Kecepatan truck tronton semakin tinggi kemampuan ban menahan beban maksimal semakin rendah. Hal tersebut dipaparkan oleh Bambang Widjanarko dari PIRELLI & DOUBLE COIN TBR Tire Advisor yang saya kutip dari web www.truckmagz.com . Meskipun peningkatan terus diupayakan oleh pabrik ban untuk menghasilkan peningkatan sesuai kekuatan tenaga mesin truk, volume daya angkut, dan kecepatan laju kendaraan namun tidak pernah ada ban khusus overtonase.
Sebagai contoh sebuah ban:
– Ukuran 10.00 R 20
– Ply Rating 16
– Load Index 146
– Speed Symbol J
– Tekanan Angin 130 PSI (pada saat keadaan dingin)
Artinya adalah ban radial ukuran 10.00 R 20 tersebut, berkerangka satu lembar kawat baja yang kekuatannya setara dengan 16 lapis benang nylon khusus buat ban. Ban tersebut sangat ideal untuk menanggung beban seberat 3.000 kg (Load Index 146) pada kecepatan konstan 100 km/jam dipacu secara terus-menerus (Speed Symbol J), dengan tekanan angin 130 PSI berdasarkan pengecekan sebelum kendaraan beroperasi.
Beban Maksimal Ban Saat Truck Berjalan
Jika ban tersebut diaplikasikan pada sebuah kendaraan tronton dengan 3 sumbu dengan 10 ban, maka akan menghasilkan perhitungan sebagai berikut.
Daya angkut 3000 kg/ban X 10 ban akan menghasilkan 30.000 kg. Apabila berat kosong kendaraan tronton tersebut adalah 10.000 kg, maka jumlah muatan yang boleh diangkut seberat 20.000 kg. Itu jika kendaraan akan dipacu secara konstan dengan kecepatan 100 km/jam, pada tekanan angin 130 PSI.
Jika kendaraan yang memakai ban seperti dalam contoh tersebut dalam keadaan statis (tidak bergerak) dan tekanan anginnya ditambah 40% (182 PSI), kemampuan daya angkut per ban-nya naik 150% (7.500 kg).
Jika pada kendaraan tronton tersebut ada salah satu ban yang meledak dan sopirnya segera menghentikan laju kendaraan tersebut, ban yang berada di sebelahnya tidak akan ikut meledak.
Jika kendaraan tronton tersebut akan dipacu pada kecepatan konstan 50 km/jam, dengan tekanan angin 140,4 PSI (penambahan 8% dari tekanan angin awal, 130 PSI), maka kemampuan daya angkut ban-nya naik 12% (3.360 kg).
Jika kendaraan tronton tersebut akan dipacu pada kecepatan konstan 25 km/ jam, dengan tekanan angin 152,1 PSI (penambahan 17% dari tekanan angin awal, 130 PSI), maka kemampuan daya angkut ban-nya naik 35% (4.050 kg).
Kesimpulannya adalah kita bisa saja memberlakukan ban seperti apa yang kita inginkan asalkan masih sesuai dengan tabel load, speed & pressure correlation index.
Ban radial terdiri dari rangkaian kawat baja yang dibalut oleh karet compound. Dahulu, kerangka ban memang benar-benar terdiri dari 16 lapis benang nylon (16ply). Namun dengan perkembangan teknologi, dan ditemukan ban radial, pabrikan tidak memakai benang nylon sebagai kerangka utama lagi tetapi digantikan dengan 1 lembar kawat baja, yang kekuatannya setara dengan 16 lapis benang nylon. Maka disebutlah 16 ply rating (rating = setara).
Pendapat bahwa bisa dilakukan pemesanan produk di bawah maupun di atas standar, memang benar adanya tetapi tidak di semua pabrik. Di beberapa pabrik, yang sudah mengikuti standarisasi Badan Pengawas Ban Dunia seperti ETRTO (European Tire & Rim Technical Organization) dan TRA (Tire & Rim Association), tentu seluruh produknya akan melalui uji coba untuk menyesuaikan dengan spesifikasi yang tertera di dinding samping ban. Bahkan, untuk mencetak sebuah brosur pun pabrikan yang sudah terdaftar di Badan Pengawas Ban Dunia harus mengajukan proof terlebih dahulu untuk disetujui.
Moulding adalah alat cetak sebuah ban, dan di dalam mould itulah ban diberi pola telapak, kemudian divulkanisasi dengan dipanaskan oleh steam pada temperatur 120 sampai dengan 180 derajat Celcius. Selain diberi pola telapak, juga seluruh ornamen (semua tulisan) yang tertera pada dinding samping ban dicetak dalam mould ini.
