Menyambung postingan sejarah peninggalan purbakala sebelum ini, sekarang saya ingin membahas torehan tertua di dunia yang terdapat pada
cangkang ternyata berasal dari tanah Jawa, tepatnya dari situs Trinil,
Ngawi, Jawa Timur. Penelitian yang dipublikasikan di Sri-News mengungkapnya. Josephine CA Jordens, peneliti pada Fakultas Arkeologi di Universitas Leiden, Belanda, beserta rekannya adalah pihak
yang mengonfirmasi bahwa torehan tersebut merupakan yang tertua, berasal
dari masa 500.000 tahun lalu.
Jordens sedang mengerjakan proyek penelitian tentang penggunaan sumber daya laut oleh spesies manusia purba Homo erectus di situs Trinil, Jawa Timur. Ia kemudian menganalisis cangkang kerang air tawar spesies Pseudodon vondembuschianus trinilensis. Saat menganalisis, ia menemukan perforasi atau lubang-lubang kecil selebar beberapa milimeter pada permukaan cangkang kerang. Menurut dia, hal itu merupakan indikasi adanya orang pada masa itu yang berupaya membuka cangkang dengan alat tajam macam gigi hiu.
Rekan Jordens kemudian memotret cangkang tersebut dan mengamatinya lebih detail. Lewat pengamatan saksama, diketahui bahwa permukaan cangkang tersebut memiliki torehan-torehan berbentuk zig-zag. Pengamatan di bawah mikroskop kemudian menguak bahwa pola zig-zag itu dibuat secara sengaja. Garis zig-zag yang masing-masing memiliki panjang 1 cm tersebut kontinu, tidak putus-putus, menunjukkan bahwa pembuatnya menaruh perhatian pada detail.
Jordens dan rekannya melakukan penanggalan pada sedimen yang terdapat pada cangkang dengan argon dan luminescence. Hasil penanggalan mengungkap bahwa pola zig-zag itu berasal dari masa 500.000 tahun lalu, bukan dibuat oleh Homo sapiens, melainkan Homo erectus.
"Penemuan ini sangat spektakuler dan berpotensi mengubah cara pandang kita tentang Homoawal (manusia purba)," kata Nick Barton, arkeolog dari Universitas Oxford yang tak terlibat studi.
Apakah torehan tersebut merupakan bentuk seni? Jordens mengatakan, "Jika Anda tidak mengetahui tujuan dari seseorang yang membuatnya, maka tidak mungkin untuk menyebutnya sebagai seni."
"Akan tetapi, di sisi lain, ini adalah gambar purba. Ini adalah cara untuk mengekspresikan diri. Apa tujuan dari orang yang membuatnya, kita tidak tahu," ungkap Jordens seperti dikutip Nature, Rabu (3/12/2014).
Clive Finlayson, pakar hewan dari Museum Gibraltar yang juga terlibat dalam studi, mengatakan, yang terpenting dari temuan ini adalah bahwa manusia purba sudah punya kemampuan berpikir abstrak, sama seperti manusia modern.
Cangkang kerang yang dianalisis ditemukan oleh paleontolog Eugene Dubois di situs Trinil pada tahun 1896. Dubois juga menemukan kerangka Homo erectus. Kerangka dan cangkang itu lalu dikirim ke Museum Leiden pada tahun 1930.
Sumber: Anthropology Net
Torehan pada cangkang Pseudodon vondembuschianus trinilensis berusia 500.000 tahun, dinyatakan sebagai torehan tertua di dunia. |
Jordens sedang mengerjakan proyek penelitian tentang penggunaan sumber daya laut oleh spesies manusia purba Homo erectus di situs Trinil, Jawa Timur. Ia kemudian menganalisis cangkang kerang air tawar spesies Pseudodon vondembuschianus trinilensis. Saat menganalisis, ia menemukan perforasi atau lubang-lubang kecil selebar beberapa milimeter pada permukaan cangkang kerang. Menurut dia, hal itu merupakan indikasi adanya orang pada masa itu yang berupaya membuka cangkang dengan alat tajam macam gigi hiu.
Rekan Jordens kemudian memotret cangkang tersebut dan mengamatinya lebih detail. Lewat pengamatan saksama, diketahui bahwa permukaan cangkang tersebut memiliki torehan-torehan berbentuk zig-zag. Pengamatan di bawah mikroskop kemudian menguak bahwa pola zig-zag itu dibuat secara sengaja. Garis zig-zag yang masing-masing memiliki panjang 1 cm tersebut kontinu, tidak putus-putus, menunjukkan bahwa pembuatnya menaruh perhatian pada detail.
Jordens dan rekannya melakukan penanggalan pada sedimen yang terdapat pada cangkang dengan argon dan luminescence. Hasil penanggalan mengungkap bahwa pola zig-zag itu berasal dari masa 500.000 tahun lalu, bukan dibuat oleh Homo sapiens, melainkan Homo erectus.
"Penemuan ini sangat spektakuler dan berpotensi mengubah cara pandang kita tentang Homoawal (manusia purba)," kata Nick Barton, arkeolog dari Universitas Oxford yang tak terlibat studi.
Apakah torehan tersebut merupakan bentuk seni? Jordens mengatakan, "Jika Anda tidak mengetahui tujuan dari seseorang yang membuatnya, maka tidak mungkin untuk menyebutnya sebagai seni."
"Akan tetapi, di sisi lain, ini adalah gambar purba. Ini adalah cara untuk mengekspresikan diri. Apa tujuan dari orang yang membuatnya, kita tidak tahu," ungkap Jordens seperti dikutip Nature, Rabu (3/12/2014).
Clive Finlayson, pakar hewan dari Museum Gibraltar yang juga terlibat dalam studi, mengatakan, yang terpenting dari temuan ini adalah bahwa manusia purba sudah punya kemampuan berpikir abstrak, sama seperti manusia modern.
Cangkang kerang yang dianalisis ditemukan oleh paleontolog Eugene Dubois di situs Trinil pada tahun 1896. Dubois juga menemukan kerangka Homo erectus. Kerangka dan cangkang itu lalu dikirim ke Museum Leiden pada tahun 1930.
Sumber: Anthropology Net
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.