Peningkatan
kualitas transportasi publik diharapkan bisa mengurangi kemacetan dan
pemborosan bahan bakar yang tiap tahunnya mencapai trilyunan rupiah.
Kerugian dari kemacetan ini diperkirakan mencapai 17,2 triliun per tahun
berdasarkan nilai waktu, biaya bahan bakar, dan biaya kesehatan serta
pemborosan energi. Sebuah angka yang cukup fantastis yang terbuang
sia-sia.
Pemerintah juga harus membuat regulasi yang jelas mengenai sistem transportasi di Indonesia, baik transportasi terkait dengan kendaraan pribadi, angkutan barang, maupun transportasi massal. Karena permasalahan transportasi kita sudah tidak bisa kita anggap masalah yang sepele dan arus ada perhatian yang serius dan dibuat aturan yang komprehensif bukan parsial.
Hal ini didasari catatan dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI) yang mencatat, 77% inflasi nasional berasal dari daerah. Hal itu dikarenakan karena Buruknya sarana dan prasarana transportasi membuat biaya distribusi di Indonesia sangat mahal, bahkan biaya distribusi bisa mencapai 30% dari total ongkos produksi.
Selain itu, Buruknya kondisi sarana transportasi di negeri ini telah menimbulkan banyak kerugian. Para supir truk, pengusaha, dan masyarakat merasakan proses distribusi barang di Indonesia sangat menguras waktu, tenaga, pikiran, dan uang. Kondisi inilah yang sering mengakibatkan lonjakan harga bahan pangan tak terkendali.
Selain itu kualitas infrastruktur Indonesia benar-benar berada di titik nadir. Infrastruktur Indonesia berada di urutan ke 92 lebih rendah dari tahun lalu yang menempati posisi ke 82. Sementara Filipina berada di posisi 98 dan Malaysia berada di posisi 29. Singapura berada di posisi kedua dengan infrastruktur terbaik di Asia Tenggara.
Pemerintah juga harus membuat regulasi yang jelas mengenai sistem transportasi di Indonesia, baik transportasi terkait dengan kendaraan pribadi, angkutan barang, maupun transportasi massal. Karena permasalahan transportasi kita sudah tidak bisa kita anggap masalah yang sepele dan arus ada perhatian yang serius dan dibuat aturan yang komprehensif bukan parsial.
Hal ini didasari catatan dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI) yang mencatat, 77% inflasi nasional berasal dari daerah. Hal itu dikarenakan karena Buruknya sarana dan prasarana transportasi membuat biaya distribusi di Indonesia sangat mahal, bahkan biaya distribusi bisa mencapai 30% dari total ongkos produksi.
Selain itu, Buruknya kondisi sarana transportasi di negeri ini telah menimbulkan banyak kerugian. Para supir truk, pengusaha, dan masyarakat merasakan proses distribusi barang di Indonesia sangat menguras waktu, tenaga, pikiran, dan uang. Kondisi inilah yang sering mengakibatkan lonjakan harga bahan pangan tak terkendali.
Selain itu kualitas infrastruktur Indonesia benar-benar berada di titik nadir. Infrastruktur Indonesia berada di urutan ke 92 lebih rendah dari tahun lalu yang menempati posisi ke 82. Sementara Filipina berada di posisi 98 dan Malaysia berada di posisi 29. Singapura berada di posisi kedua dengan infrastruktur terbaik di Asia Tenggara.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.