Seluruh tulisan yang tertera di dinding samping ban mudah sekali diganti-ganti, hanya dengan mengubah plat cetakan saja. Jadi, segala spesifikasi ban bisa dipesan seperti apa yang diinginkan oleh pemesan, tetapi yang tidak diperkenankan adalah melakukan penipuan kepada publik dengan cara menuliskan spesifikasi yang tidak sesuai.
Sebagai contoh sebuah ban:
– Ukuran 10.00 R 20
– Ply Rating 16
– Load Index 146
– Speed Symbol J
– Tekanan Angin 130 PSI (pada saat keadaan dingin)
Artinya adalah ban radial ukuran 10.00 R 20 tersebut, berkerangka satu lembar kawat baja yang kekuatannya setara dengan 16 lapis benang nylon khusus buat ban. Ban tersebut sangat ideal untuk menanggung beban seberat 3.000 kg (Load Index 146) pada kecepatan konstan 100 km/jam dipacu secara terus-menerus (Speed Symbol J), dengan tekanan angin 130 PSI berdasarkan pengecekan sebelum kendaraan beroperasi.
Beban Maksimal Ban Saat Truck Berjalan
Jika ban tersebut diaplikasikan pada sebuah kendaraan tronton dengan 3 sumbu dengan 10 ban, maka akan menghasilkan perhitungan sebagai berikut.
Daya angkut 3000 kg/ban X 10 ban akan menghasilkan 30.000 kg. Apabila berat kosong kendaraan tronton tersebut adalah 10.000 kg, maka jumlah muatan yang boleh diangkut seberat 20.000 kg. Itu jika kendaraan akan dipacu secara konstan dengan kecepatan 100 km/jam, pada tekanan angin 130 PSI.
Jika kendaraan yang memakai ban seperti dalam contoh tersebut dalam keadaan statis (tidak bergerak) dan tekanan anginnya ditambah 40% (182 PSI), kemampuan daya angkut per ban-nya naik 150% (7.500 kg).
Jika pada kendaraan tronton tersebut ada salah satu ban yang meledak dan sopirnya segera menghentikan laju kendaraan tersebut, ban yang berada di sebelahnya tidak akan ikut meledak.
Jika kendaraan tronton tersebut akan dipacu pada kecepatan konstan 50 km/jam, dengan tekanan angin 140,4 PSI (penambahan 8% dari tekanan angin awal, 130 PSI), maka kemampuan daya angkut ban-nya naik 12% (3.360 kg).
Jika kendaraan tronton tersebut akan dipacu pada kecepatan konstan 25 km/ jam, dengan tekanan angin 152,1 PSI (penambahan 17% dari tekanan angin awal, 130 PSI), maka kemampuan daya angkut ban-nya naik 35% (4.050 kg).
Kesimpulannya adalah kita bisa saja memberlakukan ban seperti apa yang kita inginkan asalkan masih sesuai dengan tabel load, speed & pressure correlation index.
Ban radial terdiri dari rangkaian kawat baja yang dibalut oleh karet compound. Dahulu, kerangka ban memang benar-benar terdiri dari 16 lapis benang nylon (16ply). Namun dengan perkembangan teknologi, dan ditemukan ban radial, pabrikan tidak memakai benang nylon sebagai kerangka utama lagi tetapi digantikan dengan 1 lembar kawat baja, yang kekuatannya setara dengan 16 lapis benang nylon. Maka disebutlah 16 ply rating (rating = setara).
Pendapat bahwa bisa dilakukan pemesanan produk di bawah maupun di atas standar, memang benar adanya tetapi tidak di semua pabrik. Di beberapa pabrik, yang sudah mengikuti standarisasi Badan Pengawas Ban Dunia seperti ETRTO (European Tire & Rim Technical Organization) dan TRA (Tire & Rim Association), tentu seluruh produknya akan melalui uji coba untuk menyesuaikan dengan spesifikasi yang tertera di dinding samping ban. Bahkan, untuk mencetak sebuah brosur pun pabrikan yang sudah terdaftar di Badan Pengawas Ban Dunia harus mengajukan proof terlebih dahulu untuk disetujui.
Moulding adalah alat cetak sebuah ban, dan di dalam mould itulah ban diberi pola telapak, kemudian divulkanisasi dengan dipanaskan oleh steam pada temperatur 120 sampai dengan 180 derajat Celcius. Selain diberi pola telapak, juga seluruh ornamen (semua tulisan) yang tertera pada dinding samping ban dicetak dalam mould ini.
Seluruh tulisan yang tertera di dinding samping ban mudah sekali diganti-ganti, hanya dengan mengubah plat cetakan saja. Jadi, segala spesifikasi ban bisa dipesan seperti apa yang diinginkan oleh pemesan, tetapi yang tidak diperkenankan adalah melakukan penipuan kepada publik dengan cara menuliskan spesifikasi yang tidak sesuai.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.