Misi Nabi Isa lahir ke bumi adalah membela yang lemah, membebaskan yang tertindas, dan mengulurkan semua yang membutuhkan. Seperti halnya misi Nabi Muhammad Saw, rahmatan lil’alamin (QS. Al-Anbiya’: 107).
Bahkan, Nabi Isa al-Masih yang telah dirafa’ oleh Allah Swt ke langit (QS. An-Nisa’: 158), yang kemudian akan diturunkan kembali lagi ke bumi pada menjelang hari kiamat nanti; mempunyai tujuan yang sama sebagaimana sewaktu Ia sebelum dirafa’ (diangkat ke langit) oleh Allah Swt. Yakni, membawa kedamaian dan rahmat untuk semesta alam.
Diakui, selama ini, hubungan di antara kedua agama, Islam dan Kristen, kerap diisi berbagai peristiwa yang seolah menggambarkan suasana konfliktual. Peristiwa sekecil apapun jika terkait dengan kedua agama itu, lalu digambarkan menjadi masalah yang dapat membangkitkan memori perang salib yang tragis. (Zuhairi Misrawi, 2010: 20). Karenanya, jangan sampai kita mewarisi ‘dosa sejarah’ yang telah ditimbulkan pada masa silam. Cukup peristiwa itu dijadikan sebagai masa lalu, yang sudah biarlah sudah. Tugas kaum agamawan adalah bagaimana merajut kembali tali kasih yang sempat putus tersebut, dengan cara menebarkan benih-benih kedamaian kepada semua umat manusia. Itulah sebenarnya misi Nabi Isa A.s dan Nabi Muhammad Saw. Mari kita mohonkan shalawat dan salam untuk mereka berdua. Apalagi perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw berselang satu hari dari perayaan Natal 2015. Justru ini adalah momentum kita bersama untuk menebar kasih sayang dan perdamaian bersama.
Kalau kita memang benar-benar iman kepada al-Qur’an dan juga beriman kepada Nabi-nabi sebelum Rasulullah Saw. Lantas, mengapa kita masih enggan mengucapkan “Selamat Natal” kepada saudara kita yang Nasrani, yang mempunyai akar kenabian (genealogi) yang sama; bertemu pada Nabi Ibrahim A.s. Allah Swt sendiri pun berfirman; “Wassalamu ‘alayya yawma wulidtu wayauma amuutu wayawma ub’atsu hayya”. Sebuah pesan perdamaian dan kemanusiaan universal, mengapa harus diharamkan? Wallahhua’lam bisshowab. Sumber: Dari Sini
Bahkan, Nabi Isa al-Masih yang telah dirafa’ oleh Allah Swt ke langit (QS. An-Nisa’: 158), yang kemudian akan diturunkan kembali lagi ke bumi pada menjelang hari kiamat nanti; mempunyai tujuan yang sama sebagaimana sewaktu Ia sebelum dirafa’ (diangkat ke langit) oleh Allah Swt. Yakni, membawa kedamaian dan rahmat untuk semesta alam.
Diakui, selama ini, hubungan di antara kedua agama, Islam dan Kristen, kerap diisi berbagai peristiwa yang seolah menggambarkan suasana konfliktual. Peristiwa sekecil apapun jika terkait dengan kedua agama itu, lalu digambarkan menjadi masalah yang dapat membangkitkan memori perang salib yang tragis. (Zuhairi Misrawi, 2010: 20). Karenanya, jangan sampai kita mewarisi ‘dosa sejarah’ yang telah ditimbulkan pada masa silam. Cukup peristiwa itu dijadikan sebagai masa lalu, yang sudah biarlah sudah. Tugas kaum agamawan adalah bagaimana merajut kembali tali kasih yang sempat putus tersebut, dengan cara menebarkan benih-benih kedamaian kepada semua umat manusia. Itulah sebenarnya misi Nabi Isa A.s dan Nabi Muhammad Saw. Mari kita mohonkan shalawat dan salam untuk mereka berdua. Apalagi perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw berselang satu hari dari perayaan Natal 2015. Justru ini adalah momentum kita bersama untuk menebar kasih sayang dan perdamaian bersama.
Kalau kita memang benar-benar iman kepada al-Qur’an dan juga beriman kepada Nabi-nabi sebelum Rasulullah Saw. Lantas, mengapa kita masih enggan mengucapkan “Selamat Natal” kepada saudara kita yang Nasrani, yang mempunyai akar kenabian (genealogi) yang sama; bertemu pada Nabi Ibrahim A.s. Allah Swt sendiri pun berfirman; “Wassalamu ‘alayya yawma wulidtu wayauma amuutu wayawma ub’atsu hayya”. Sebuah pesan perdamaian dan kemanusiaan universal, mengapa harus diharamkan? Wallahhua’lam bisshowab. Sumber: Dari Sini
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.