Malam ini saya akan sedikit membahas ban truck, dan ban vulkanisir khususnya. Kita harus tau, ban membebani biaya operasional yang cukup besar bagi pengusaha truck. Saya beberapa kali berbincang dengan beberapa pemilik truck dan mayoritas dari mereka sepakat dalam angkutan barang, ban merupakan komponen pengeluaran kedua terbesar setelah bahan bakar minyak. Saat buka puasa bersama PT Takari di hotel Burz@ Yogyakarta pada 02 Juli 2016, pihak Metro Tyres juga menjelaskan kalau ban memberikan konstribusi sebesar 30 persen dari total operasional kendaraan khususnya truck. Padahal, 70 persen nilai dari sebuah ban berada di casing (rangka ban yang keras dan kuat untuk menahan tekanan tinggi) dan hanya 30 persen berada di tread (tapak ban). Oh ya, Metro Tyres ini pabrik ban baru dan masih satu group dengan Metro Tv.
Nah, pihak Metro Tyres juga menjelaskan secara operasional, dari keseluruhan material ban, 30 persen saja yang digunakan atau habis terpakai. Jadi jika tidak melakukan vulkanisir perusahaan melakukan pemborosan sebesar 70 persen dari harga ban tersebut. Vulkanisir ban atau dikenal dengan retreading adalah proses remanufaktur yang bertujuan untuk menambah umur ban yang telah digunakan. Proses ini dilakukan dengan cara melapisi kembali ban yang telah aus dengan tapak baru.
Banyak orang yang gak tahu mengenai ban vulkanisir. Ban Vulkanisir, merupakan teknologi pesawat terbang yang kemudian ditiru transportasi darat seperti truck dan bus. Di luar negeri ban vulkanisir itu lumrah digunakan dan ada standar tertentu sampai habis masa pakainya.
Dengan melakukan vulkanisir ban, casing ban yang telah digunakan dapat dipakai kembali hingga berulang kali sehingga menunda pembuangan sampah ban. Agar ban dapat divulkanisir berulang kali, peran sopir sangat dibutuhkan untuk merawat ban sehingga umur casing dapat dimaksimalkan. Casing yang dirawat dengan baik dapat melalui proses vulkanisir sampai dengan dua sampai tiga kali.
Terkait kekuatan, ban yang melalui proses vulkanisir memiliki kekuatan yang sama dengan ban yang baru. Hampir semua ban karet yang diproduksi pabrikan dari pelbagai jenis kendaraan bisa divulkanisir kembali.
Semua ban tersebut dapat divulkanisir dengan syarat bahwa ban tersebut masih memiliki kondisi casing yang layak atau belum nge-play. Masa pakai ban vulkanisir selisihnya sekitar 20 persen lebih cepat ketimbang ban orisinil.
Ban vulkanisir hanya direkomendasikan digunakan pada sisi belakang truk. Hal ini atas pertimbangan keamanan, sebab ban pada sisi depan kendaraan pergerakannya lebih dinamis ketimbang belakang. Apabila dipasang di depan, kondisi itu berisiko akan membuat tapak ban terlepas. Meski begitu, ban vulkanisir cukup aman digunakan sekalipun masih banyak pengusaha angkutan barang yang sering membawa muatan lebih dari batas yang ditetapkan.
Tindakan yang biasa dilakukan agar ban tetap aman digunakan dan tidak cepat aus ialah dengan merotasi ban berdasarkan ketentuan yang dikeluarkan oleh masing-masing pabrikan. Selain itu, diperlukan upaya pencegahan agar ban tidak cepat rusak. Terkadang crew truck lalai dan cenderung abai dengan lubang kecil akibat batu yang masuk pada celah tapak ban. Padahal jika dibiarkan akan menimbulkan retakan dan sobek pada ban akibat terlalu sering menerima tekanan.
Semoga setelah membaca tulisan diatas, sekarang anda bisa memahami kenapa ban vulkanisir masih tetap digunakan.
Nah, pihak Metro Tyres juga menjelaskan secara operasional, dari keseluruhan material ban, 30 persen saja yang digunakan atau habis terpakai. Jadi jika tidak melakukan vulkanisir perusahaan melakukan pemborosan sebesar 70 persen dari harga ban tersebut. Vulkanisir ban atau dikenal dengan retreading adalah proses remanufaktur yang bertujuan untuk menambah umur ban yang telah digunakan. Proses ini dilakukan dengan cara melapisi kembali ban yang telah aus dengan tapak baru.
Banyak orang yang gak tahu mengenai ban vulkanisir. Ban Vulkanisir, merupakan teknologi pesawat terbang yang kemudian ditiru transportasi darat seperti truck dan bus. Di luar negeri ban vulkanisir itu lumrah digunakan dan ada standar tertentu sampai habis masa pakainya.
Dengan melakukan vulkanisir ban, casing ban yang telah digunakan dapat dipakai kembali hingga berulang kali sehingga menunda pembuangan sampah ban. Agar ban dapat divulkanisir berulang kali, peran sopir sangat dibutuhkan untuk merawat ban sehingga umur casing dapat dimaksimalkan. Casing yang dirawat dengan baik dapat melalui proses vulkanisir sampai dengan dua sampai tiga kali.
Terkait kekuatan, ban yang melalui proses vulkanisir memiliki kekuatan yang sama dengan ban yang baru. Hampir semua ban karet yang diproduksi pabrikan dari pelbagai jenis kendaraan bisa divulkanisir kembali.
Semua ban tersebut dapat divulkanisir dengan syarat bahwa ban tersebut masih memiliki kondisi casing yang layak atau belum nge-play. Masa pakai ban vulkanisir selisihnya sekitar 20 persen lebih cepat ketimbang ban orisinil.
Ban vulkanisir hanya direkomendasikan digunakan pada sisi belakang truk. Hal ini atas pertimbangan keamanan, sebab ban pada sisi depan kendaraan pergerakannya lebih dinamis ketimbang belakang. Apabila dipasang di depan, kondisi itu berisiko akan membuat tapak ban terlepas. Meski begitu, ban vulkanisir cukup aman digunakan sekalipun masih banyak pengusaha angkutan barang yang sering membawa muatan lebih dari batas yang ditetapkan.
Tindakan yang biasa dilakukan agar ban tetap aman digunakan dan tidak cepat aus ialah dengan merotasi ban berdasarkan ketentuan yang dikeluarkan oleh masing-masing pabrikan. Selain itu, diperlukan upaya pencegahan agar ban tidak cepat rusak. Terkadang crew truck lalai dan cenderung abai dengan lubang kecil akibat batu yang masuk pada celah tapak ban. Padahal jika dibiarkan akan menimbulkan retakan dan sobek pada ban akibat terlalu sering menerima tekanan.
Semoga setelah membaca tulisan diatas, sekarang anda bisa memahami kenapa ban vulkanisir masih tetap digunakan.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.