Harimau jawa (Panthera tigris sondaica) adalah subspesies harimau yang hidup terbatas (endemik) di Pulau Jawa. Harimau ini telah dinyatakan punah di sekitar tahun 1980-an, akibat perburuan dan perkembangan lahan pertanian yang mengurangi habitat binatang ini secara drastis.
Dibandingkan dengan jenis-jenis harimau di Benua Asia, harimau jawa terhitung bertubuh kecil. Namun harimau ini mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar daripada harimau bali dan kurang lebih sama besar dengan harimau sumatera. Harimau jawa jantan mempunyai berat 100-140 kg, sementara yang betina berbobot lebih ringan, antara 75–115 kg. Panjang kepala dan tubuh hewan jantan sekitar 200-245 cm; hewan betina sedikit lebih kecil.
Sesekali, laporan tidak resmi dari harimau jawa masih muncul dari penggemar yang percaya harimau masih ada di Jawa. Pada November 2008, sebuah jasad wanita tak dikenal dari pendaki gunung ditemukan di Taman Nasional Gunung Merbabu, Jawa Tengah, yang diduga meninggal karena serangan harimau. Penduduk desa yang menemukan tubuhnya juga mengklaim beberapa penampakan harimau di sekitarnya.
Dugaan penampakan lain terjadi di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, pada bulan Januari 2009. Beberapa warga mengaku telah melihat harimau betina dengan dua anaknya berkeliaran di dekat sebuah desa yang berdekatan dengan Gunung Lawu.
Apakah anda yakin bahwa harimau jawa sudah punah? Yakin harimau jawa punah karena anda tidak pernah melihat harimau jawa atau tidak pernah melihat foto terbaru harimau jawa. Namun situs resmi Balai Taman Nasional Meru Betiri menerangkan bahwa masih terjadi pertemuan antara warga lokal dengan harimau jawa hingga era tahun 2010.
Dan beberapa hari ini, media sosial diramaikan dengan adanya foto penampakan Harimau Jawa yang berkeliaran di hutan sekitar Gunung Arjuno, Jawa Timur. Foto penampakan Harimau Jawa itu pertama kali diunggah di Facebook dengan nama akun Lantas Sembodo. Dalam status yang dipos, Jumat, 24 Juni 2016, pemilik akun mengingatkan siapapun yang berada di antara Gunung Mujur dan Gunung Indrokilo untuk berhati-hati dengan kehadiran Harimau tersebut. Foto itu telah dibagikan lebih dari 700 kali oleh pengguna Facebook yang lain.
Dalam foto itu terlihat, seekor harimau tengah berjalan di jalan setapak yang berada di tengah hutan. Foto terlihat diambil dari atas, sehingga tidak terlalu jelas, di hutan mana foto itu diabadikan.
Karena itu, banyak pihak yang meragukan keaslian foto penampakan harimau itu. Iwan Kurniawan, Project Manager Javan Lungur Center di Batu mengatakan, wilayah Gunung Mujur dan Gunung Indrokilo memiliki kualitas hutan yang buruk.
Karena itulah, sangat diragukan jika habitat Harimau Jawa, yang telah dinyatakan punah itu, masih ditemukan di kawasan tersebut.
"Gunung Arjuno secara umum kualitas hutannya buruk. Banyak habitat satwa yang rusak di sana. Wilayah itu sudah banyak jadi lahan pertanian. Agak susah rasanya jika ada harimau liar hidup di sana," kata Iwan Sabtu 25 Juni 2016.
Sementara itu, serupa dengan JLC, lembaga konservasi satwa dan hutan ProFauna juga meragukan foto tersebut. Chairman ProFauna, Rosek Nursahid mengatakan, selama ini tim ProFauna sering melalui kawasan itu.
"Informasi tentang penampakan Harimau Jawa memang ada, tapi kami tak pernah menjumpainya. Kalau Macan Tutul memang ada," kata Rosek.
