Dalam artikel ini saya akan share dokumentasi pembangunan Jalan Lintas Selatan terutama di wilayah Ambal, Kebumen. Seperti kita ketahui bersama, harapan Warga Kebumen selatan untuk segera memiliki jalan nasional di
rute Jalan Diponegoro di pesisir Kebumen, bakal segera terwujud. Sebab,
sejak dimulai pembebasan tanah pada 2006, baru ada titik terang awal
tahun ini. Bahkan Kementerian PU telah melelang pembanggunan jaringan
jalan lintas selatan (JJLS) ruas Tambakmulyo-Wawar sepanjang 38 km
senilai Rp 243 miliar. Lelang proyek telah dilakukan pada 12 Januari 2015 lalu, dan
dimenangkan oleh penyedia jasa PT Pembangunan Perumahan - PT Armada Graha
Semarang. Proyek JLS tersebut di bawah Direktorat Jenderal Bina Marga
Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional V melalui Satuan Kerja Pelaksana
Jalan Nasional 1 Jateng. Dan sejak 12 Desember 2015 lalu alat berat pun mulai berdatangan di wilayah Ambal, Kebumen.
Manfaat Dibukanya Jalan Lintas Selatan Selatan Bagi Masyarakat Kebumen Selatan
Mulai difungsikannya jalan lintas selatan-selatan (JLSS) jalur Jalan Daendels wilayah Kabupaten Kebumen melalui Kecamatan Mirit hingga Ayah sekitar tahun 2002, telah memberikan efek positif bagi kemajuan ekonomi dan berbagai aspek lainnya di kawasan itu. Seperti kawasan Mirit yang dulu dikenal sebagai wilayah terisolir dan bercitra rawan, kini masyarakatnya justru sudah terbuka dan ramah terhadap pendatang. Sedangkan secara ekonomi banyak potensi wilayah ini yang kian terangkat berkat JLSS, seperti berkembangnya kuliner sate Ambal di Kecamatan Ambal. Selain itu, terdukungnya budidaya tanaman hortikultura seperti semangka dan melon dalam hal pemasarannya.
Dengan dampak positip pemfungsian JLSS jalur Daendels itu, maka pembangunan JLSS baru di jalur Jalan Diponegoro enam kecamatan sejak Mirit hingga Puring harus dimanfaatkan pula oleh warga dan birokrat setempat untuk memacu kemajuan di berbagai aspek. Hadirnya JLSS baru harus bisa bersinergi positip dengan dengan berbagai potensi di kawasan yang dilaluinya nantinya.
Sejumlah potensi setempat yang bisa memanfaatkan JLSS yang baru adalah bidang pariwisata, perikanan dan pertanian. Bidang pariwisata di Kecamatan Mirit, Ambal, Buluspesantren dan Klirong misalnya, selama ini kalah populer dibandingkan dengan pariwisata Kecamatan Ayah dan Buayan yang memiliki Goa Jatijajar, Pantai Logending dan Karangbolong. Dengan JLSS baru maka pantai-pantai seperti Pantai Lembupurwo, Ambal, Setrojenar dan Tegalretno akan terbantu akses transportasinya sehingga memacu popularitas pantai-pantai tersebut.
Jalan Lintas Selatan Selatan Tidak Ganggu Fasilitas TNI
Mengingat pertimbangan tersebut, munculnya rencana pembangunan JLSS baru sampai kini tidak membuat TNI AD mengubah kebijakan tentang program uji coba di lapangan tembak di utara Pantai Setrojenar tersebut. Lapangan tembak itu merupakan bagian dari kawasan Hankam (Pertahanan dan Keamanan) sepanjang 22,5 kilometer dari sisi barat Sungai Wawar Desa Wiromartan Kecamatan Mirit sampai tepi timur Sungai Luk Ulo Desa Ayam Putih Kecamatan Buluspesantren Kebumen. Pelaksanaan uji coba biasanya mengambil 60 hari efektif dalam setahunnya.
