Bagi anda penggemar sepeda onthel, tidak ada salahnya main ke Bantul. Di Bantul kita bisa bertemu sama Mbah Kembar (75), begitu sapaan atau panggilan sehari-harinya. Mbah Kembar adalah tukang servis dinamo sepeda, satu-satunya yang masih ada di wilayah Bantul dan sekitarnya.
Profesi sebagai tukang servis dinamo sepeda terutama sepeda onthel lawas sekarang adalah pekerjaan sudah susah kita temukan. Sebab tidak semua bengkel sepeda saat ini ada yang bisa atau mau mengerjakannya bila ada sebuah dinamo sepeda rusak.
"Sekarang tidak ada lagi bengkel sepeda yang mau memperbaiki dinamo rusak di Bantul. Orangnya tidak ada yang bisa," kata Mbah Kembar mengawali pembicaraan di rumahnya di Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Bantul.
Mbah Kembar menjadi tukang servis dinamo sepeda sudah lebih dari 40 tahun lamanya. Saat sepeda masih menjadi kendaraan utama warga/petani di Bantul. Saat itu, wilayah Bantul belum sepenuhnya teraliri aliran listrik.
"Dulu belum banyak listrik, banyak jalan desa yang masih gelap sehingga lampu sepeda jadi penting saat jalan di malam hari," katanya.
Sampai saat ini, dia masih menjalani pekerjaan sebagai tukang servis dinamo sepeda, meski jumlah pengguna sepeda yang menggunakan lampu dinamo sudah berkurang banyak.
"Sekarang paliang banyak yang datang ke pasar atau ke rumah untuk servis dinamo adalah para penggemar sepeda onthel lawasan saja," katanya.
Selain menerima servis dinamo sepeda di rumah, Mbah Kembar kadangkala membuka lapak di Pasar Barongan, Jetis dan Pasar Turi, Bambanglipuro. Namun hal itu tidak dilakukan setiap hari.
"Saya sudah tidak berani pergi jauh-jauh. Kalau berani sampai Pasar Prambanan. Sekarang cukup di Pasar Barongan dan Pasar Turi saja. Mata sudah tidak awas lagi," ungkap Mbah kembar yang saat ini mengalami gangguan penglihatan akibat terkena Katarak itu.
Untuk menservis satu buah dinamo kata dia butuh waktu 1-2 jam. Hal itu tergantung jenis kerusakannya. Selain itu gangguan penglihatan juga sedikit menganggu dalam menyelesaikan pekerjaan karena butuh tempat yang lebih terang seperti di halaman rumah dan di los pasar.
Menurutnya dinamo lawasan semacam dinamo merk Bosch besar, kecil, dinamo Rieman atau Miller jarang yang rusak bagian kawat spul atau kumparannya. Biasanya di bagian dalam kotor atau berkarat, tidak berputar atau seret.
"Kalau karatan, cukup di bersihkan dengan amplas. Kalau kawat spulnya rusak harus ganti. Atau bagian per yang menempel di sepeda kalau rusak karatan cukup diminyaki," katanya.
Sepeda onthel yang dipakai untuk bekerja setiap harinya, oleh Mbah Kembar juga dipasangan dinamo dibagian belakang. Dari bagian belakang hingga stang juga terpasang kabel-kabel yang digunakan untuk mengecek kembali, dinamo yang telah diperbaiki itu sudah normal atau belum.
Selain menggunakan roda sepeda untuk mengecek dinamo. Untuk memastikan ada aliran listrik, Mbah Kembar cukup menempelkan bagian ujung bawah dinamo yang beraliran listrik minus ke ujung mulutnya. Sambil memegang dinamo, Mbah Kembar memutar bagian atas dinamo.
"Kalau ada aliran listriknya biasanya di mulut terasa seperti digigit semut. Setelah itu untuk memastikan dinamo bisa berputar dengan baik, dicoba diputar di roda. Kalau bisa mutar dan lampu nyala, itu berarti sudah bisa lagi dan normal," katanya.
