus.
Teknologi ini untuk mengatasi kelemahan pada kem konvensional (single profil), yang umumnya hanya menghasilkan performa yang menonjol di putaran tertentu saja. Nah, sistem ini mirip kayak yang diterapkan di Yamaha NMAX dengan VVA-nya. Konon di moge Honda CB400 Super-Four terbaru, juga sudah mengadopsi teknologi ini. Pada VTEC, masing-masing profil kem tadi bertugas di rpm yang berbeda. Profil pertama yaitu low lift, ditugaskan mengawal rpm rendah (idle– 5.000 rpm). Sedang profil kedua (high lift), untuk putaran mesin di atas 5.000 rpm. Seperti foto kem Yamaha NMax dibawah ini.
Cara kerjanya, saat putaran rendah, klep in masih terhubung dengan kem berprofil low lift lewat pelatuk klep utama. Namun begitu masuk di 5.000 rpm ke atas, ada semacam tonjolan yang didorong oleh solenoid untuk menghubungkan pelatuk klep kedua. Pelatuk klep kedua ini terkoneksi dengan profil kem high lift. Sehingga bukaan katup akan berubah sesuai profil kem high lift tersebut.
Kembali membahas VVA pada Yamaha NMax. Seperti sudah disebutkan di atas, secara prinsip kerja, VVA pada Yamaha NMax ini mirip dengan VTEC di mobil Honda. Karena juga menggunakan solenoid. Bedanya di NMAX, kerja VVA lebih simpel. Sistemnya hanya dibantu oleh 3 komponen. Yakni sebuah solenoid, 1 buah camshaft dengan 3 profil berbeda, yang mana 1 profil untuk klep buang dan 2 profil lagi untuk klep masuk. Serta rocker arm tambahan yang ada as penghubungnya.
Seperti VTEC di mobil Honda, dua bubungan kem untuk mengatur buka tutup klep in, juga punya profil yang berbeda. Masing-masing terhubung ke klep masuk pada rpm yang berbeda pula. Menurut situs www.yamaha-motor.co.id, ECU baru memerintahkan solenoid untuk menonjok as penghubung dari rocker arm tambahan ke rocker arm utama pada putaran mesin 6.000 rpm ke atas. Nah sekarang paham kan VVA pada motor Yamaha NMax cara kerjanya sangat mirip VTEC pada mesin mobil Honda.
Pertanyaannya adalah benarkah teknologi klep variabel di Yamaha NMAX sama dengan VVT-I (Variable Valve Timing with Intelligence) Toyota seperti kata banyak orang? Sebenernya antara VVT-I dan VVA agak berbeda. VVA pada Yamaha NMax justru punya kemiripan sama teknologi VTEC pada Honda.
Sekarang kita bahas VVT-I terlebih dahulu. Toyota Astra Motor dalam website resminya www.toyota.astra.co.id menjelaskan VVT-I adalah sebuah sistem yang bekerja mengoptimalkan torsi mesin pada tiap tingkat kecepatan. Hal ini membuat kendaraan jadi lebih efisien. Baik dalam hal penggunaan bahan bakar, maupun emisi gas buangnya.
Cara Kerja VVT-i Pada Toyota
Cara kerja VVT-i pada mobil Toyota cukup sederhana. Untuk menghitung waktu buka tutup katup (valve timing) yang optimal, ECU (Electronic Control Unit) akan menyesuaikan dengan putaran mesin, volume udara masuk, posisi throttle dan temperatur. Agar target valve timing terwujud, sensor posisi crankshaft memberikan sinyal yang menjadi respon koreksi.
Maksud dari respon koreksi adalah semua yang berkaitan dengan kinerja mesin, baik itu pengapian, jumlah timing, dan juga respon berubahnya posisi camshaft saat itu. Jadi, ECU punya acuan apakah masih bisa dimundurkan atau dimajukan bukaan katupnya.
Cara Kerja VVA Pada Yamaha NMax
Kita semua paham teknologi VTEC pada mesin Honda kan? Mengutip situs www.honda-mobil.com, Variable Valve Timing and Lift Electronic Control (VTEC), adalah sebuah teknologi pengaturan buka tutup katup dengan mengandalkan dua profil pada camshaft, yakni low lift dan high lift. Fungsinya untuk menciptakan torsi gede pada putaran rendah, namun powernya tetap besar di putaran tinggi. Sehingga secara keseluruhan, dari putaran bawah sampai atas akselerasi kendaraan terasa ‘ngisi’ terus.
Teknologi ini untuk mengatasi kelemahan pada kem konvensional (single profil), yang umumnya hanya menghasilkan performa yang menonjol di putaran tertentu saja. Nah, sistem ini mirip kayak yang diterapkan di Yamaha NMAX dengan VVA-nya. Konon di moge Honda CB400 Super-Four terbaru, juga sudah mengadopsi teknologi ini. Pada VTEC, masing-masing profil kem tadi bertugas di rpm yang berbeda. Profil pertama yaitu low lift, ditugaskan mengawal rpm rendah (idle– 5.000 rpm). Sedang profil kedua (high lift), untuk putaran mesin di atas 5.000 rpm. Seperti foto kem Yamaha NMax dibawah ini.
Cara kerjanya, saat putaran rendah, klep in masih terhubung dengan kem berprofil low lift lewat pelatuk klep utama. Namun begitu masuk di 5.000 rpm ke atas, ada semacam tonjolan yang didorong oleh solenoid untuk menghubungkan pelatuk klep kedua. Pelatuk klep kedua ini terkoneksi dengan profil kem high lift. Sehingga bukaan katup akan berubah sesuai profil kem high lift tersebut.
Kembali membahas VVA pada Yamaha NMax. Seperti sudah disebutkan di atas, secara prinsip kerja, VVA pada Yamaha NMax ini mirip dengan VTEC di mobil Honda. Karena juga menggunakan solenoid. Bedanya di NMAX, kerja VVA lebih simpel. Sistemnya hanya dibantu oleh 3 komponen. Yakni sebuah solenoid, 1 buah camshaft dengan 3 profil berbeda, yang mana 1 profil untuk klep buang dan 2 profil lagi untuk klep masuk. Serta rocker arm tambahan yang ada as penghubungnya.
Seperti VTEC di mobil Honda, dua bubungan kem untuk mengatur buka tutup klep in, juga punya profil yang berbeda. Masing-masing terhubung ke klep masuk pada rpm yang berbeda pula. Menurut situs www.yamaha-motor.co.id, ECU baru memerintahkan solenoid untuk menonjok as penghubung dari rocker arm tambahan ke rocker arm utama pada putaran mesin 6.000 rpm ke atas. Nah sekarang paham kan VVA pada motor Yamaha NMax cara kerjanya sangat mirip VTEC pada mesin mobil Honda.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.