Melansir dari harian Suara Merdeka, Kasi Jembatan Balai Pelaksana Teknis (BPT) Bina Marga Wilayah Magelang Joko Winangun didampingi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 11 Djoko Satrio Purwowibowo dan PPK 12 Umar kemarin menjelaskan, pembangunan JLS meliputi paket Slarang (Cilacap)- Bodo-Tambakmulyo-wawar (Kebumen) akan memakan waktu selama tiga tahun.
Dana bersumber dari Islamic Development Bank (IDB) yang bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB). PPK 12 Umar menyatakan, paket proyek pembangunan jalan yang berlokasi di sepanjang pesisir Kebumen paling selatan itu akan dimulai dari Desa Tambalmulyo, Kecamatan Puring ke timur melewati enam kecamatan dan 24 desa.
Sebelumnya, Berita Satu mengabarkan pembangunan jalan lintas selatan selatan (JLSS) Jawa Tengah, dilanjutkan pada 2015, kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Saat ini pembangunan JLSS Jateng baru mencapai 55 kilometer atau 26 persen dari total panjang ruas jalan yang mencapai 212,25 kilometer.
Ruas jalan sepanjang 55 kilometer yang telah dibangun itu, berada di Wonogiri hingga Purworejo. Sedangkan untuk Kebumen belum dibangun dan di Cilacap baru sepanjang 700 meter. Ganjar Pranowo mengatakan jalan tersebut akan diperbaiki oleh pemerintah pusat, sedangkan hingga saat ini proses tender sudah berjalan.
Ia mengaku mendapat laporan jika tidak ada rekanan yang putus kontrak tetapi banyak yang terkena denda. Menurut dia, denda tersebut berkaitan dengan ketidaktepatan waktu pengerjaan proyek. Ganjar bahkan sudah meninjau beberapa ruas jalan JLSS termasuk di wilayah sekitar Pantai Ayah di kecamatan Ayah
Sementara Kedaulatan Rakyat memberitakan Pembebasan ruang milik jalan (RMJ) Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) di Kabupaten Kebumen menghabiskan anggaran Rp 66,960 miliar. Pembebasan dilakukan sejak tahun 2006. Biaya pembebasan lahan ditanggung Pemkab Kebumen dan Pemprov Jateng. Hingga tahun 2014, Pemkab Kebumen sudah menghabiskan anggaran Rp 35,168 miliar. Sedangkan Pemprov Jateng Rp 31,791 miliar.
Kabag Tata Pemerintahan Setda Kebumen, Asep Nurdiana, mengatakan pembebasan RMJ masih menyisakan jalan desa dengan panjang sekitar 5 km di Kecamatan Puring, yakni dari Desa Sidoharjo hingga Tambakmulyo.
“Tahun 2015 ini, jalan desa sepanjang sekitar lima kilometer akan diselesaikan pembayarannya. Di APBD murni tersedia Rp 2 miliar, dan Rp 6 miliar di anggaran belanja tambahan,” jelas Asep.
Total panjang JJLS di Kabupaten Kebumen 55,87 km. Melintasi 30 desa di 8 kecamatan. Dimulai dari Jembatan Wawar di Kecamatan Mirit, hingga Kali Bodo di Kecamatan Ayah. Semula JJLS hendak menggunakan Jalan Daendels, namun dialihkan ke selatan memanfaatkan Jalan Diponegoro yang nonstatus. Di tahap awal, JJLS akan dibangun dari Desa Tambakmulyo Kecamatan Puring hingga Jembatan Wawar di Kecamatan Mirit sepanjang 38,4 km.
Manfaat Dibukanya Jalan Lintas Selatan Selatan Bagi Masyarakat Kebumen Selatan
Mulai difungsikannya jalan lintas selatan-selatan (JLSS) jalur Jalan Daendels wilayah Kabupaten Kebumen melalui Kecamatan Mirit hingga Ayah sekitar tahun 2002, telah memberikan efek positif bagi kemajuan ekonomi dan berbagai aspek lainnya di kawasan itu. Seperti kawasan Mirit yang dulu dikenal sebagai wilayah terisolir dan bercitra rawan, kini masyarakatnya justru sudah terbuka dan ramah terhadap pendatang. Sedangkan secara ekonomi banyak potensi wilayah ini yang kian terangkat berkat JLSS, seperti berkembangnya kuliner sate Ambal di Kecamatan Ambal. Selain itu, terdukungnya budidaya tanaman hortikultura seperti semangka dan melon dalam hal pemasarannya.
