Dalam tata arsitektur tradisional Jawa dikenal istilah Catur Gatra Tunggal, artinya empat elemen dalam satu kesatuan. Hal ini bisa disaksikan di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat tempat berdirinya keraton, masjid, alun-alun, dan pasar. Masing-masing sebagai pusat kekuasaan, ibadah, kegiatan rakyat, dan ekonomi. Yogyakarta mempunyai dua alun-alun, satu ada di depan keraton yang disebut Alun-Alun Utara (alun-alun lor), satu lagi ada di belakang yang disebut Alun-Alun Selatan (alun-alun kidul). Letak keraton Yogyakarta sendiri berada di sebuah garis imajiner yang menghubungkan antara Gunung Merapi, Keraton, dan Pantai Parangtritis.
Halaman belakang kediaman Raja Jogja ini merupakan tempat sarat cerita. Dua folklore paling akrab dengan alun-alun kidul adalah tentang keberadaannya yang dibangun agar belakang keraton nampak seperti bagian depan sehingga tidak membelakangi laut selatan yang dijaga oleh Ratu Kidul yang konon punya hubungan magis dengan Raja Mataram. Cerita kedua adalah mitos melewati ringin kembar dengan mata tertutup. Permainan ini bernama masangin, singkatan dari masuk dua beringin.
Di Alun-alun Kidul Yogyakarta ini kita dapat menjumpai tempat-tempat nongkrong yang menyediakan makanan dan minuman tradisional seperti wedhang ronde, juga terdapat berbagai macam hiburan seperti penyewaan sepeda pedal 2 atau 3 atau biasa disebut odhong-odhong, becak mini, mobil kayuh dan ATV dengan berbagai fasilitas seperti full music dan lampu warna-warni yang membuat Alkid semakin bercahaya.
Pukul 17.00 sore adalah awal keramaian Alkid, tenda-tenda pedagang mulai didirikan dan bahan makanan atau minuman yang akan dijajakan pun disiapkan. Begitu gelap, pengunjung bisa mulai menjajal makanan dan minuman yang dijajakan. Bila berjalan ke salah satu sudutnya, pengunjung akan menemukan kedai ronde, sebuah minuman berkomposisi wedang jahe, kacang, kolang kaling dan bulatan dari tepung beras berisi gula jawa cair yang hangat.
Alkid juga berada dekat dengan obyek wisata Taman sari, yaitu ditempuh dengan jarak sekitar 5 menit saja kearah barat. Taman Sari yang berada di kawasan Kampung Seni (Ngasem) ini juga menghubungkan dengan obyek wisata lainnya seperti Keraton, Museum Kareta, Angkringan Dalem, Kauman, dan lain-lain.
Halaman belakang kediaman Raja Jogja ini merupakan tempat sarat cerita. Dua folklore paling akrab dengan alun-alun kidul adalah tentang keberadaannya yang dibangun agar belakang keraton nampak seperti bagian depan sehingga tidak membelakangi laut selatan yang dijaga oleh Ratu Kidul yang konon punya hubungan magis dengan Raja Mataram. Cerita kedua adalah mitos melewati ringin kembar dengan mata tertutup. Permainan ini bernama masangin, singkatan dari masuk dua beringin.
Di Alun-alun Kidul Yogyakarta ini kita dapat menjumpai tempat-tempat nongkrong yang menyediakan makanan dan minuman tradisional seperti wedhang ronde, juga terdapat berbagai macam hiburan seperti penyewaan sepeda pedal 2 atau 3 atau biasa disebut odhong-odhong, becak mini, mobil kayuh dan ATV dengan berbagai fasilitas seperti full music dan lampu warna-warni yang membuat Alkid semakin bercahaya.
Pukul 17.00 sore adalah awal keramaian Alkid, tenda-tenda pedagang mulai didirikan dan bahan makanan atau minuman yang akan dijajakan pun disiapkan. Begitu gelap, pengunjung bisa mulai menjajal makanan dan minuman yang dijajakan. Bila berjalan ke salah satu sudutnya, pengunjung akan menemukan kedai ronde, sebuah minuman berkomposisi wedang jahe, kacang, kolang kaling dan bulatan dari tepung beras berisi gula jawa cair yang hangat.
Alkid juga berada dekat dengan obyek wisata Taman sari, yaitu ditempuh dengan jarak sekitar 5 menit saja kearah barat. Taman Sari yang berada di kawasan Kampung Seni (Ngasem) ini juga menghubungkan dengan obyek wisata lainnya seperti Keraton, Museum Kareta, Angkringan Dalem, Kauman, dan lain-lain.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.