Melihat konvoy truck trailer Scania P380 milik PT Aditya Andhika Utama yang beramat di Jl. Raya Cakung Cilincing Km. 2 Kav. C 792 Jakarta Timur melintas di Kebumen awalnya biasa saja bagiku. Namun rasa itu langsung berubah menjadi rasa penasaran ketika tahu truck Scania tersebut membawa peluncur roket. Kok launchernya masih digendong Scania ya? Kan lebih baik uji sekalian truck roketnya mampu menjelajah seberapa jauh sekalian uji manuver di jalan raya + di medan pasir. Berikut foto truck Scania P380 yang dibidik oleh rekan Priyo Sudarmaji.
Makin penasaran setelah tau ternyata itu peluncur roket baru Avibras yang di beli dari Brasil dan akan di uji coba di Litbang TNI Setrojenar, Buluspesantren. Kenapa saya penasaran? Setahuku kita kan belum ada MOU pembelian alutsista dari Brasil.
Rasa penasaran yang begitu besar akhirnya saya menemui salah satu driver truck Scania pembawa peluncur roket. Kebetulan truck Scania P380 yang di gunakan membawa peluncur roket parkirnya di depan rumahku di Ambal, Kebumen. Dia yang tidak mau di sebut namanya membenarkan kalau mereka membawa peluncur roket buatan Brasil. Menurut saya, kalau buatan Brasil agak aneh, kok kabin truck peluncur roketnya seperti Tatra ya? Masa iya beli peluncur roket batangan trus truck pake produk lain?
Saya juga nanya ke mas Joko, pengemudi bus pariwisata Bimo yang membawa rombongan peneliti radar di Litbang TNI Desa Setrojenar, Buluspesantren, Kebumen. Menurut mas Joko, TNI beli alutsista baru dari BRAZIL berupa roket dengan jarak tembak 80km. Roket tersebut khusus untuk pertahanan perbatasan garis laut.
Menurut rekan saya berinisial (R) yang seorang Marinir, kalau beli roket jarak tembak 80km sebuah kemunduran. Saat ini rudal Exoset yang terpasang di kapal udah menjangkau 100km lebih. trus buat apa radius 80km?
Menurut rekan saya yang marinir tersebut, rugi besar kalo beli roket jangkauan 80km, lebih baik danai Pindad roketnya sudah mampu 300km tinggal penyempurnaan dan pengembangan hulu ledak biar setara dengan Eropa.
Makin penasaran setelah tau ternyata itu peluncur roket baru Avibras yang di beli dari Brasil dan akan di uji coba di Litbang TNI Setrojenar, Buluspesantren. Kenapa saya penasaran? Setahuku kita kan belum ada MOU pembelian alutsista dari Brasil.
Rasa penasaran yang begitu besar akhirnya saya menemui salah satu driver truck Scania pembawa peluncur roket. Kebetulan truck Scania P380 yang di gunakan membawa peluncur roket parkirnya di depan rumahku di Ambal, Kebumen. Dia yang tidak mau di sebut namanya membenarkan kalau mereka membawa peluncur roket buatan Brasil. Menurut saya, kalau buatan Brasil agak aneh, kok kabin truck peluncur roketnya seperti Tatra ya? Masa iya beli peluncur roket batangan trus truck pake produk lain?
Saya juga nanya ke mas Joko, pengemudi bus pariwisata Bimo yang membawa rombongan peneliti radar di Litbang TNI Desa Setrojenar, Buluspesantren, Kebumen. Menurut mas Joko, TNI beli alutsista baru dari BRAZIL berupa roket dengan jarak tembak 80km. Roket tersebut khusus untuk pertahanan perbatasan garis laut.
Menurut rekan saya berinisial (R) yang seorang Marinir, kalau beli roket jarak tembak 80km sebuah kemunduran. Saat ini rudal Exoset yang terpasang di kapal udah menjangkau 100km lebih. trus buat apa radius 80km?
Menurut rekan saya yang marinir tersebut, rugi besar kalo beli roket jangkauan 80km, lebih baik danai Pindad roketnya sudah mampu 300km tinggal penyempurnaan dan pengembangan hulu ledak biar setara dengan Eropa.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.