Mobilitas yang tinggi di perkotaan menuntut tersedianya sarana transportasi (baca: transportasi publik) yang handal. Jika kita lihat di Negara-negara maju, masyarakat di perkotaan sudah mengandalkan transportasi publik. Masyarakat hanya menggunakan kendaraan pribadi jika akan mengadakan perjalanan jauh atau untuk liburan bersama keluarga. Namun yang terjadi di Indonesia transportasi publik belum dapat menjembatani tingginya mobilitas masyarakat perkotaan. Masyarakat perkotaan di Indonesia rata-rata lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dibanding menggunakan transportasi publik.
Dari data yang diperoleh penulis dari Artikel Kompas 18 Februari 2010, hingga bulan Februari 2010 tercatat ada sekitar 6,5 juta unit kendaraan bermotor melintas di jalanan ibu kota Jakarta. Dari jumlah sebanyak itu tercatat ada 98,6 % (sekitar 6,4 juta unit) merupakan kendaraan pribadi. Hal ini sangat kontras dengan jumlah transportasi publik yang ada di Jakarta. Jumlah transportasi publik di Kota Jakarta hanya 1,4 % (sekitar 88.477 unit ) dari jumlah kendaraan yang ada di Jakarta. Angka lain yang cukup mencengangkan adalah tingginya pertumbuhan kendaraan bermotor di Jakarta. Berdasarkan sumber yang sama, dalam kurun waktu 5 tahun terakhir pertumbuhan kendaraan bermotor di Jakarta mencapai 10%. Pertumbuhan mobil di Jakarta mencapai 240 unit per hari, sedangkan pertumbuhan motor di Jakarta mencapai 890 unit per hari.
Dari sumber lain artikel Kabar Indonesia Online, 78,4% dari total 4,06 juta pekerja di Jakarta lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dibanding menggunakan kendaraan publik. Ada banyak alasan mengapa mereka lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi. Dari pengalaman pribadi penulis (mungkin juga dirasakan pengguna transportasi publik lainnya) selama menggunakan transportasi publik di ibukota negara ini, ada beberapa keluhan mengenai transportasi umum (baca: bis kota) di Jakarta. Beberapa keluhan itu antara lain:
1. Transportasi publik belum dapat menciptakan suasana nyaman dan aman bagi penumpangnya, masih banyaknya pengamen dan pedagang asongan plus ditambah ‘tangan-tangan nakal' yang bebas keluar masuk membuat rasa nyaman dan aman di transportasi umum menjadi berkurang,
2. Transportasi publik belum menjangkau semua daerah/minimnya transportasi publik dibeberapa zona, masih terdapat beberapa ‘blank area (area yang belum terlayani angkutan umum)', mungkin untuk wilayah Jakarta hal ini sangat minim namun hal ini terjadi di daerah-daerah pinggiran.
3. Tidak adanya jaminan ketepatan waktu sampai ditempat tujuan, inilah hal yang paling dikeluhkan pengguna transportasi publik. Di Indonesia secara umum tidak ada satu orang pun termasuk pihak Dinas Perhubungan dan bahkan sopir transportasi umum yang dapat memberikan jaminan bahwa penumpang akan mencapai tujuan tepat waktu. Seringnya transportasi publik nge-tem merupakan hal utama yang menyebabkan masalah ini terjadi.
4. Sopir transportasi publik yang sering ngebut dan ugal-ugalan, hal ini juga kerap dikeluhkan oleh penumpang transportasi publik. Alasan klasik yang diberikan karena mereka kejar setoran.
Memang di Jakarta ada Trans Jakarta (baca: busway), namun moda transportasi publik ini juga masih belum terlalu dilirik. Jumlah moda yang belum mencukupi, sering menumpuknya penumpang di jam-jam sibuk (peak hour) serta masih seringnya terjadi delay kedatangan dan keberangkatan menjadi alasan belum optimalnya moda transportasi ini di Jakarta.
Ditengah belum sempurnanya moda transportasi publik di Jakarta (bahkan di Indonesia), namun penulis tetap setia menggunakan transportasi publik. Penulis merasa, selama moda transportasi publik tersebut menjangkau tempat yang penulis tuju serta sampai dengan selamat masalah yang dikemukakan di atas dapat dikesampingkan. Ya walaupun ada perasaan cemas dan deg-degan juga selama perjalanan tapi itu menjadi kenikmatan tersendiri bagi penulis. Selain itu, dengan transportasi publik kita juga tidak perlu capek-capek konsentrasi mengendarai kendaraan pribadi serta kita dapat juga menikmati suasana di sekitar kita selama perjalanan.
Memang masih diperlukan usaha yang ekstra keras dari stakeholders terkait untuk dapat membuat transportasi publik yang aman dan nyaman serta meningkatkan citra transportasi public di mata masyarakat. Penulis telah menggunakan transportasi publik, bagaimana dengan anda?
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Note: Only a member of this blog may post a comment.