Untuk ongkos memperbaiki satu buah dinamo, Mbah Kembar memasang tarif sekitar Rp 10 ribu hingga Rp 25 ribu. Ongkos sebesar itu tergantung jenis kerusakannya. Selain itu, tidak ada sparepart lama yang dijual lagi, sehingga harus mengganti dengan spare part lainnya.
Profesi sebagai tukang servis dinamo sepeda terutama sepeda onthel lawas sekarang adalah pekerjaan sudah susah kita temukan. Sebab tidak semua bengkel sepeda saat ini ada yang bisa atau mau mengerjakannya bila ada sebuah dinamo sepeda rusak.
"Sekarang tidak ada lagi bengkel sepeda yang mau memperbaiki dinamo rusak di Bantul. Orangnya tidak ada yang bisa," kata Mbah Kembar mengawali pembicaraan di rumahnya di Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Bantul.
Mbah Kembar menjadi tukang servis dinamo sepeda sudah lebih dari 40 tahun lamanya. Saat sepeda masih menjadi kendaraan utama warga/petani di Bantul. Saat itu, wilayah Bantul belum sepenuhnya teraliri aliran listrik.
"Dulu belum banyak listrik, banyak jalan desa yang masih gelap sehingga lampu sepeda jadi penting saat jalan di malam hari," katanya.
Sampai saat ini, dia masih menjalani pekerjaan sebagai tukang servis dinamo sepeda, meski jumlah pengguna sepeda yang menggunakan lampu dinamo sudah berkurang banyak.
"Sekarang paliang banyak yang datang ke pasar atau ke rumah untuk servis dinamo adalah para penggemar sepeda onthel lawasan saja," katanya.
Selain menerima servis dinamo sepeda di rumah, Mbah Kembar kadangkala membuka lapak di Pasar Barongan, Jetis dan Pasar Turi, Bambanglipuro. Namun hal itu tidak dilakukan setiap hari.
"Saya sudah tidak berani pergi jauh-jauh. Kalau berani sampai Pasar Prambanan. Sekarang cukup di Pasar Barongan dan Pasar Turi saja. Mata sudah tidak awas lagi," ungkap Mbah kembar yang saat ini mengalami gangguan penglihatan akibat terkena Katarak itu.
Untuk menservis satu buah dinamo kata dia butuh waktu 1-2 jam. Hal itu tergantung jenis kerusakannya. Selain itu gangguan penglihatan juga sedikit menganggu dalam menyelesaikan pekerjaan karena butuh tempat yang lebih terang seperti di halaman rumah dan di los pasar.
Menurutnya dinamo lawasan semacam dinamo merk Bosch besar, kecil, dinamo Rieman atau Miller jarang yang rusak bagian kawat spul atau kumparannya. Biasanya di bagian dalam kotor atau berkarat, tidak berputar atau seret.
"Kalau karatan, cukup di bersihkan dengan amplas. Kalau kawat spulnya rusak harus ganti. Atau bagian per yang menempel di sepeda kalau rusak karatan cukup diminyaki," katanya.
Sepeda onthel yang dipakai untuk bekerja setiap harinya, oleh Mbah Kembar juga dipasangan dinamo dibagian belakang. Dari bagian belakang hingga stang juga terpasang kabel-kabel yang digunakan untuk mengecek kembali, dinamo yang telah diperbaiki itu sudah normal atau belum.
Selain menggunakan roda sepeda untuk mengecek dinamo. Untuk memastikan ada aliran listrik, Mbah Kembar cukup menempelkan bagian ujung bawah dinamo yang beraliran listrik minus ke ujung mulutnya. Sambil memegang dinamo, Mbah Kembar memutar bagian atas dinamo.
"Kalau ada aliran listriknya biasanya di mulut terasa seperti digigit semut. Setelah itu untuk memastikan dinamo bisa berputar dengan baik, dicoba diputar di roda. Kalau bisa mutar dan lampu nyala, itu berarti sudah bisa lagi dan normal," katanya.
Untuk ongkos memperbaiki satu buah dinamo, Mbah Kembar memasang tarif sekitar Rp 10 ribu hingga Rp 25 ribu. Ongkos sebesar itu tergantung jenis kerusakannya. Selain itu, tidak ada sparepart lama yang dijual lagi, sehingga harus mengganti dengan spare part lainnya.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.