Namun meskipun meragukan laporan itu, Rosek akan melakukan tindakan lanjutan. "Kami akan mengecek ke lokasi, semoga saja itu benar. Jadi petugas bisa lebih ketat melakukan penjagaan, karena itu adalah wilayah favorit pemburu," katanya.
Dibandingkan dengan jenis-jenis harimau di Benua Asia, harimau jawa terhitung bertubuh kecil. Namun harimau ini mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar daripada harimau bali dan kurang lebih sama besar dengan harimau sumatera. Harimau jawa jantan mempunyai berat 100-140 kg, sementara yang betina berbobot lebih ringan, antara 75–115 kg. Panjang kepala dan tubuh hewan jantan sekitar 200-245 cm; hewan betina sedikit lebih kecil.
Sesekali, laporan tidak resmi dari harimau jawa masih muncul dari penggemar yang percaya harimau masih ada di Jawa. Pada November 2008, sebuah jasad wanita tak dikenal dari pendaki gunung ditemukan di Taman Nasional Gunung Merbabu, Jawa Tengah, yang diduga meninggal karena serangan harimau. Penduduk desa yang menemukan tubuhnya juga mengklaim beberapa penampakan harimau di sekitarnya.
Dugaan penampakan lain terjadi di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, pada bulan Januari 2009. Beberapa warga mengaku telah melihat harimau betina dengan dua anaknya berkeliaran di dekat sebuah desa yang berdekatan dengan Gunung Lawu.
Apakah anda yakin bahwa harimau jawa sudah punah? Yakin harimau jawa punah karena anda tidak pernah melihat harimau jawa atau tidak pernah melihat foto terbaru harimau jawa. Namun situs resmi Balai Taman Nasional Meru Betiri menerangkan bahwa masih terjadi pertemuan antara warga lokal dengan harimau jawa hingga era tahun 2010.
Dan beberapa hari ini, media sosial diramaikan dengan adanya foto penampakan Harimau Jawa yang berkeliaran di hutan sekitar Gunung Arjuno, Jawa Timur. Foto penampakan Harimau Jawa itu pertama kali diunggah di Facebook dengan nama akun Lantas Sembodo. Dalam status yang dipos, Jumat, 24 Juni 2016, pemilik akun mengingatkan siapapun yang berada di antara Gunung Mujur dan Gunung Indrokilo untuk berhati-hati dengan kehadiran Harimau tersebut. Foto itu telah dibagikan lebih dari 700 kali oleh pengguna Facebook yang lain.
Dalam foto itu terlihat, seekor harimau tengah berjalan di jalan setapak yang berada di tengah hutan. Foto terlihat diambil dari atas, sehingga tidak terlalu jelas, di hutan mana foto itu diabadikan.
Karena itu, banyak pihak yang meragukan keaslian foto penampakan harimau itu. Iwan Kurniawan, Project Manager Javan Lungur Center di Batu mengatakan, wilayah Gunung Mujur dan Gunung Indrokilo memiliki kualitas hutan yang buruk.
Karena itulah, sangat diragukan jika habitat Harimau Jawa, yang telah dinyatakan punah itu, masih ditemukan di kawasan tersebut.
"Gunung Arjuno secara umum kualitas hutannya buruk. Banyak habitat satwa yang rusak di sana. Wilayah itu sudah banyak jadi lahan pertanian. Agak susah rasanya jika ada harimau liar hidup di sana," kata Iwan Sabtu 25 Juni 2016.
Sementara itu, serupa dengan JLC, lembaga konservasi satwa dan hutan ProFauna juga meragukan foto tersebut. Chairman ProFauna, Rosek Nursahid mengatakan, selama ini tim ProFauna sering melalui kawasan itu.
"Informasi tentang penampakan Harimau Jawa memang ada, tapi kami tak pernah menjumpainya. Kalau Macan Tutul memang ada," kata Rosek.
Namun meskipun meragukan laporan itu, Rosek akan melakukan tindakan lanjutan. "Kami akan mengecek ke lokasi, semoga saja itu benar. Jadi petugas bisa lebih ketat melakukan penjagaan, karena itu adalah wilayah favorit pemburu," katanya.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.