Dengan dampak positip pemfungsian JLSS jalur Daendels itu, maka pembangunan JLSS baru di jalur Jalan Diponegoro enam kecamatan sejak Mirit hingga Puring harus dimanfaatkan pula oleh warga dan birokrat setempat untuk memacu kemajuan di berbagai aspek. Hadirnya JLSS baru harus bisa bersinergi positip dengan dengan berbagai potensi di kawasan yang dilaluinya nantinya.
Sejumlah potensi setempat yang bisa memanfaatkan JLSS yang baru adalah bidang pariwisata, perikanan dan pertanian. Bidang pariwisata di Kecamatan Mirit, Ambal, Buluspesantren dan Klirong misalnya, selama ini kalah populer dibandingkan dengan pariwisata Kecamatan Ayah dan Buayan yang memiliki Goa Jatijajar, Pantai Logending dan Karangbolong. Dengan JLSS baru maka pantai-pantai seperti Pantai Lembupurwo, Ambal, Setrojenar dan Tegalretno akan terbantu akses transportasinya sehingga memacu popularitas pantai-pantai tersebut.
Jalan Lintas Selatan Selatan Tidak Ganggu Fasilitas TNI
Kembali mengutip harian Kedaulatan Rakyat, Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang) TNI AD yang bermarkas di Desa Setrojenar Kecamatan Buluspesantren Kebumen memastikan bahwa kehadiran jalur jalan lintas selatan-selatan (JLSS) wilayah Kebumen yang baru tak akan mengganggu aktifitas latihan uji coba senjata di Lapangan Tembak TNI AD yang berada 600 meter di sebelah selatan JLSS baru tersebut.
“Sebaliknya, latihan uji coba senjata yang kami kelola tak akan mengganggu lalu-lintas di jalur tersebut, karena pelaksanaan uji coba sudah memiliki prosedur atau petunjuk teknisnya,” jelas Kepala Dislitbang TNI AD Setrojenar, Mayor (inf) Kusumayuda, di ruang kerjanya, Selasa (17/03/2015), terkait akan dimulainya pembangunan JLSS baru di jalur Jalan Diponegoro wilayah Kebumen April 2015 mendatang.
Menurut Kusumayuda, memang banyak pihak yang mempertanyakan kehadiran JLSS baru terhadap aktifitas uji coba senjata oleh berbagai Satuan di lingkup Kodam IV Diponegoro di lapangan tembak milik TNI AD tersebut. Uji coba senjata ledak maupun jenis senjata lainnya itu memiliki prosedur pelaksanan ditilik dari semua aspek yang dibutuhkan. Diantaranya, terkait batas kawasan uji coba, kaidah penggunaan senjata dan perhitungan jarak serta arah tembakannya.
“Bila uji coba sudah sesuai petunjuk ditambah jarak antara batas lapangan tembak dengan Jalan Diponegoro memang cukup jauh, maka aktifitas uji coba tak akan mengganggu pengguna jalan JLSS baru. Sebaliknya, lalu-lintas di JLSS baru tak akan mengganggu kegiatan uji coba. Jadi dua kepentingan yang berbeda tersebut takkan saling mengganggu nantinya,” jelas Kusumayuda.
Mengingat pertimbangan tersebut, munculnya rencana pembangunan JLSS baru sampai kini tidak membuat TNI AD mengubah kebijakan tentang program uji coba di lapangan tembak di utara Pantai Setrojenar tersebut. Lapangan tembak itu merupakan bagian dari kawasan Hankam (Pertahanan dan Keamanan) sepanjang 22,5 kilometer dari sisi barat Sungai Wawar Desa Wiromartan Kecamatan Mirit sampai tepi timur Sungai Luk Ulo Desa Ayam Putih Kecamatan Buluspesantren Kebumen. Pelaksanaan uji coba biasanya mengambil 60 hari efektif dalam setahunnya.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.