Akhir-akhir ini sering kita jumpai anak masih sekolah SD lagi pacaran. Fenomena ini tentu saja menjadi tamparan keras untuk kita, pengaruh sinetron dan tontonan lainnya yang kurang mendidik serta kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua jadi salah satu penyebabnya.
Menyikapi hal ini, seharusnya jangan kita Bully anak-anak kecil ini. Mereka hanya korban dari kurang pengawasannya orang tua. Mereka adalah korban siaran TV yang tidak mendidik seperti sinetron percintaan sebagai penyebab Fenomena Anak SD Pacaran. Hal ini jelas mempengaruhi psikis, psikologi mereka. Hingga akhirnya meniru gaya hidup, mengikuti perkembangan trend yang salah, karena takut dibilang kuno ataupun ketinggalan jaman.
Coba kita lihat di media sosial, sekarang bisa dibilang gaya pacaran anak SD jauh lebih dewasa dibandingkan dengan gaya pacaran orang dewasa sendiri. Misalnya saja ada juga yang berkicau di Twitter “Kamu tuh bisa gak sih dewasa dikit?” dan kicauan-kicauan lainnya yang sebenarnya sangat menggelikan sekaligus memprihatinkan.
Anak-anak SD tersebut dengan sangat bangga meng-upload foto – foto pasangannya dan disertai dengan kata kata cinta yang indah. Terlihat bahwa mereka sedang kasmaran dan dimabuk cinta, sebuah fase yang seharusnya mereka dapatkan di usia minimal 17 tahun, tapi sudah mereka rasakan di usia 7 tahun. Bahkan ada juga yang dengan bangganya meng-upload foto sedang pelukan dan ciuman dengan pasangannya.
Ini salah satu yang perlu kita sikapi, karena tindakan tak biasa itu karena pengaruh lingkungan tidak memberikan pendidikan edukatif yang tepat. Tindakan itu kan ditiru dari orang di sekitarnya, bisa orang dewasa, bisa juga terinspirasi tayangan di TV.
Maka hendaknya orangtua memberikan kontribusi yang baik. Orang tua juga harus memberikan pelajaran tentang alat reproduksi. Sebab, anak itu kan meniru dan mendaur ulang ulang apa yang dia lihat dan dengar. Karena itulah, mulailah berikan pendidikan pada anak dari rumah, tentang kesehatan reproduksi. Hal tersebut bukan hal tabu, harus berikan informasi yang cukup untuk mereka.
Menyikapi hal ini, seharusnya jangan kita Bully anak-anak kecil ini. Mereka hanya korban dari kurang pengawasannya orang tua. Mereka adalah korban siaran TV yang tidak mendidik seperti sinetron percintaan sebagai penyebab Fenomena Anak SD Pacaran. Hal ini jelas mempengaruhi psikis, psikologi mereka. Hingga akhirnya meniru gaya hidup, mengikuti perkembangan trend yang salah, karena takut dibilang kuno ataupun ketinggalan jaman.
Coba kita lihat di media sosial, sekarang bisa dibilang gaya pacaran anak SD jauh lebih dewasa dibandingkan dengan gaya pacaran orang dewasa sendiri. Misalnya saja ada juga yang berkicau di Twitter “Kamu tuh bisa gak sih dewasa dikit?” dan kicauan-kicauan lainnya yang sebenarnya sangat menggelikan sekaligus memprihatinkan.
Anak-anak SD tersebut dengan sangat bangga meng-upload foto – foto pasangannya dan disertai dengan kata kata cinta yang indah. Terlihat bahwa mereka sedang kasmaran dan dimabuk cinta, sebuah fase yang seharusnya mereka dapatkan di usia minimal 17 tahun, tapi sudah mereka rasakan di usia 7 tahun. Bahkan ada juga yang dengan bangganya meng-upload foto sedang pelukan dan ciuman dengan pasangannya.
Ini salah satu yang perlu kita sikapi, karena tindakan tak biasa itu karena pengaruh lingkungan tidak memberikan pendidikan edukatif yang tepat. Tindakan itu kan ditiru dari orang di sekitarnya, bisa orang dewasa, bisa juga terinspirasi tayangan di TV.
Maka hendaknya orangtua memberikan kontribusi yang baik. Orang tua juga harus memberikan pelajaran tentang alat reproduksi. Sebab, anak itu kan meniru dan mendaur ulang ulang apa yang dia lihat dan dengar. Karena itulah, mulailah berikan pendidikan pada anak dari rumah, tentang kesehatan reproduksi. Hal tersebut bukan hal tabu, harus berikan informasi yang cukup untuk mereka.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.